Zinc atau seng (zink) adalah mineral yang memiliki peranan sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama di tiga tahun pertama usianya. Sayangnya, mineral ini tidak diproduksi oleh tubuh, Bun, jadi si Kecil harus mendapatkan asupan zinc yang cukup dari makanan sehari-hari.
Yuk, bersama-sama kupas tuntas semua manfaat zinc untuk anak dan makanan apa saja yang mengandung zink tinggi guna mengoptimalkan periode emas si Kecil!
Manfaat Zinc untuk Anak
Semakin besar usia anak, ternyata akan semakin tinggi lho kebutuhan zinc-nya! Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019, anak usia 1-3 tahun membutuhkan sekitar 3 mg zinc setiap hari, kemudian menginjak umur 4-6 tahun nanti kebutuhan zinc anak meningkat jadi 5 mg per hari.
Sangat penting untuk Bunda bisa memenuhi kebutuhan zinc harian anak berdasarkan anjuran di atas. Sebab bagi anak, zinc bermanfaat untuk:
1. Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Salah satu fungsi utama zink adalah untuk mengaktifkan sel darah putih yang bernama limfosit sel T.
Sel T ini bertanggung jawab untuk melawan dan mematikan segala jenis kuman (bakteri, virus, jamur, atau mikroorganisme berbahaya lain) yang berpotensi membahayakan kesehatan si Kecil.
Memiliki daya tahan tubuh kuat berarti anak Bunda akan lebih jarang sakit sehingga bisa bebas bermain dan belajar, serta melakukan berbagai aktivitas lain di luar rumah.
2. Mengoptimalkan Tinggi Badan
Kekurangan zinc adalah salah satu faktor risiko dari stunting pada anak di usia 2-5 tahun. Oleh karena itu, memenuhi asupan zinc setiap hari dari makanan sehat penting untuk memastikan tinggi badan anak bertumbuh optimal dan terhindar dari stunting.
Stunting tidak hanya membuat perawakan tubuh si Kecil lebih pendek daripada teman sebayanya, Bun. Salah satu konsekuensi jangka panjang dari stunting yang jarang disadari adalah kerentanan anak terhadap risiko infeksi dan penyakit tidak menular, risiko lebih tinggi terkena diabetes, dan risiko yang lebih tinggi terhadap obesitas di masa anak-anak.
3. Meningkatkan Kecerdasan Otak
Anak-anak yang memiliki stunting karena kekurangan zinc juga lebih berisiko mengalami keterlambatan perkembangan yang dapat berdampak negatif terhadap kesiapan mereka untuk belajar, baik sebelum dan selama di sekolah.
Sebab, kekurangan zinc dapat merisikokan anak mengalami gangguan pada proses perkembangan otak, terutama jika terjadi di dua tahun pertama kehidupan anak.
Usia tersebut merupakan momen kritis perkembangan sel-sel saraf di otak yang sangat mempengaruhi fungsi otak, keterampilan gerak, perhatian memori, dan kemampuan kognitif anak. Oleh karena itu, masalah gizi sangat berkaitan erat dengan rendahnya keterampilan kognitif anak di usia dini.
Secara umum, anak stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih buruk daripada anak-anak yang bertumbuh optimal. Dampak negatif ini termasuk kesulitan menyimpan memori jangka pendek, serta kurangnya minat atau perhatian anak untuk belajar hal baru dan bermain yang dapat membatasi kemampuan anak untuk mencapai potensi penuh mereka di sekolah nanti.
4. Meningkatkan Nafsu Makan
Ketika si Kecil terlihat lesu dan nafsu makannya tidak sebagus kemarin-kemarin, Bunda dapat mencari tahu apakah asupan zinc si Kecil sudah cukup?
Asupan zinc yang cukup meningkatkan nafsu makan anak karena mineral ini memberikan rangsangan pada saraf sistem organ pencernaan dan meningkatkan pergerakan usus.
Anak yang terpenuhi asupan zinc-nya cenderung memiliki daya tahan tubuh yang bagus serta nafsu makan yang baik. Oleh karena itu, tubuh mungilnya tidak perlu mengalokasikan banyak nutrisi untuk proses penyembuhan setelah sakit.
5. Mempercepat Penyembuhan Luka
Bunda pasti sudah sangat paham bahwa anak-anak di usia ini sedang aktif-aktifnya bermain. Nah, salah satu “efek samping” dari anak yang sibuk bergerak ke sana kemari adalah cedera atau luka, misalnya karena jatuh akibat berlari atau habis naik jungkat-jungkit di taman.
Di sinilah peran penting zinc untuk mempercepat penyembuhan luka pada anak. Sebab, mineral ini berperan penting dalam proses produksi kolagen dan proses meredakan stres oksidatif.
Kolagen sendiri merupakan serat protein yang memberikan kekuatan dan tekstur elastis pada kulit. Sehingga, ketika produksi kolagen maksimal, luka dapat menutup dengan lebih cepat.
6. Meringankan Gejala Diare
Diare masih menjadi penyakit yang rawan menyerang anak-anak usia dini di Indonesia. Salah satu cara yang paling mudah untuk mencegah dan mengantisipasi gejala diare pada anak adalah dengan memenuhi kebutuhan zinc-nya, lho, Bu!
Hal ini karena menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, konsumsi zinc dapat bantu mengoptimalkan penyerapan elektrolit dalam usus sehingga meminimalisir risiko keparahan diare yang dialami si Kecil.
Selain itu, zinc juga membantu memperkuat sistem imun tubuh melawan infeksi pada saluran pencernaan yang dapat memicu diare.
Pilihan Makanan yang Mengandung Zinc Tinggi
Sungguh banyak, kan, manfaat zinc untuk anak? Nah untuk bantu memenuhi kebutuhan gizi si Kecil, Bunda dapat menyajikan makanan yang mengandung zinc tinggi setiap hari. Berikut adalah beberapa makanan yang tinggi kandungan zinc:
Nama Makanan
|
Ukuran
|
Kandungan zinc
|
Tiram
|
100 gram
|
161 mg
|
Kedelai
|
100 gram
|
6,9 mg
|
Daging ayam
|
100 gram
|
4,8 mg
|
Telur
|
100 gram
|
1.3 mg
|
Susu
|
100 gram
|
0,35 mg
|
Nasi putih matang
|
½ cup
|
0,3 mg
|
Tomat cherry mentah
|
½ cup
|
0,1 mg
|
Kacang merah
|
½ cup
|
0,6 mg
|
Kacang panggang
|
1 ons
|
0,8 mg
|
Sarden instan
|
3 ons
|
1,1 mg
|
Keju cheddar
|
1,5 ons
|
1,5 mg
|
Roti gandum utuh
|
1 lembar
|
0,6 mg
|
Nah, selain dari berbagai pilihan makanan di atas, Bunda juga bisa bantu lengkapi kebutuhan zinc harian anak dengan memberikan dua gelas SGM Eksplor 1+ Pro-gress Maxx tiap pagi dan malam.
Selain tinggi zinc, SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC, yaitu kombinasi unik antara zat besi dan vitamin C dengan perbandingan 1:2 untuk bantu memaksimalkan penyerapan nutrisi penting hingga 2x lipat.
Selain itu, susu pertumbuhan SGM Eksplor 1Plus Pro-gress Maxx juga dilengkapi dengan minyak ikan tuna yang mengandung 2x DHA, omega 3, vitamin A, D, & E, serta zat besi yang lebih tinggi dibanding minyak ikan pada umumnya untuk bantu mendukung si Kecil tumbuh optimal menjadi Generasi Maju di empat aspek, yaitu daya pikir tajam, pencernaan sehat, daya tahan tubuh kuat, dan pertumbuhan yang maksimal.
Waspadai Gejala Anak Kekurangan Zinc
Zinc adalah jenis mineral yang harus didapatkan dari makanan sehari-hari. Jika anak tidak mendapatkan cukup asupan ini, si Kecil berisiko mengalami masalah defisiensi zinc yang dapat berdampak pada tumbuh kembangnya.
Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul jika anak yang kekurangan zinc:
Di sisi lain, gejala-gejala di atas dapat tampak seperti ciri penyakit atau masalah kesehatan lain yang juga umum. Jadi agar tidak salah langkah merawat anak, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter jika Bunda khawatir mengenai kondisi si Kecil, ya!
Dokter mungkin akan memberikan suplemen zinc untuk dikonsumsi dan diobservasi apakah terdapat perubahan gejala dalam waktu 72 jam.
Sangat penting bagi Bunda untuk mengikuti anjuran suplementasi zinc dari dokter, sebab kelebihan zinc juga dapat membuat anak muntah-muntah, diare, dan mengalami gangguan penyerapan zat besi.
Namun yang paling penting, tetaplah mengusahakan mencukupi kebutuhan zinc anak dari makanan sehat yang Bunda sajikan setiap hari.
Ingin mencari inspirasi seputar pemenuhan gizi anak sehari-hari sebelum ia mulai masuk sekolah? Yuk, daftarkan diri Bunda di Klub Generasi Maju untuk dapatkan akses ke banyak informasi parenting terbaru serta beragam promo menarik lain seputar susu SGM. Gratis!
Referensi:
-
Larson, Charles P, et al. “Zinc Treatment to Under-Five Children: Applications to Improve Child Survival and Reduce Burden of Disease.” Journal of Health, Population and Nutrition, vol. 26, no. 3, 22 Jan. 2009, www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2740712/, 10.3329/jhpn.v26i3.1901. Accessed 12 Dec. 2022.
-
Kasanah, Uswatun, and Siti Muawanah. “EFEKTIFITAS PEMBERIAN ZINC DALAM PENINGKATAN TINGGI BADAN (TB) ANAK STUNTING DI KABUPATEN PATI.” Coping: Community of Publishing in Nursing, vol. 8, no. 3, 31 Oct. 2020, p. 251, 10.24843/coping.2020.v08.i03.p05.
-
Arief, Handy, and Muhammad Widodo. “Peranan Stres Oksidatif Pada Proses Penyembuhan Luka.” Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/download/338/308. Accessed 12 Dec. 2022.
-
Purnama, Mohamad, et al. Hubungan Status Gizi Dengan Derajat Keparahan Pneumonia Pada Pasien Balita Rawat Inap Di Rumah Sakit Al-Ihsan. karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/viewFile/26623/pdf, 10.29313/kedokteran.v7i1.26623. Accessed 12 Dec. 2022.
-
“Zinc Deficiency.” Healthdirect.gov.au, Healthdirect Australia, 19 Sept. 2022, www.healthdirect.gov.au/zinc-deficiency. Accessed 12 Dec. 2022.
-
“Stanford Medicine Children’s Health.” Stanfordchildrens.org, 2019, www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=zinc-19-Zinc. Accessed 12 Dec. 2022.
-
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. “Manfaat Zinc.” Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 31 July 2022, yankes.kemkes.go.id/view_artikel/760/manfaat-zinc. Accessed 12 Dec. 2022.
-
“Office of Dietary Supplements - Zinc.” Nih.gov, 2016, ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/#:~:text=Sources%20of%20Zinc,-Food&text=The%20richest%20food%20sources%20of,also%20contain%20zinc%20%5B3%5D.. Accessed 12 Dec. 2022.
-
Maxfield, Luke, et al. “Zinc Deficiency.” Nih.gov, StatPearls Publishing, 12 Oct. 2022, www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493231/. Accessed 12 Dec. 2022.
-
Rabinovich D, Smadi Y. Zinc. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547698/
-
Peng‐Winkler, Y., Wessels, I., Rink, L., & Fischer, H. J. (2022). Zinc levels affect the metabolic switch of T cells by modulating glucose uptake and insulin receptor signaling. Molecular Nutrition & Food Research, 66(9), 2100944. https://doi.org/10.1002/mnfr.202100944
-
Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/zinc#deficiency. Diakses pada 13 Desember 2022.
-
Abdollahi, S., Toupchian, O., Jayedi, A., Meyre, D., Tam, V., & Soltani, S. (2020). Zinc Supplementation and Body Weight: A Systematic Review and Dose-Response Meta-analysis of Randomized Controlled Trials. Advances in nutrition (Bethesda, Md.), 11(2), 398–411. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2161831322002642
-
Brion, L. P., Heyne, R., & Lair, C. S. (2020). Role of zinc in neonatal growth and brain growth: Review and scoping review. Pediatric Research, 89(7), 1627–1640. https://doi.org/10.1038/s41390-020-01181-z
-
Rerksuppaphol, S., & Rerksuppaphol, L. (2018). Zinc supplementation enhances linear growth in school-aged children: A randomized controlled trial. Pediatric reports, 9(4), 7294. https://doi.org/10.4081/pr.2017.7294