Ciri-ciri anak stunting ternyata bukan hanya badan pendek, karena anak pendek belum tentu karena stunting. Yuk, simak ciri-ciri lengkapnya dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi stunting.
Ciri-Ciri Anak Stunting
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang terjadi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak. Gejala stunting umumnya baru terlihat saat anak berusia 2 tahun.
1. Badan Pendek
Anak dapat dikatakan stunting jika Z-score tinggi badannya kurang dari -2SD sampai dengan -3SD dari standar grafik pertumbuhan WHO setelah 2 kali pengukuran berturut-turut.
Untuk tahu apakah anak pendek karena stunting atau faktor genetik, tinggi badan anak yang berusia 1 tahun harus diukur setiap bulan sampai nanti usianya 2 tahun.
Jika tinggi badan anak laki-laki 1 tahun di bulan lalu hanya sekitar 67-70 cm lalu tidak bertambah di bulan ini dan berikutnya, konsultasi ke dokter untuk cek ciri-ciri stunting.
2. Berat Badan Kurang
Selain perawakan pendek dan lingkar kepala kecil, berat badan anak yang mengalami stunting seringkali jauh di bawah rata-rata berat badan ideal anak menurut Kemenkes dan WHO.
Badan anak stunting umumnya lebih kurus daripada anak lain yang sepantaran, karena berat badannya susah naik, bahkan cenderung terus turun.
Masalah berat badan ini umumnya muncul karena anak kurang gizi akibat pola makannya tidak seimbang, infeksi berulang dalam waktu lama, atau tingkat metabolismenya rendah.
Untuk tahu apakah berat dan tinggi badan anak sudah sesuai dengan usianya, Bunda bisa cek langsung di Grafik Pertumbuhan Anak secara gratis!
Baca Juga: Tinggi Badan Anak Stunting dan Bedanya dengan Anak Pendek
3. Lingkar Kepala Kecil
Cara paling efektif untuk memastikan ciri-ciri anak stunting atau tidak adalah lewat kontrol rutin di dokter karena melibatkan pengukuran lingkar kepala serta berat dan tinggi badan ideal di usianya.
Sebagai contoh, lingkar kepala anak laki-laki 1 tahun kurang dari 44,7 - 47,4 cm bisa menandakan stunting karena masalah gizi kronis menyebabkan pertumbuhan fisik lambat.
Jadi, yuk, rutin pantau pertambahan berat, tinggi, dan lingkar kepalanya setiap bulan di dokter. Bunda juga bisa amati terus pertumbuhan si Kecil di Generasi Maju Bebas Stunting.
4. Mudah Sakit
Penelitian pada tahun 2022 menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem imun yang menurun.
Alhasil, anak stunting lebih rentan terhadap penyakit infeksi kambuhan dan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi serius akibat dari infeksi.
Anak yang mengalami stunting juga cenderung tidak aktif dan mudah kecapekan setelah bermain dibandingkan anak-anak seusianya.
5. Terlambat Tumbuh Gigi
Ciri-ciri anak stunting selanjutnya adalah gigi yang terlambat tumbuh. Sampai usia 1 tahun sebetulnya masih cukup wajar jika anak belum tumbuh gigi.
Keterlambatan pertumbuhan gigi dapat dipicu oleh gangguan pada gusi atau tulang rahang. Namun jika belum ada satu pun gigi yang tumbuh di usia 18 bulan, segera konsultasikan ke dokter.
6. Anak Tampak Lebih Muda dari Umurnya
Secara kasat mata, penampilan fisik anak stunting tampak sama seperti anak-anak pada umumnya.
Namun, ketika disandingkan dengan anak lain seusianya, raut wajahnya tampak lebih muda beberapa tahun. Ini karena berat dan tinggi badan anak stunting lebih kecil daripada yang seharusnya.
Baca Juga: 7 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
7. Kemampuan Belajarnya Kurang Baik
Dampak stunting tidak hanya terlihat pada pertumbuhan fisik, tapi juga pada fungsi kognitif dan motorik anak karena perkembangan otak sangat dipengaruhi asupan gizi.
Beberapa ciri-ciri anak stunting yang bisa dilihat dari kemampuan belajarnya adalah kesulitan konsentrasi, penurunan daya ingat, ketidaktelitian, keterlambatan bicara, serta keterlambatan berpikir.
Secara umum, anak yang mengalami stunting memiliki prestasi akademik lebih rendah daripada anak lain seusianya yang tumbuh sehat.
8. Rambut Kemerahan
Kekurangan gizi kronis berkepanjangan akan menyebabkan tubuh menguraikan nutrisi yang tersimpan di dalam jaringan. Salah satunya rambut.
Oleh karena itulah, anak stunting kerap kali memiliki rambut yang berwarna kemerahan, lebih rapuh, dan lebih mudah rontok.
9. Kulit Kering
Bukan hanya rambut, kulit si Kecil juga akan menjadi bagian tubuh lain yang diuraikan nutrisinya ketika ia mengalami kekurangan gizi kronis jangka panjang.
Dengan demikian, kulit anak terlihat kering, kasar, dan tidak sehat. Kondisi kulit yang kering juga kerap dibarengi dengan timbulnya ruam dan lesi kulit.
10. Kuku Rapuh
Ciri-ciri anak stunting selanjutnya adalah memiliki kuku yang rapuh sehingga mudah patah. Biasanya hal ini ditunjukkan dengan ujung kuku yang tidak rata.
Selain rapuh, pada beberapa kasus kuku anak memiliki garis melintang berwarna putih atau mengalami perubahan warna menjadi kehitaman.
11. Memiliki Gangguan Perilaku
Malnutrisi menghambat perkembangan otak sehingga anak cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah daripada anak-anak dengan asupan gizi seimbang.
Padahal kemampuan kognitif mempengaruhi kemampuan mental anak dalam memproses stimulus yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
Ketika kemampuan mental terhambat, anak cenderung kesulitan menghadapi stimulus dengan perilaku semestinya. Salah satu perilaku yang kerap muncul adalah antisosial dan hiperaktif.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Anak Sehat Secara Fisik dan Psikis
Apakah Stunting Bisa Diperbaiki?
Sebelum usia 2 tahun, stunting masih dapat diperbaiki dengan mengoptimalkan kebutuhan gizi dari makanan bergizi seimbang serta penerapan gaya hidup bersih.
Penanganan stunting harus sedini mungkin setelah anak terdiagnosis dan sebelum berusia 2 tahun. Sebab, dampak stunting tidak dapat diperbaiki setelah anak mencapai usia 2 tahun.
Penanganan yang terlambat juga menempatkan anak pada efek jangka panjang yang dapat menurunkan kualitas hidupnya, termasuk masalah belajar.
Cara Mengatasi Stunting pada Anak
Berikut upaya yang dapat Bunda dan Ayah lakukan untuk mengatasi stunting pada anak sebelum usia 2 tahun:
- Melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin, yaitu 1 bulan sekali bagi usia 0-12 bulan dan 3 bulan sekali untuk usia 1-3 tahun.
- Memberikan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang telah ditentukan IDAI.
- Memenuhi asupan gizi seimbang, termasuk makanan tinggi protein dan zat besi yang diimbangi dengan makanan tinggi vitamin C.
- Menjaga kebersihan lingkungan.
- Menerapkan pola hidup sehat.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai usia anak.
Baca Juga: 8 Menu Kreasi PMT untuk Pencegahan Stunting yang Mudah Dibuat
Selain melakukan langkah-langkah tersebut, Bunda juga dapat bertanya langsung ke Sahabat Bunda Generasi Maju untuk dapatkan jawaban terkait pemenuhan nutrisi dan pola asuh anak. Tak perlu buat janji, lho!
Referensi tambahan:
- Clinic, C. (2022). Dry Skin (Xeroderma): Symptoms, Causes, Treatment & Prevention. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16940-dry-skin#symptoms-and-causes
- Clinic, C. (2022). Malnutrition: Definition, Causes, Symptoms & Treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22987-malnutrition
- Malnutrition at Age 3 Years and Externalizing Behavior Problems at Ages 8, 11, and 17 Years. (2020). American Journal of Psychiatry. https://ajp.psychiatryonline.org/doi/full/10.1176/appi.ajp.161.11.2005
- Nails in Nutritional Deficiencies. 2016. https://www.researchgate.net/profile/Arvind_Singh56/post/Mineral_deficiencies_in_fingernails/attachment/59d6378379197b8077994d91/AS%3A393397014679555%401470804565503/download/1.pdf
- IDAI | Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1
- Stunting – IDAI – Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2024). Idaijogja.or.id. https://www.idaijogja.or.id/stunting/
- IDAI | Mencegah Anak Berperawakan Pendek. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek