Ada 6 aspek perkembangan anak usia dini yang perlu Bunda perhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup anak di masa depan. Apa saja aspek yang dimaksud?
Apa Saja 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini?
Bunda dan Ayah perlu memahami enam aspek perkembangan anak usia dini agar dapat berkomitmen memberikan pengasuhan serta stimulasi terbaik untuk si Kecil.
Aspek perkembangan anak usia dini yang akan dicapai oleh si Kecil di usia 1-5 tahun adalah:
1. Aspek Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu dari 6 aspek perkembangan anak usia dini yang penting.
Aspek perkembangan kognitif berfokus pada kinerja otak untuk berpikir cepat, menyerap informasi, mengingat, menganalisis, dan memecahkan masalah.
Bahkan, aspek kognitif anak juga akan membantunya mengenal perbedaan pola, sebab-akibat, dan mendeskripsikan ulang banyak hal yang pernah mereka lihat.
Oleh karena itu, perkembangan aspek ini sangat erat kaitannya dengan kesiapan anak untuk masuk sekolah nanti.
2. Aspek Fisik dan Motorik
Aspek fisik dan motorik adalah segala kemampuan atau perkembangan yang berhubungan dengan tubuh, yaitu seperti:
- Tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala yang bisa menjadi indikator kesehatan dan status gizi anak.
- Motorik halus, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dan tugas sehari-hari menggunakan otot-otot halus seperti menulis, menggunting, dan menangkap bola.
- Motorik kasar adalah kemampuan tubuh untuk bergerak, berkoordinasi, dan menyeimbangkan diri menggunakan otot-otot besar, contohnya kemampuan berjalan, berlari, melompat, menendang, dan naik turun tangga.
Baca Juga: 8 Cara Mendidik Anak yang Baik agar Berpikir Cepat dan Berani
3. Aspek Sosial dan Emosional
Salah satu dari 6 aspek perkembangan anak usia dini berikutnya adalah sosial dan emosional.
Ini adalah kemampuan anak untuk mengekspresikan emosi secara sehat dan untuk berinteraksi secara positif dengan orang-orang sekitarnya.
Aspek sosial emosional juga mengajarkan si Kecil pentingnya mengemban hak dan tanggung jawab hingga disiplin menjalani aturan untuk beradaptasi dalam bermasyarakat.
Orang tua dapat membantu si Kecil mengembangkan aspek sosial-emosional anak dengan memberikan contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
4. Aspek Nilai Agama dan Moral
Agama dan moral juga termasuk salah satu dari 6 aspek perkembangan anak usia dini yang utama. Kedua hal ini berfokus menanamkan nilai dasar dan norma yang berlaku di masyarakat.
Bunda dan Ayah perlu mengenalkan nilai-nilai agama yang dianut sekaligus mengajarkannya menjalankan ibadah agar lebih memahami arah hingga tujuan mereka dengan baik sejak dini.
Mengajarkan si Kecil memahami dan menaati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat merupakan langkah awal untuk membentuk sikap dan perilaku sopan santun.
Anak pun bisa belajar bagaimana caranya berempati dengan orang lain, menolong, jujur, sopan, bertanggung jawab, menghargai orang lain, serta bersosialisasi di sekolah.
5. Aspek Komunikasi dan Bahasa
Kemampuan komunikasi si Kecil akan terus berkembang seiring bertambahnya interaksi si Kecil dengan lingkungan. Sebab saat berinteraksi dengan sekitar, kamus kosa katanya akan bertambah.
Dengan demikian si Kecil lebih lihai dalam menyampaikan perasaan, pendapat, dan keinginannya.
Pada aspek perkembangan bahasa dan komunikasi ini, si Kecil akan belajar bagaimana cara berkomunikasi yang menghasilkan timbal balik. Ia juga akan belajar untuk mengkategorikan dunia di sekitar mereka dengan kemampuan pemahaman yang ia punya.
Mungkin akan sedikit sulit, seperti contohnya si Kecil yang memahami bahwa benda bulat adalah selalu bola.
Peran Bunda dan Ayah adalah mengarahkan pemahaman si Kecil agar dapat membedakan kata yang satu dengan kata yang lain.
6. Aspek Seni
Aspek perkembangan anak usia dini yang selanjutnya adalah kesenian.
Aspek seni lebih berfokus pada imajinasi dan cara anak untuk mengomunikasikan dan mengekspresikan ide, perasaan, pengamatan, serta pengalamannya secara kreatif.
Melalui penguasaan aspek ini, si Kecil akan terdorong untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dalam memikirkan ide baru, memecahkan masalah, hingga mengekspresikan diri.
Baca Juga: Manfaatnya Perkenalkan Musik Sejak Dini pada Si Kecil
Seluruh 6 aspek perkembangan anak usia dini ini dapat dioptimalkan lewat stimulasi dan asaupan nutrisi lengkap dari makanan bergizi serta tambahan susu pertumbuhan terfortifikasi susu SGM Eksplor 1+.
SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C dalam rasio tepat untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi penting hingga 2x lipat.
Dilengkapi juga dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya untuk bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
Cara Mengoptimalkan Aspek Perkembangan Anak
Untuk mengoptimalkan 6 aspek perkembangan anak usia dini, di rumah Bunda dan Ayah perlu memberikan stimulasi yang tepat. Simak contohnya di bawah ini:
1. Stimulasi Kognitif
Bunda dan Ayah dapat melatih aspek kognitif anak dengan berbagai kegiatan seru, seperti:
- Ajak si Kecil menyusun puzzle dengan potongan besar, kemudian beralih ke puzzle yang lebih kecil ketika ia sudah terbiasa.
- Mengenalkan anak terhadap makhluk hidup lainnya seperti binatang atau tumbuhan, dan benda di sekitarnya.
- Kenalkan si Kecil dengan alat musik.
- Biasakan si Kecil membaca buku sejak dini.
- Menjelaskan elemen sebuah benda, seperti warna, ukuran, bentuk, dan kegunaannya ketika bermain atau di luar rumah.
Misalnya, “Nak, coba lihat ada truk, besar sekali ya! Warnanya kuning juga seperti baju Adik tuh!”
Baca Juga: Rekomendasi 6 Kegiatan Edukatif untuk Anak Usia 1-3 Tahun
2. Stimulasi Fisik dan Motorik
Perkembangan motorik anak sangat dipengaruhi oleh otak. Sebab otaklah yang menyetir setiap gerakan tubuh.
Semakin optimal otak anak berkembang, sistem sarafnya juga akan semakin matang untuk mengatur dan mengoordinasikan otot-otot tubuh untuk bergerak.
Berikut ini beberapa contoh aktivitas seru untuk melatih aspek fisik dan motorik anak adalah:
- Ajak si Kecil bermain menggunakan tangan, misalnya memindahkan bola dari wadah satu ke wadah yang lainnya, menyusun balok, dan membuka halaman buku ceritanya sendiri.
- Ajak si Kecil ke taman bermain dan biarkan ia mencoba perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, trampolin, dan mainan lainnya.
- Mengajak si Kecil olahraga, seperti berenang, bersepeda, atau senam aerobik untuk belajar menyeimbangkan badan dengan berdiri menggunakan satu kaki saja.
3. Stimulasi Sosial dan Emosional
Saat si Kecil berkomunikasi dengan teman sebayanya, otomatis ia akan memperluas hubungannya dengan orang lain. Ia akan belajar bersosialisasi dan mengikuti aturan-aturan etika yang ada.
Pada saat inilah si Kecil akan mengembangkan identitas dirinya dan mengembangkan emosionalnya ketika berhubungan dengan orang lain.
Berikut adalah beberapa stimulasi untuk dukung perkembangan sosial dan emosional anak:
- Ajak si Kecil menangkap ikan. Hal unik ini bisa membuat si Kecil mengenali emosi, seperti rasa kesal ketika tidak dapat menangkap ikan dan rasa senang ketika ikan berhasil ditangkap.
- Ajak si Kecil mengenal dan memahami berbagai macam ekspresi melalui gambar yang ada di buku cerita atau flash card. Kemudian minta si Kecil menirukan ekspresi tersebut.
4. Stimulasi Nilai Agama dan Moral
Stimulasi yang bisa Bunda dan Ayah berikan untuk meningkatkan nilai agama dan moral si Kecil cukup mudah.
Mulai dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk selalu bersikap baik, santun, dan hormat, seperti:
- Selalu mengucapkan terima kasih setelah mendapatkan bantuan.
- Mengucapkan kata tolong ketika meminta bantuan.
- Tidak segar meminta maaf ketika berbuat salah.
- Berbagi kue dengan tetangga.
- Memberi makan kucing liar yang lapar dan masih banyak lagi.
5. Stimulasi Komunikasi dan Bahasa
Kemampuan berkomunikasi akan sangat penting di masa depan, sebab dapat memengaruhi keberhasilan pendidikan dan karirnya.
Untuk memastikan aspek ini berkembang optimal, Bunda dan Ayah bisa mulai dengan:
- Membacakan buku cerita secara rutin.
- Bercerita tentang kegiatan sehari-hari.
- Coba permainan acak kata, ajak si Kecil untuk menggabungkan beberapa huruf menjadi sebuah kata.
- Bernyanyi bersama si Kecil.
- Bermain peran. Ajak si Kecil menirukan beberapa profesi yang pernah ia lihat. Misalnya pura-pura menjadi supir bus atau penjaja makanan keliling.
Biarkan si Kecil memilih sendiri peran yang ia mau dan membuat aturan mainnya sendiri.
Baca Juga: Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Cara Stimulasinya
6. Stimulasi Seni
Beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk merangsang aspek seni ini adalah:
- Ajak si Kecil mewarnai gambar yang sudah disiapkan. Kegiatan ini akan melatih kreativitasnya dalam memilih warna yang tepat untuk gambar tersebut.
- Biarkan si Kecil menggambar dan mencorat-coret. Ayah dan Bunda bisa mengajak si Kecil untuk mencoret kertas kosong dengan warna-warna yang beragam.
- Berikan si Kecil mainan plastisin (play dough). Biarkan ia meremas dan membentuk plastisin warna-warna sesuka hatinya menjadi bentuk-bentuk lucu.
- Ajak si Kecil bermain musik menggunakan ember, botol diisi beras, atau gitar.
Baca Juga: Pentingnya Nutrisi untuk Optimalkan Perkembangan Otak Anak
Cara Deteksi Keterlambatan Perkembangan Anak
Keseluruhan 6 aspek perkembangan anak usia dini dapat dipantau dengan rutin melakukan DDTK (Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini).
DDTK adalah serangkaian pemeriksaan klinis untuk mencari tahu apakah anak usia 1-6 tahun mengalami gangguan tumbuh-kembang atau tidak.
Melalui DDTK, Bunda dapat mengetahui beberapa jenis penyimpangan:
- Penyimpangan pertumbuhan: status gizi buruk, anak berperawakan pendek, lingkar kepala terlalu besar.
- Penyimpangan perkembangan: gangguan motorik halus, terlambat bicara.
- Penyimpangan mental emosional anak: gangguan konsentrasi, gangguan emosional, hiperaktif
Berapa kali si Kecil harus mendapatkan DDTK? Menurut IDAI, anak sebaiknya diperiksa setiap:
- 0 - 1 tahun : 1 bulan sekali
- 1 – 3 tahun : 3 bulan sekali
- 3 – 6 tahun : 6 bulan sekali
- 6 tahun ke atas : 1 tahun sekali
Semoga artikel ini membantu! Jika ingin mencari inspirasi kegiatan anak bermain dan belajar untuk mendukung tumbuh kembangnya, yuk kunjungi laman Sekolah Generasi Maju sekarang juga.
Referensi:
- Tyler, S. (2020, May 26). Chapter 13: Physical Development in Early Childhood. Pressbooks.pub; University of Arkansas Libraries. https://uark.pressbooks.pub/hbse1/chapter/physical-development-in-early-childhood_ch_13
- Sword, R. (2021, January 15). Why is Child Development So Important in Early Years? The Hub | High Speed Training; The Hub | High Speed Training. https://www.highspeedtraining.co.uk/hub/child-development-in-early-years/
- Early childhood development. (2021). Unicef.org. https://www.unicef.org/early-childhood-development
- What is Early Childhood Development? A Guide to Brain Development. (2022, March 25). Center on the Developing Child at Harvard University. https://developingchild.harvard.edu/guide/what-is-early-childhood-development-a-guide-to-the-science/
- Early Childhood Development Milestones: What You Should Know. (2020). Rasmussen University. https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/early-childhood-development/
- Developer. (2023, August 31). 7 Domains of Early Childhood Development. Edarabia.com; Edarabia. https://www.edarabia.com/7-domains-of-early-childhood-development/
- 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini | STKIP Muhammadiyah Kuningan. (2023). STKIP Muhammadiyah Kuningan. http://news.upmk.ac.id/home/post/6.aspek.perkembangan.anak.usia.dini.html
- IDAI | Pentingnya Pemantauan Tumbuh Kembang 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak. (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pemantauan-tumbuh-kembang-1000-hari-pertama-kehidupan-anak
- Admin Puskesmas. (2020, November 26). DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak). Tanjungpinangkota.go.id. https://puskesmasbatu10.tanjungpinangkota.go.id/index.php/berita/163-ddtk-deteksi-dini-tumbuh-kembang-anak#:~:text=DDTK%20adalah%20kegiatan%20%2F%20pemeriksaan%20untuk,lebih%20mudah%20dilakukan%20penanganan%20selanjutnya