Facebook Pixel Code Cegah Gangguan Motorik pada si Kecil dengan Zat Besi!

Cegah Gangguan Motorik pada si Kecil dengan Zat Besi!

Cegah Gangguan Motorik pada si Kecil dengan Zat Besi!

 

Si Kecil berada dalam periode emas proses tumbuh kembangnya ketika berusia 1-5 tahun. Pertumbuhan dasar ini akan memberi pengaruh dan menjadi penentu perkembangan si Kecil selanjutnya. Pada masa tersebut, kemampuan motorik baik kasar dan halus, serta sensorik si Kecil mengalami kemajuan karena terjadi perkembangan jaringan saraf dan sel otak. Dampaknya berlangsung pada kinerja otak si Kecil, misalnya kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf sampai bersosialisasi. 

Ada banyak faktor penentu kualitas tumbuh kembang si Kecil seperti nutrisi, lingkungan, psikologis hingga stimulasi. Terkait nutrisi, salah satu asupan yang penting bagi si Kecil yaitu zat besi. Mikronutrien ini berperan penting dalam tumbuh kembang yang optimal karena berfungsi mendukung penyebaran oksigen ke seluruh tubuh dan perkembangan sistem saraf. 

Jika si Kecil mengalami kekurangan zat besi, ada banyak dampak yang mungkin terjadi seiring waktu. Kekurangan zat besi bisa berpengaruh negatif pada kecerdasan, perilaku, pertumbuhan fisik hingga gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik si Kecil. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesa (IDAI), tanda bahaya perkembangan motorik seperti gerakan tidak seimbang antara anggota tubuh kiri dan kanan, gangguan refleks tubuh, gerakan tidak terkontrol, serta perhatian penglihatan yang tidak konsisten. Tanda bahaya perkembangan lainnya seperti perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara dan bunyi.  

Bunda bisa melihat si Kecil yang mengalami kekurangan zat besi dari beberapa gejala umum. Misalnya saja ia menjadi pucat, lemah, berat badan tidak begitu naik, tidak ada nafsu makan, mudah marah, dan tidak aktif bergerak. Gejala paling berat yaitu pica atau keinginan konsumsi benda tidak layak makan seperti cat, kapur, pasir, dan kotoran.

Untuk mencegah berbagai dampak anak kurang zat besi, Bunda perlu memerhatikan asupan zat besi si Kecil dari makanan. Kebutuhan zat besi untuk anak 1-3 tahun sebesar 7 mg per hari dan ketika usianya 4-6 tahun menjadi 10 mg per hari. Asupan zat besi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu zat besi dari hewani (heme) dan nabati (non-heme). Pilihan zat besi heme seperti daging sapi, ayam, ikan, telur dan seafood. Sementara itu, zat besi non-heme pilihannya berupa kedelai, bayam, brokoli dan tahu. Perlu Bunda ketahui bahwa penyerapan zat besi heme lebih baik dibandingkan non-heme. 

Bunda juga perlu melengkapi asupan zat besi si Kecil dengan makanan tinggi vitamin C zat besi anak. Hal ini disebabkan karena vitamin C mampu meningkatkan penyerapan zat besi dalam saluran cerna. Penyerapan zat besi non-heme juga akan semakin baik bila ada dukungan vitamin C. Setiap hari Bunda bisa memberikan si Kecil sumber vitamin C seperti jeruk, stroberi, brokoli dan paprika. Bunda bisa memberikan si Kecil yang berusia diatas 1 tahun susu pertumbuhan yang sudah terfortifikasi zat besi dan vitamin C.

Cara lainnya untuk meningkatkan penyerapan zat besi si Kecil adalah tidak mengonsumsi teh dan minuman bersoda saat makan utama. Kedua minuman ini mengandung zat yang mengambat penyerapan zat besi dalam makanan. Jadi sebaiknya konsumsi 2 jam setelah makan utama. 

Bila Bunda melihat si Kecil menunjukkan gejala kekurangan zat besi meski sudah menjalani semua pencegahan tersebut, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter ya Bun. Mulai sekarang, yuk Bunda cegah si Kecil kekurangan zat besi untuk perkembangan motorik dan sensorik si Kecil yang optimal! Untuk cek potensi kekurangan zat besi pada si Kecil, Bunda bisa mengunjungi https://www.generasimaju.co.id/tools/ironc.

 

Sumber:

  1. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/chronic/Pages/Anemia-and-Your-Child.aspx. Accessed Jan 22, 2021.
  2. https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/i/iron-deficiency-anemia-in-children.html. Accessed Jan 22, 2021.
  3. https://www.caringforkids.cps.ca/handouts/pregnancy-and-babies/iron_needs_of_babies_and_children.  Accessed Jan 22, 2021.
  4. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/. Accessed Jan 22, 2021.
  5. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak. Accessed Jan 22, 2021.
  6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. 2016. (PDF File)

Artikel Terpopuler