Facebook Pixel Code 9 Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Penyabar

9 Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Penyabar

9 Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Penyabar

 

Menjadi seorang ibu bukan profesi yang mudah. Di saat Bunda menginginkan segalanya berjalan dengan sempurna supaya anak mendapatkan yang terbaik, seringkali hal-hal tersebut mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan. Meraih kesempurnaan bisa dibilang mustahil dan pasti melelahkan. Apalagi di dunia ini tidak pernah ada buku panduan tentang bagaimana cara menjadi ibu yang sempurna.

Jadi alih-alih bersikeras mencari cara menjadi sosok ibu sempurna, lebih baik belajarlah menjadi ibu yang baik. Yuk, simak tipsnya di bawah ini!

Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Penyabar

Ibu yang baik hakikatnya bukan soal seberapa mampu Bunda mampu mengikuti petunjuk atau larangan tertentu untuk membesarkan si Kecil. Sebab, setiap hari adalah lembaran baru menjalani peran sebagai ibu dengan gaya pengasuhannya masing-masing.

Menjadi ibu yang baik lebih kepada kemauan untuk terus memperkaya kapasitas diri. Seperti Bunda saat ini, yang sedang mengakses artikel ini untuk membekali diri dengan informasi dan pengetahuan seputar parenting.

Lalu, bagaimana caranya menjadi ibu yang baik?

1. Stop Bandingkan Diri Sendiri dengan Ibu Lain

Melihat tetangga yang mungkin terlihat lebih “ahli” dalam mengasuh anak dan mengurus rumah, mungkin jadi membuat Bunda bertanya-tanya sendiri dalam hati, “Apa yang aku lakukan selama ini sudah maksimal?”

Jawabannya, iya, Bun! Banggalah dengan apa yang sudah Bunda lakukan selama ini dan apa yang telah si Kecil capai hingga detik ini atas dukungan serta kasih sayang Bunda. 

Jika tumbuh kembang si Kecil tidak sama dengan anak tetangga, bukan berarti keterampilan Bunda sebagai seorang ibu itu tidak bagus. 

Jangan terlalu fokus membandingkan diri sendiri dengan ibu-ibu lain karena setiap wanita punya cara dan pola pikirnya sendiri dalam membesarkan anak. Prinsip dan gaya pengasuhan mereka pun mungkin belum tentu sesuai dengan tujuan dan harapan Bunda untuk si Kecil.

Banggalah atas kenyataan bahwa Bunda telah melakukan yang terbaik menjadi seorang ibu untuk si Kecil. Jangan bandingkan hari-hari terburuk Bunda dengan segala pencapaian yang dipertontonkan ibu-ibu lain, bahkan momfluencers di media sosial sekalipun.

Baca Juga: Mengenal 12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI

2. Belajar Fleksibel

Menjadi seorang ibu adalah profesi seumur hidup yang tak kenal kata pensiun. Pahami bahwa mengasuh anak adalah komitmen seumur hidup untuk mengasuh, mengajar, merawat, membimbing, mencintai, dan mendukung pertumbuhan anak sepanjang hidupnya. 

Maka dalam prosesnya, bersikaplah baik dan lembut pada diri sendiri. Coba lihat segalanya dari sudut pandang si Kecil. Ia sebenarnya tidak peduli dengan seberapa sempurna Bunda melakukan sesuatu untuk mereka. 

Jadi, Bunda juga perlu belajar bersikap fleksibel untuk mengimbangi tingkah dan polah anak. Sikap kaku Bunda justru akan membuat si Kecil merasa terkungkung sehingga ia tidak bisa berkembang optimal sebagaimana mestinya.

Sebaliknya, si Kecil lebih mendambakan sifat cinta dan perhatian Bunda. Kehangatan Bunda adalah apa yang si Kecil butuhkan dan akan terus ingat selama bertahun-tahun yang akan datang.

Jadi ketika segalanya tampak kacau di luar kendali, penting untuk memiliki selera humor yang baik agar Bunda bisa melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Melihat sisi lucu dari suatu hal dapat mengubah situasi menjadi tidak terlalu menegangkan dan lebih mudah dikelola.

3. Sayangi Diri Sendiri

Apakah Bunda sering memprioritaskan urusan anak dan rumah hingga akhirnya jatuh sakit atau bahkan stres karena merasa kewalahan? Jika ya, ini sudah saatnya Bunda belajar meluangkan waktu untuk menjaga kesehatan mental dan fisik diri sendiri.

Menjadi ibu yang selalu ada untuk si Kecil memang sangat penting. Apalagi di minggu-minggu atau bulan-bulan awal kelahiran si Kecil. Namun ingat, Bun, Si Kecil membutuhkan Bunda yang sehat dan bahagia lahir batin, bukan sosok Bunda yang sempurna. 

Jika si Kecil sudah cukup besar dan mandiri tanpa Bunda harus selalu ada di dekatnya, cobalah bangun kembali koneksi dengan diri sendiri. Cobalah gunakan waktu luang yang ada dalam satu hari untuk me time. Misalnya dengan istirahat barang tidur tiang 10-30 menit atau melakukan hobi yang Bunda sempat sukai sebelum punya anak.

Misalnya, menjahit, nonton drakor, keliling komplek naik motor, atau bahkan sekadar berkumpul dengan teman-teman lama tanpa membawa anak.

4. Jangan Malu untuk Minta Maaf

Menjadi ibu yang baik artinya Bunda mampu menunjukkan perasaan Bunda dengan jujur. Sebab, memberi teladan tentang bagaimana caranya mengungkapkan perasaan itu adalah pelajaran penting bagi anak.

Anak-anak di usianya yang masih sangat dini belum sepenuhnya mengerti tentang situasi dan kondisi di sekitar. Jadi, si Kecil sering kali berasumsi bahwa emosi yang Bunda tunjukkan adalah kesalahan mereka. 

Ketika Bunda sedang kesal atau lelah mental karena mengalami hari yang buruk, akui perasaan itu jika memang mempengaruhi perilaku Bunda. Tapi, jangan lupa juga untuk meminta maaf pada si Kecil apabila Bunda tak sengaja kelepasan meluapkan emosi padanya.

Misalnya dengan berkata pada si Kecil “Maafin Bunda, ya, Nak, karena tadi Adik Bunda marahin tiba-tiba. Bunda bukan marah ke Adik kok, Bunda hanya sedang kesal karena tadi Bunda pecahin gelas waktu cuci piring.

Komunikasi yang hangat seperti ini tidak hanya membantu Bunda mencontohkan cara mengelola emosi yang sehat, tapi juga membantu anak memahami bahwa perilaku dan perasaan Bunda bukanlah akibat dari perbuatannya. 

Baca Juga: Trik Jitu Jawab Pertanyaan Ribet Pas Kumpul Keluarga

5. Belajar untuk Mengerti Sudut Pandang Anak

Meski sekarang si Kecil sudah mulai besar, yang namanya menghadapi anak-anak tetap saja tidak mudah. Bunda mungkin kadang merasa jengkel atau terganggu oleh rasa penasarannya terhadap lingkungan sekitar, tapi Bunda harus tetap bersabar.

Kemandirian dan pertumbuhan sering kali menimbulkan konflik—apa yang Bunda mau versus apa yang anak inginkan. Jadi, jangan cepat merasa tersinggung jika anak Bunda bertindak tidak sopan atau tidak sependapat dengan Bunda dalam percakapan. 

Cari tahu mengapa si Kecil bertindak seperti ini. Setiap kali perilaku seorang anak berubah, pasti ada alasannya. Perubahan ini mungkin lebih berkaitan dengan fase perkembangan anak yang lumrah terjadi, bukan karena Bunda.

Untuk mendorong si Kecil terbuka dan mempercayai Bunda, penting untuk membuka percakapan yang jujur ​​​​dengan si Kecil. Komunikasi yang baik sangat penting untuk mempertahankan hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak.

6. Belajar Jadi Pendengar yang Baik

Anak-anak mengkomunikasikan banyak hal melalui perilaku dan juga kata-kata. Dengarkan si Kecil ketika ia ingin mengatakan sesuatu, dan fokuskan perhatian Anda padanya.

Cobalah untuk melihat pesan yang ingin dikomunikasikan oleh si Kecil di balik perilaku atau perkataannya, dan jangan langsung dimasukkan ke hati. Bicaralah dengan mereka dan cari masalah sebenarnya yang menyebabkan perilaku tidak biasa mereka.

Bunda mungkin tidak setuju dengan tanggapan mereka, tetapi memberi anak waktu dan ruang untuk mengungkapkan pemikirannya akan sangat membantu perkembangan dan kepercayaan dirinya.

7. Dukung Minat dan Bakatnya

Setiap anak mempunyai karakter, minat dan hobi, serta bakat yang berbeda-beda. Sebagai ibu yang baik, maksimalkan segala upaya Bunda demi bantu si Kecil mencapai impian dan cita-citanya.

Dukung si Kecil mengembangkan minat apa pun yang mereka tunjukkan terhadap keterampilan dan hobi tertentu. Selalu beri tahu si Kecil bahwa Bunda bangga dengan usaha mereka, meski mereka menunjukkan minat pada hal-hal yang menurut Bunda “tidak menguntungkan bagi masa depan” (misalnya si Kecil suka melukis atau bermain musik tapi Bunda sebetulnya ingin si Kecil belajar matematika).

Pun jika si Kecil menghadapi kesulitan atau kegagalan sewaktu-waktu, terus dampingi si Kecil dan semangati mereka. Bantu si Kecil memahami bahwa kegagalan adalah bagian biasa dari kehidupan dan tidak mendefinisikan ia sebagai manusia.

8. Luangkan Waktu dengan Anak

Bun, yang sebetulnya si Kecil butuhkan adalah kehadiran Bunda di sampingnya. Bukan hadiah mainan mahal atau perayaan ulang tahun besar-besaran. 

Jadi, cobalah sering-sering luangkan waktu bersama untuk menciptakan kenangan indah yang akan diingat si Kecil selamanya. Jadikan ini prioritas setiap hari. Bahkan aktivitas sesederhana mengajak si Kecil beli es krim ke warung dekat rumah pun bisa jadi kenangan indah, karena Bunda selalu ada bersamanya. 

9. Berikan Reward pada Diri Sendiri

Menghadiahkan diri sendiri setelah mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas dapat semakin memotivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Jadi, tidak apa sekali-kali menghadiahkan diri Bunda dengan kado kecil-kecilan, seperti cake coklat, kalung cantik, atau baju baru.

Bunda juga bisa lho daftar di Klub Generasi Maju untuk mendapatkan banyak pilihan hadiah langsung yang maksimal manfaatnya, mulai dari berbagai voucher potongan harga, perlengkapan rumah tangga, sampai saldo e-wallet, hanya dengan menyelesaikan misi di setiap bulannya. 

Ingatlah bahwa tidak ada cara instan untuk menjadi ibu yang baik. Setiap hari adalah tantangan baru untuk bertumbuh bersama si Kecil. Tapi semoga dengan mengadopsi beberapa tips di atas, Bunda dapat belajar menjadi orang tua yang lebih baik, ya!

Referensi:

  1. How to be a good enough mom and let go of “perfect.” (2022, March 31). Motherly. https://www.mother.ly/parenting/how-to-be-a-good-mother/
     
  2. Lead Academy. (2022, September 20). How to be a Good Mother - Step by Step Guide. Lead Academy. https://lead-academy.org/blog/how-to-be-a-good-mother/#1_Do_not_compare_yourself_with_other_moms
     
  3. Pai, R. (2021, April 7). 21 Essential Tips To Be A Good Mother. MomJunction. https://www.momjunction.com/articles/how-to-be-a-good-mother_00723658/#how-to-be-a-good-mother-21-ways

Artikel Terpopuler