Bunda dan Ayah tentu akan melakukan yang terbaik agar si Kecil bisa bertumbuh kembang dengan maksimal. Meski demikian, penting juga untuk membekali diri dengan informasi selengkapnya mengenai apa itu keterlambatan perkembangan umum pada anak atau yang dikenal sebagai global developmental delay. Dengan memahami soal fenomena ini, Ayah Bunda dapat menentukan langkah pencegahan yang tepat agar si Kecil bisa terus berkembang optimal sesuai tahapan usianya.
Lalu, apa yang dimaksud dengan keterlambatan perkembangan umum dan apa saja tanda-tanda peringatan atau “red flag” yang harus diwaspadai? Mari simak penjelasan lengkapnya di sini, Bun.
Pengertian Keterlambatan Perkembangan Anak
Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay adalah kondisi anak yang mengalami keterlambatan signifikan dalam dua atau lebih aspek perkembangan (milestone) yang diharapkan pada usianya.
Secara umum, aspek perkembangan anak terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
-
Keterampilan motorik, yang mencakup keterampilan motorik kasar seperti duduk dan merangkak, serta keterampilan motorik halus seperti mengambil objek kecil dengan jari-jari.
-
Keterampilan bahasa, yaitu melibatkan kemampuan mengoceh, meniru ucapan, mengenali suara, dan memahami komunikasi yang dilakukan orang lain terhadap anak.
-
Keterampilan kognitif yaitu terkait dengan kemampuan anak untuk belajar hal baru, memproses informasi, mengatur pikiran, dan mengingat informasi.
-
Keterampilan sosial dan emosional, ranah ini mencakup kemampuan anak untuk memahami, merespons, dan merasakan perasaan orang lain.
Pada dasarnya, setiap anak memang memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda. Dalam mencapai setiap milestone perkembangan, masing-masing anak akan belajar dengan cara berbeda dan memiliki keunikannya sendiri. Namun secara umum, mereka mulai mempelajari keterampilan yang sama pada rentang waktu yang bersamaan. Kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan umumnya juga cukup besar.
Misal bayi yang sehat dapat merangkak pada usia 6 bulan atau 9 bulan dan keduanya normal, atau mulai berjalan sendiri di rentang umur 11-15 bulan, dan paling akhir tercapai ketika umur menginjak 18 bulan atau 1,5 tahun sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia.
Kapan Anak Dikatakan Terlambat Berkembang?
Orang tua diharapkan tidak perlu terlalu khawatir dan cemas jika perkembangan anak tertinggal atau lebih lambat sedikit dari anak lain pada umumnya.
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja. Misalnya anak belum bisa jalan di umur 1,5 tahun, tapi ia sudah lebih pandai berbicara, bisa bersosialisasi dengan mudah, dan mengerjakan tugas-tugas sederhana yang memerlukan keterampilan kognitif untuk ukuran anak di usia itu. Kasus keterlambatan skala kecil pada umumnya hanya terjadi sementara atau dalam kurun waktu tertentu dan dapat berubah seiring berjalannya waktu dengan stimulasi yang telaten.
Anak baru dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan umum ketika ia mengalami keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan sesuai usianya. Sebagai contoh, anak belum bisa bicara di umur 2 tahun (perkembangan bahasa), belum bisa berjalan (perkembangan motorik kasar), dan belum mengenal namanya sendiri atau tidak menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi (perkembangan kognitif).
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 5-10% dari anak-anak mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya, dan diperkirakan sekitar 1-3% anak berusia di bawah 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. Angka ini menunjukkan bahwa masalah keterlambatan perkembangan pada anak bukanlah hal yang jarang terjadi.
Akan tetapi, bukan berarti keterlambatan perkembangan bisa dibiarkan berlarut-larut. Jika keterlambatan terjadi secara terus-menerus atau berkembang menjadi skala besar, Bunda dan Ayah perlu membawa si Kecil ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Sebab, keterlambatan perkembangan dapat menyebabkan masalah bagi anak di kemudian hari.
Baca Juga: Masa Emas Anak untuk Pertumbuhan Optimal
Apa Penyebab Keterlambatan Perkembangan?
Pada dasarnya, ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan umum. Salah satunya adalah faktor genetik, di mana terjadi perubahan atau kelainan dalam materi genetik anak yang memengaruhi perkembangannya.
Sebagai contoh, terdapat kondisi genetik atau kelainan kromosom seperti sindrom Down yang dapat memicu keterlambatan perkembangan pada anak.
Di samping faktor genetik, lingkungan juga berperan penting sebagai penyebab utama kondisi global developmental delay, baik sebelum maupun setelah kelahiran anak.
Faktor lingkungan yang terjadi sebelum kelahiran, seperti terpapar zat beracun atau infeksi saat kehamilan, memiliki potensi untuk memengaruhi perkembangan janin dan menyebabkan kelambatan dalam proses perkembangan.
IDAI juga menunjukkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada anak, termasuk:
-
Kelahiran prematur atau bayi lahir sebelum waktunya.
-
Berat badan lahir bayi yang rendah.
-
Bayi yang mengalami penyakit serius pada awal kehidupannya.
Lingkungan setelah kelahiran seperti kurangnya stimulasi yang sesuai pada si Kecil dapat berkontribusi terhadap keterlambatan dalam perkembangan anak.
Ciri-Ciri Keterlambatan Perkembangan pada Anak
Wujud keterlambatan perkembangan pada masing-masing anak dapat berbeda, tergantung pada aspek perkembangan apa yang terpengaruh. Maka agar Bunda bisa mengenali apakah si Kecil mengalami keterlambatan perkembangan umum, segeralah ke dokter untuk dapatkan skrining DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak).
Dengan mendeteksi secara dini, Bunda akan lebih mudah menemukan akar penyebab keterlambatan perkembangan dan bisa segera mengambil langkah-langkah intervensi yang sesuai.
Berikut ini ciri-ciri anak yang mengalami keterlambatan perkembangan atau global development delay sesuai aspek keterampilannya:
1. Tanda Keterlambatan Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik halus melibatkan aktivitas-aktivitas kecil seperti memegang mainan dengan jari-jari atau menggunakan krayon. Sedangkan keterampilan motorik kasar membutuhkan gerakan yang lebih besar, seperti merangkak, berjalan, melompat, menaiki tangga, atau melempar bola.
Ciri-ciri keterlambatan perkembangan motorik pada anak termasuk hal-hal berikut:
-
Kesulitan dalam menggerakkan tangan dan kaki.
-
Tidak mampu duduk tanpa dukungan pada usia 9 bulan.
-
Tidak dapat menahan beban pada kaki pada usia 1 tahun.
-
Menunjukkan preferensi tangan tertentu sebelum mencapai usia 1 tahun.
-
Masih sering memasukkan benda ke dalam mulut pada usia 14 bulan.
-
Kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara sisi kanan dan kiri tubuh.
-
Tidak mampu merangkak pada usia 1 tahun.
-
Tidak dapat berdiri dengan dukungan pada usia 1 tahun.
-
Tidak mampu berjalan pada usia 18 bulan.
2. Tanda Keterlambatan Perkembangan Bicara dan Bahasa
Gangguan perkembangan keterampilan bahasa dan bicara (language & speech delay) merupakan salah satu keterlambatan yang paling umum terjadi.
Keterampilan bicara mengacu pada ekspresi verbal, termasuk bagaimana kata-kata dirangkai. Sedangkan kemampuan bahasa melibatkan sistem yang lebih luas dalam menyampaikan dan memahami informasi, termasuk kemampuan untuk mengerti gerakan tubuh.
Ciri-ciri anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa termasuk hal-hal berikut:
-
Tidak merespons suara keras pada usia 3 - 4 bulan.
-
Tidak mampu mengoceh pada usia 3 - 4 bulan.
-
Tidak bisa merespons suara pada usia 7 bulan.
-
Tidak mampu mengatakan kata tunggal dengan arti, seperti "Mama," pada usia 1 tahun.
-
Tidak mengerti makna kata-kata seperti "dadah" atau "tidak" pada usia 1 tahun.
-
Tidak memberikan respon ketika dipanggil dengan namanya. Biasanya, bayi pada usia 9 bulan sudah bisa memahami nama mereka dan merespon saat dipanggil.
-
Sering mengikuti ucapan orang lain setelah mencapai usia 30 bulan.
-
Tidak bisa bicara minimal 15 kata pada usia 2 tahun.
Baca Juga: Ciri Anak Terlambat Bicara yang Perlu Diwaspadai
3. Tanda Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional
Perkembangan sosial dan emosional merujuk pada proses di mana seorang anak mengembangkan pemahaman, ekspresi, dan pengelolaan emosinya. Ciri-ciri anak mengalami gangguan sosial dan emosional akan menunjukkan tanda berikut ini:
-
Tidak menunjukkan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya pada usia 3 bulan.
-
Kurang menunjukkan rasa gembira saat berada di sekitar orang lain pada usia 7 bulan.
-
Tidak menunjukkan minat dalam permainan "cilukba" pada usia 8 bulan.
-
Tidak mampu mengekspresikan berbagai ekspresi wajah pada usia 9 bulan.
-
Tidak merespons ketika dipanggil dengan nama pada usia 1 tahun.
-
Tidak memiliki kemampuan "babbling" (mengoceh).
-
Tidak dapat terlibat dalam pretend play atau bermain peran pada usia 18 bulan.
4. Tanda Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merujuk pada cara anak berpikir, proses pembelajaran, eksplorasi, ingatan, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Di bawah ini adalah beberapa tanda gangguan perkembangan kognitif pada anak yang penting untuk dikenali:
-
Tidak mampu mengidentifikasi sumber suara pada usia 6 bulan.
-
Tidak mampu mencari objek yang disembunyikan pada usia 1 tahun.
-
Tidak mampu menunjuk pada objek atau gambar yang disebutkan pada usia 1 tahun.
-
Tidak mampu memahami tentang fungsi benda-benda umum, seperti sisir, telepon, atau sendok pada usia 2 tahun.
-
Tidak mampu mengikuti instruksi sederhana pada usia 2 tahun.
Jangan lupa untuk selalu memantau tumbuh kembang bayi dari bulan ke bulan melalui Catatan Perkembangan Anak, ya!
Baca Juga: Penyebab Anak Terlambat Jalan dan Cara Stimulasinya
Cara Mencegah Keterlambatan Perkembangan Anak
Melalui berbagai terapi medis, si Kecil akan dapat terbantu untuk melakukan komunikasi, menggunakan anggota gerak tubuhnya, mengekspresikan emosi, dan menyelesaikan berbagai tugas harian hingga mencapai fungsi yang baik. Terapi bahkan dapat membantu mengejar ketertinggalan anak dengan teman seusianya.
Namun, akan selalu lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka itu, ada beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah keterlambatan perkembangan anak, antara lain:
1. Batasi Waktu Bermain Gadget
Cara paling efektif dalam belajar adalah melalui interaksi langsung dengan individu lain, bukan melalui menonton televisi atau layar gadget. Adanya komunikasi antara Bunda dan si Kecil memberikan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi, berbagi ide, dan belajar secara langsung.
Karena itulah, penting untuk mengatur batasan waktu penggunaan gadget pada anak. IDAI menyarankan bahwa anak yang berusia di atas 2 tahun sebaiknya tidak melebihi 2 jam menggunakan gadget setiap harinya. Sedangkan anak berusia 0-2 tahun disarankan untuk tidak menggunakan gadget sama sekali.
2. Baca Buku Bersama
Membaca buku bersama anak memiliki manfaat besar dalam mendukung proses pembelajaran bicara dan bahasa bagi si Kecil. Ketika Bunda membaca buku bersama anak, anak akan menyerap berbagai kata dan kalimat yang dapat mengembangkan kosakata mereka. Semakin banyak kata yang anak dengar atau baca, semakin luas pula pengetahuannya tentang kata-kata tersebut.
3. Perbanyak Bermain dengan Si Kecil
Bermain adalah salah satu cara yang efektif dalam mendukung anak untuk mengembangkan keterampilan penting. Aktivitas bermain, seperti menggunakan playdough atau plastisin, mewarnai, dan bermain susun balok, dapat membantu anak mengasah keterampilan motorik halus mereka.
Tidak hanya itu, Bunda juga bisa mengajak si Kecil bermain di taman. Banyak hal menarik yang bisa dieksplor oleh anak-anak di area bermain taman. Selain itu, bermain di taman juga memberi kesempatan bagi anak untuk melatih keterampilan sosial dan emosional melalui interaksi dengan teman-teman sebaya dan lingkungan di sekitarnya.
4. Aktif Berkomunikasi dengan Anak
Meningkatkan interaksi komunikasi dengan anak memiliki dampak positif yang signifikan, lho, Bun. Melalui berbicara dan bernyanyi, Bunda dapat membangun hubungan emosional yang kuat dengan si Kecil dan membantu stimulasi perkembangan anak terutama dalam aspek kemampuan bicara dan bahasa.
Dalam proses ini, anak akan terlibat secara aktif dalam mengasah keterampilan bahasa dan memahami komunikasi yang semakin kompleks seiring berjalannya waktu.
5. Konsultasi dengan Dokter Anak
Jangan lupa untuk rutin berkonsultasi dengan dokter anak mengenai perkembangan anak. Melalui konsultasi ini, Bunda akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kemajuan perkembangan si Kecil. Dokter akan melakukan evaluasi fisik, mengamati perkembangan motorik dan kognitif anak, serta memberikan panduan untuk mendukung perkembangan anak sesuai tahap usianya.
Demikianlah penjelasan tentang keterlambatan perkembangan umum pada anak. Perlu diingat bahwa perkembangan anak yang normal sangatlah luas. Beberapa keterlambatan mungkin bukan indikasi masalah serius, yang nantinya secara perlahan-lahan bisa dicapai oleh si Kecil.
Namun, tetap Bundalah yang paling mengenal si Kecil. Jadi apabila Bunda memiliki kekhawatiran atau kecurigaan terhadap arah perkembangannya, jangan ragu segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tindakan yang sesuai. Semoga artikel ini dapat membantu Bunda mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil, ya!
Referensi:
- IDAI | Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
- Stuart, A. (2007, September 24). Developmental Delays in Young Children. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/recognizing-developmental-delays-birth-age-2
- Clinic, C. (2023). Developmental Delay in Children: Symptoms, Causes & Outlook - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14814-developmental-delay-in-children
- Developmental delay. (2022, September 8). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/developmental-delay
- What is Global Developmental Delay? | CPL - Choice Passion Life. (2023). Cpl.org.au. https://www.cpl.org.au/resources/understanding-disability/what-is-global-developmental-delay
- What is global developmental delay? (2023). Southampton.gov.uk. https://www.southampton.gov.uk/schools-learning/send-local-offer/intro-send/send-conditions/global-developmental-delay/