Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya genetik yang diwariskan orang tua, faktor luar seperti asupan nutrisi ternyata juga berperan sama pentingnya.
Akan tetapi, tahukah Bunda apa bedanya pertumbuhan dan perkembangan? Keduanya adalah hal yang berbeda, lho!
Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang dialami anak, sedangkan perkembangan lebih kepada peningkatan berbagai kemampuan fungsi tubuhnya untuk menuju kedewasaan.
Jadi sebagai contoh, anak usia 1 tahun idealnya bertambah tinggi 1 sentimeter dari bulan sebelumnya dan beratnya bertambah 3 kali lipat dari berat waktu lahir. Dari sisi kemampuan, anak 1 tahun umumnya sudah bisa berdiri sendiri dan bisa diajak berkomunikasi dua arah.
Nah, pertumbuhan dan perkembangan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Jadi, apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Anak yang tumbuh dan berkembang dengan optimal adalah harapan setiap orang tua. Namun, progres tumbuh kembang setiap anak umumnya berbeda.
Ada anak yang berat badannya cepat naik dan ada pula yang bisa bicara lebih dulu. Hal ini tak lepas dari faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Boleh jadi, anak lebih cepat belajar bicara karena terbiasa diajak berbicara dengan orang tuanya, sedangkan anak yang berat badannya cepat naik dipengaruhi genetik. Di sinilah letak tumbuh kembang anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda.
Berikut ini adalah tujuh faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak:
1. Keturunan
Gen mempengaruhi sebagian besar karakteristik fisik si Kecil. Mulai dari tinggi badan, postur tubuh, berat badan, warna mata, tekstur rambut, hingga kecerdasan dan bakat anak, semua sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Tak hanya itu. Berbagai gangguan dan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, juga dapat diturunkan kepada anak melalui gen. Itu kenapa faktor keturunan menjadi salah satu yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak Bunda.
2. Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak usia dini meliputi kondisi geografis (tempat tinggal), serta lingkungan sosial (hubungan dengan keluarga dan teman).
Sementara itu, lingkungan keluarga dan sekolah yang penuh kasih pun membuat anak lebih terampil, bahkan memiliki kepribadian baik. Hal ini memungkinkan anak menjadi unggul dalam kegiatan akademik dan kehidupan bersosial.
Sumber air dan bahan makanan yang tercemar zat-zat kimia seperti timbal, mangan, merkuri, dan pestisida dalam jumlah tinggi telah dihubungkan juga dengan risiko menghambat pertumbuhan, kelainan fisik, dan melemahkan sistem kekebalan si Kecil.
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini. Berat, panjang, dan lingkar kepala cenderung lebih besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan di sepanjang tahun pertama kehidupan anak.
Perbedaan pertumbuhan ini terkait dengan perbedaan hormon antara anak laki-laki dan perempuan. Nantinya, hormon ini jugalah yang akan memengaruhi tumbuh kembang anak di usia remaja mereka.
Itu kenapa, pertumbuhan fisik anak perempuan pada usia remaja nanti akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan remaja laki-laki.
4. Hormon
Ketika mendengar kata “hormon”, kebanyakan orang mungkin langsung terbayang hormon testosteron pada pria dan estrogen pada wanita.
Namun, anak-anak maupun orang dewasa menghasilkan banyak jenis hormon lain yang mempengaruhi setiap aspek tumbuh kembang dan kesehatan.
Misalnya, hormon pertumbuhan yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh lain. Selain itu, hormon pertumbuhan memberi tahu tubuh kita kapan harus tumbuh dan kapan harus berhenti tumbuh.
Ada pula hormon tiroid yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak, mengatur detak jantung, tekanan darah, dan energi si Kecil.
5. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sangat penting untuk mendukung perkembangan anak balita. Berolahraga sambil bermain misalnya, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak karena bisa membantu tubuhnya mendapatkan kekuatan otot dan massa tulang.
Olahraga yang tepat akan membantu si Kecil tumbuh dengan baik, membuatnya tetap sehat dan melawan penyakit dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ajak si Kecil untuk bermain selama kurang lebih 1 jam setiap hari, jika memungkinkan, bermainlah di luar ruangan. Paparan sinar matahari juga penting selama tahap awal tumbuh kembang anak usia dini.
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Anak Sehat Secara Fisik dan Psikis
6. Sosial dan ekonomi
Faktor sosial ekonomi sedikit banyak mempengaruhi tumbuh kembang anak di usia dini. Alasan terpenting di balik ini adalah kesempatan dan akses yang lebih banyak untuk mendapatkan asupan nutrisi yang lebih baik.
Faktor sosial ekonomi juga memungkinkan seorang anak mendapatkan fasilitas yang lebih baik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Misalkan saja, jam makan yang teratur, lama waktu tidur, kebersihan makanan, akses ke pelayanan kesehatan, hingga kesempatan berolahraga dan aktivitas lainnya.
7. Nutrisi
Terakhir, faktor yang tak kalah penting untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah nutrisi.
Pemenuhan nutrisi di 3 tahun awal anak dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan kemampuan belajarnya di tahun-tahun mendatang. Periode emas ini begitu spesial karena di saat inilah perkembangan sel-sel otaknya sedang berkembang pesat.
Pemenuhan nutrisi di tiga tahun pertama umur si Kecil juga menjadi pondasi untuk mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosial-emosional sepanjang masa kanak-kanak dan dewasanya nanti.
Pertumbuhan pun berhubungan langsung dengan nutrisi. Tubuh anak-anak membutuhkan energi yang cukup untuk bisa bertumbuh normal dan kebutuhan kebutuhan ini bervariasi menurut fase perkembangannya.
Sebaliknya, kekurangan gizi akan memperlambat proses pertumbuhan anak. Itu kenapa malnutrisi dan stunting disebut sebagai masalah kesehatan besar di banyak negara berkembang. Termasuk di Indonesia, Bun!
Baca Juga: Pentingnya Nutrisi untuk Optimalkan Perkembangan Otak Anak 3 Tahun ke Atas
Stimulasi untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Tak hanya memperhatikan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di atas. Bunda juga bisa memberikan stimulasi yang dapat mendukung tumbuh kembang si Kecil berjalan optimal.
Beberapa stimulasi yang dapat diberikan pada si Kecil, antara lain:
1. Stimulasi motorik
Di usia 1-3 tahun, motorik si Kecil umumnya mengalami perkembangan yang pesat. Kini ia sudah bisa berjalan, menaiki tangga, memanjat, hingga berlari. Bagaimana cara mengoptimalkan perkembangan motorik si Kecil agar ia bisa mencapai milestone ini tepat waktu?
Simulasi motorik yang dapat Bunda diberikan adalah melakukan aktivitas fisik, seperti bermain atau olahraga. Aktivitas fisik bisa meningkatkan keterampilan motorik seperti keseimbangan, ketangkasan, dan fleksibilitas. Jika bisa dilakukan di luar ruangan, tentu lebih baik agar si Kecil lebih mengenal alam sekitar.
2. Stimulasi kognitif
Mengutip Early Childhood Australia, stimulasi kognitif yang dapat diberikan untuk mengasah kemampuan berpikirnya tak lain dengan memberi melatihnya secara verbal.
Bunda bisa melakukan stimulasi ini saat bermain, sembari mengajukan beberapa pertanyaan sehingga akan memicu anak untuk berpikir dan memberikan jawaban.
Selain melatihnya untuk berpikir cepat, stimulasi ini juga akan memperkaya perbendaharaan kata si Kecil. Jika dibiasakan terus menerus, ia pun lebih mudah belajar membaca dan menghitung di masa pra sekolah.
3. Stimulasi sensori
Ada 5 stimulasi sensori (indera) yang perlu diberikan untuk mendukung tumbuh kembang anak usia dini, yaitu anak yaitu penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan peraba. Nah, Bunda perlu memberikan stimulasi tersebut melalui permainan sensori. Berikan permainan sensori yang melibatkan kelima hal tadi.
Aktivitas sensorik membantu otak si Kecil dalam memproses dan merespons informasi sensorik dengan lebih baik. Dengan mengenal beragam tekstur dalam permainan sensori yang menggunakan makanan, uniknya si Kecil juga akan lebih mudah makan terutama saat diperkenalkan dengan sayur dan buah, lho!
Baca Juga: 9 Permainan Sederhana untuk Dukung Perkembangan Otak si Kecil!
Dukung Tumbuh Kembang Anak dengan Susu Pertumbuhan
Jadi, seperti itulah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, Bun. Meski dipengaruhi hal-hal tertentu, Bunda tetap harus mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini dengan memberinya nutrisi terbaik.
Harapannya, dengan terus memenuhi kebutuhan nutrisi dan stimulasi yang tepat setiap hari si Kecil bisa tumbuh dan berkembang sesuai potensi prestasinya.
Nah, semua jenis nutrisi pada dasarnya merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Akan tetapi, berikut adalah jenis nutrisi yang paling penting untuk dipenuhi selama tiga tahun pertama anak:
-
Omega 3 & 6: Mendukung perkembangan otak.
-
Zat besi: mendukung pembentukan ingatan baru serta mengatur atensi (perhatian), emosi, pengaturan perilaku, dan suasana hati anak.
-
Kalsium: Mengoptimalkan pertumbuhan tulang, sistem saraf, dan fungsi otot.
-
Vitamin B kompleks: Mendukung kekuatan otot dan saraf, menghasilkan energi, menyehatkan sistem pencernaan, memproduksi sel darah merah, meningkatkan kekebalan tubuh.
-
Vitamin D: Meningkatkan penyerapan kalsium.
Kenapa jenis-jenis nutrisi di atas begitu penting dan bagaimana pengaruhnya untuk tumbuh kembang si Kecil? Penelitian tahun 2014 bahkan melaporkan, kekurangan gizi pada anak usia dini cenderung berisiko mempengaruhi proses berpikir, perilaku, dan produktivitas anak sepanjang usia sekolah nanti.
Perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil. Namun, masih banyak Bunda yang tidak menyadari, bahwa 90% perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.
Jadi selain memberikan stimulasi yang tepat penting juga untuk Bunda terus melanjutkan pemberian nutrisi optimal untuk mendukung perkembangan otak si Kecil yang pesat dan kesiapan belajarnya memasuki usia pra-sekolah (usia 3-5 tahun) nanti.
Oleh karenanya, pastikan si Kecil mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi sebagai berikut setiap hari:
-
Protein: daging merah, daging ayam, telur, tahu, tempe.
-
Seng (zinc): daging sapi, daging ayam, ikan sarden, dan kacang merah.
-
Zat besi: daging sapi, ikan sarden, ikan tongkol, ikan kembung, bayam, tahu, kacang kedelai.
-
Kalsium: susu pertumbuhan yang terfortifikasi, yogurt.
-
Vitamin A: keju, udang, susu pertumbuhan yang terfortifikasi.
-
Vitamin B: hati sapi, telur, daging sapi, susu pertumbuhan yang terfortifikasi.
-
Fosfor: ayam, hati ayam, sarden, nasi putih, kacang kedelai, susu pertumbuhan yang terfortifikasi.
-
Vitamin D: sarden, jamur, kuning telur, keju, susu pertumbuhan yang terfortifikasi.
Nah selain dari makanan, Bunda juga bisa bantu melengkapi kebutuhan gizi harian anak lewat pemberian susu pertumbuhan yang difortifikasi SGM Eksplor 1 Plus Pro-gress Maxx.
Susu pertumbuhan terfortifikasi SGM Eksplor 1 Plus Pro-gress Maxx menjadi satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC, yaitu kombinasi unik antara zat besi dan vitamin C dengan perbandingan 1:2 untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi penting hingga 2x lipat dan berperan penting dalam mendukung kemampuan belajar anak.
Selain itu, kombinasi zat besi dan vitamin C (IronC) juga berperan penting dalam mendukung pertumbuhan fisik & daya tahan tubuh anak.
SGM Eksplor 1 Plus Pro-gress Maxx IronC dilengkapi dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6, Tinggi Protein, Tinggi Kalsium dan nutrisi penting lainnya untuk maksimalkan tumbuh kembang anak.
Jangan lupa gabung menjadi member Klub Generasi Maju sekarang, dan bersama para ahli gali seberapa besar potensi prestasi si Kecil di sini!
Sumber:
- Practo. https://www.practo.com/healthfeed/factors-that-affect-the-growth-and-development-of-your-child-42029/post Diakses pada 26 Juli 2022.
- CMOSC. https://www.cmosc.org/the-importance-of-physical-activity-for-kids/. Diakses pada 26 Juli 2022.
- Early Childhood Australia. http://thespoke.earlychildhoodaustralia.org.au/five-ways-stimulating-play/. Diakses pada 26 Juli 2022.
- Academic. https://academic.oup.com/jn/article/146/11/2361/4630467. Diakses pada 26 Juli 2022.
- NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4676364/. Diakses pada 26 Juli 2022.
- Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/brain-food-for-kids. Diakses pada 26 Juli 2022.