Facebook Pixel Code 6 Cara Ampuh Mengatasi Diare pada Anak

6 Cara Ampuh Mengatasi Diare pada Anak

6 Cara Ampuh Mengatasi Diare pada Anak

Tahukah Bunda? Diare bisa menyerang siapa saja, lho, tak terkecuali pada si Kecil. Maka dari itu, Bunda perlu mengetahui penyebab dan cara mengatasi diare pada anak dengan tepat untuk berjaga-jaga kalau hal ini dialami si Kecil.

Terlebih, diare pada anak sangat rentan mengalami dehidrasi yang dapat membahayakan kesehatannya. Jadi, jangan sampai diare si Kecil tidak ditangani dengan tepat, ya.

Yuk, simak terus artikel berikut ini untuk mengetahui cara mengatasi diare pada anak! Namun sebelum itu, ketahui penyebab diare pada anak terlebih dahulu agar gangguan pencernaan ini bisa dihindari di kemudian hari.  

Penyebab Diare pada Anak

Diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dan konsistensi feses lebih encer dari biasanya. Ada kalanya anak yang terkena diare juga mengalami mual, muntah, demam, tidak nafsu makan, dan tubuhnya terasa lemas.

Umumnya, penyebab diare pada anak yang paling sering adalah infeksi akibat paparan bakteri, virus, dan parasit. Semuanya ini dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi, hingga kebiasaan jarang cuci tangan.

Beberapa kondisi kesehatan lain juga bisa menyebabkan diare pada anak, seperti:

  • Alergi makanan.

  • Intoleransi makanan.

  • Efek minum antibiotik.

  • Kondisi medis lain, seperti penyakit Celiac, radang usus besar, dan sindrom iritasi usus besar.

Baca Juga: Cara Mudah Mengatasi Anak Demam di Malam Hari

Cara Mengatasi Diare pada Anak

Diare ringan yang terjadi pada anak biasanya tidak berlangsung lama dan dapat ditangani di rumah. Meski demikian, memantau kondisi anak dengan saksama adalah hal yang penting untuk memastikan kondisinya tidak memburuk.

Nah, ada beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan saat si Kecil menunjukkan tanda-tanda dan gejala diare, yaitu:

1. Penuhi Kebutuhan Cairan yang Hilang

Diare pada anak sering dibarengi dengan kondisi kekurangan cairan yang dapat memicu dehidrasi. Jika tidak ditangani segera, dehidrasi dapat berlangsung berkelanjutan hingga menjadi parah dan menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

Anak yang mengalami dehidrasi ringan dan sedang akan terlihat kehausan, sebaliknya bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum. Untuk itu, cara mengatasi diare pada anak yang paling utama adalah dengan memenuhi kebutuhan cairan yang hilang, misalnya dengan minum banyak air putih. 

Memberikan anak banyak minum air putih sebanyak cairan yang hilang ketika diare dapat mengatasi atau mencegah dehidrasi yang sering terjadi pada si Kecil saat diare. 

Tak hanya itu saja, Bunda juga bisa memberikan makanan lembut atau makanan berkuah untuk anak yang sedang diare saat makan siang dan makan malam. Contohnya antara lain sop sayur, sup krim, atau sup kaldu untuk menjaga agar tubuhnya tidak kehilangan cairan. 

Memberikan air kelapa, yogurt, atau susu pertumbuhan berbahan dasar kedelai (tanpa kandungan laktosa) juga dapat menjadi pilihan cairan yang diberikan pada si Kecil saat ia sedang diare.

2. Berikan Cairan Oralit

Selain air putih, lebih baik lagi bila cairan tubuh anak yang hilang diganti dengan cairan isotonik, misalnya dengan oralit. 

Pemberian oralit bisa jadi cara mengatasi diare pada anak yang cepat. Oralit adalah obat untuk menggantikan kadar elektrolit dan cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Bunda bisa memberikannya sampai diare anak berhenti.

Tersedia dalam bentuk obat serbuk yang harus dilarutkan atau dalam bentuk cairan siap minum. Bunda dapat membelinya langsung di toko obat atau apotek. Umumnya, satu bungkus oralit dilarutkan dalam 1 gelas air matang (200cc). Jika usia anak kurang dari 1 tahun, berikan 50-100 cc tiap BAB cair, jika lebih dari 1 tahun berikan 100-200 cc.  

Bunda juga bisa membuat larutan oralit sendiri sebagai cara mengatasi diare pada anak di rumah. Caranya, cukup campurkan dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur ke dalam satu gelas air bersih yang matang.

Lalu, berikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misalkan, berat badan si Kecil adalah 10 kg, maka ia perlu cairan oralit 100 ml setiap diare. Bila si Kecil muntah setelah minum oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali.

Jika masih ragu menentukan dosis oralit pada anak, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter terlebih dulu, ya. Pemberian oralit ini juga bisa mengurangi volume feses dan mengurangi mual muntah pada anak diare, Bun. 

3. Perhatikan Asupan Makanan Si Kecil

Bunda mungkin bertanya-tanya apakah anak yang mengalami diare boleh diberikan asupan makanan padat atau tidak. Nah selama anak masih mengalami diare, Bunda tetap bisa memberikan asupan berupa makanan padat. 

Berikut adalah beberapa jenis asupan makanan padat yang bisa Bunda berikan saat anak diare. 

  • Konsumsi makanan yang mengandung garam, misalnya biskuit atau sup sayur.

  • Daging ayam, ikan, atau sapi yang sudah dimasak dengan baik.

  • Telur rebus.

  • Pisang.

  • Bubur apel. 

  • Roti, pasta, dan nasi putih.

  • Sereal.

  • Sayuran rebus, misalnya wortel, kacang hijau, jamur, dan sebagainya.

  • Camilan buatan rumah, misalnya agar-agar, es krim, biskuit, dan lain-lain

  • Kentang panggang/rebus

Pastikan seluruh jenis makanan yang disajikan telah dibersihkan dan dimasak sampai matang, ya. Dengan tips dan panduan asupan makanan saat anak diare, Bunda bisa memastikan nutrisi anak tetap terpenuhi selama diare dan segera sehat kembali.

4. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu

Cara mengatasi diare pada anak lainnya juga bisa dilakukan Bunda dengan menghindarkan si Kecil dari makanan dan minuman tertentu untuk sementara waktu hingga diare berhenti. Berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya tidak diberikan saat si Kecil mengalami diare.

  • Makanan yang digoreng (gorengan) dan makanan berminyak.

  • Makanan cepat saji serta makanan olahan, seperti nugget dan sosis.

  • Susu sapi (terutama jika semakin memperparah diare), Bunda bisa mengganti dengan susu pertumbuhan berbahan dasar kedelai.

  • Sayuran dan buah-buahan yang memicu gas, misalnya brokoli, kol, kubis, kacang-kacangan, dan jagung.

Hindari pula memberikan jus pada anak ya, Bun. Walaupun mengandung air, vitamin, dan mineral, jus cenderung memicu sakit perut sehingga dapat memperparah kondisi anak. Jus buah juga mengandung sukrosa, fruktosa, dan sorbitol yang menyebabkan peningkatan osmolalitas. 

Begitu pula dengan minuman manis atau soda, sebaiknya hindari pemberian kedua jenis minuman ini saat si Kecil sedang diare.

5. Berikan Makanan Sedikit Tapi Sering

Si Kecil kemungkinan jadi tidak nafsu makan karena mual atau juga muntah saat sedang diare, Bun. Tapi Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan. 

Jadi, Bunda bisa berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima. Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si Kecil selama diare.

Kemudian setelah kondisinya agak membaik, Bunda dapat melanjutkan memberikan makanan yang tinggi kalori agar pertumbuhan si Kecil tetap terjaga saat masa penyembuhan.

6. Berikan Obat Diare

Jika berbagai cara penanganan mandiri di atas tidak juga berhasil mengatasi diare pada anak, jangan tunda untuk periksakan si Kecil ke dokter ya, Bun.

Apalagi jika anak sudah berhari-hari mengalami diare tanpa perubahan kondisi, jangan biarkan ia tanpa pengobatan.

Dokter dapat meresepkan obat diare pada anak yang aman dan rencana perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Mengenal Gejala Difteri pada Anak, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Kapan Anak Diare Harus Dibawa ke Dokter?

Diare pada anak selalu membutuhkan pengawasan teliti dari orang tua. Karena itu, perhatikan tanda-tanda yang diperlihatkannya selama dan segera temui dokter apabila si Kecil menunjukkan gejala berikut ini.

  • Anak sangat lemas dan tidak dapat beraktivitas atau bermain seperti biasanya (tidak bisa duduk atau memalingkan kepala).

  • Mulut kering.

  • Menangis tanpa air mata.

  • Tidak pipis selama 6 jam.

  • Perdarahan saat buang air besar (BAB).

  • Demam berkepanjangan.

  • Sakit perut.

Nah, itu dia penjelasan seputar penyebab dan cara mengatasi diare pada anak yang perlu Bunda dan Ayah ketahui. Ingat ya, Bun, jangan sampai terlambat, segera bawa ia ke dokter jika menemukan tanda dehidrasi di atas sebagai cara mengatasi diare pada anak.

Semoga si Kecil cepat sembuh dan kembali sehat seperti sedia kala, ya!

Ingin menggunakan berbagai tools untuk memantau kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil? Yuk, daftar jadi anggota Klub Generasi Maju dulu. Ada berbagai penawaran dari produk-produk SGM yang menanti Bunda, lho!

Referensi tambahan:

  1. Rokom. (2017, April 3). Kenali Diare pada Anak dan Cara Pencegahannya. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-anak-dan-cara-pencegahannya/
  2. IDAI | Bagaimana Menangani Diare pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
  3. IDAI | Bagaimana Memberi Makan Anak Saat Sedang Diare. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-memberi-makan-anak-saat-sedang-diare
  4. Diarrhea (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2021). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html
  5. humas.rsugm. (2022). DIARE PADA ANAK, AYAH BUNDA HARUS BAGAIMANA ? – Rumah Sakit Akademik UGM. Ugm.ac.id. https://rsa.ugm.ac.id/id/2022/03/diare-pada-anak-ayah-bunda-harus-bagaimana/
  6. Consolini, D. M. (2022, November 2). Diarrhea in Children. Merck Manuals Professional Edition; Merck Manuals. https://www.merckmanuals.com/professional/pediatrics/symptoms-in-infants-and-children/diarrhea-in-children

Artikel Terpopuler