Zat besi adalah salah satu gizi yang penting untuk tumbuh kembang anak di tahun pertamanya. Sayangnya, 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun berpotensi kekurangan zat besi. Padahal, kekurangan zat besi dapat berdampak negatif ke fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan motorik anak. Oleh karena itu, anak harus dibiasakan makan makanan yang mengandung zat besi sejak kecil.
Untungnya, kandungan zat besi bisa ditemui dalam banyak makanan yang ada di sekitar kita. Lalu, apa saja rekomendasi makanan tinggi zat besi yang bisa Bunda berikan pada si Kecil? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!
Kenapa Zat Besi Penting untuk Anak?
Zat besi dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, protein khusus dalam sel darah merah yang berfungsi mengantarkan oksigen serta nutrisi ke seluruh tubuh.
Selain itu, zat besi juga memiliki fungsi penting dalam pembentukan selubung yang membungkus jaringan saraf otak (mielin) dan zat kimia yang berperan sebagai penghantar pesan dari otak ke jaringan tubuh (neutrotransmitter).
Tanpa adanya selubung saraf mielin dan neurotransmitter, serabut saraf otak tidak bisa saling terhubung untuk membentuk cabang baru. Padahal, semakin banyak dan semakin kuat percabangan saraf dalam otak membantu meningkatkan keterampilan kognitif anak, yang meliputi kemampuan berpikir, belajar, mengingat, dan memahami hal di sekitarnya.
Di sisi lain, zat besi juga berperan penting untuk bantu mencegah dua masalah kesehatan umum pada anak yang terkait asupan gizi, yaitu anemia defisiensi besi dan stunting.
Lalu, berapa banyak zat besi yang dibutuhkan oleh anak? Asupan zat besi harian yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk anak usia 1-3 tahun adalah 7 mg per hari.
Daftar Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi untuk Anak
Tubuh manusia tidak bisa memproduksi zat besinya sendiri sehingga harus didapatkan dari makanan. Nah, zat besi dari makanan itu sendiri terbagi dalam dua jenis, yaitu zat besi heme yang berasal dari produk hewani dan besi non-heme yang terkandung dalam produk nabati.
Berikut adalah beberapa rekomendasi makanan mengandung zat besi tinggi yang bisa Bunda berikan untuk anak:
1. Daging Sapi dan Kambing
Daging merah (seperti daging sapi dan kambing) adalah salah satu sumber makanan dengan kandungan zat besi heme paling tinggi. Semakin merah warna dagingnya, semakin tinggi zat besinya. Jeroan seperti hati sapi dan hati kambing, kambing, juga kaya akan zat besi.
Dalam ¼ ons (28 gram) daging sapi cincang terkandung 0,8 mg zat besi, sedangkan per 28 gram hati sapi (½ potong) dapat mengandung 1,7 mg zat besi heme.
Sebagai informasi, Bun, zat besi heme adalah bentuk zat besi yang paling mudah diserap oleh tubuh. Hingga 30% zat besi heme dari makanan dapat diserap dan langsung digunakan tubuh.
Makan daging umumnya dapat lebih efektif meningkatkan kadar zat besi daripada makanan yang mengandung zat besi non-heme saja.
2. Ayam
Daging ayam memang menjadi salah satu sumber zat besi yang baik dan mudah didapat untuk anak. Namun ternyata, tidak semua bagian ayam mengandung kadar zat besi yang sama, lho, Bun!
Sebagai contoh, satu porsi (3,5 ons atau 100 gram) dada ayam dapat mengandung sekitar 1 mg zat besi masing-masing per porsi atau kira-kira 6 persen dari kebutuhan harian, sedangkan daging paha memiliki sekitar 7 mg zat besi dalam berat yang sama.
Sementara itu, bagian ayam yang paling tinggi kandungan zat besi heme-nya adalah macam-macam jeroan seperti hati, ampela, ginjal, dan jantung ayam. Sebagai gambaran, dalam ½ potong hati ayam (28 gram) bisa terkandung hingga 3,6 gram zat besi.
3. Ikan Laut
Ikan laut adalah makanan sumber protein dan asam lemak esensial seperti omega-3 yang juga mengandung zat besi dalam kadar tinggi.
Sebagai contoh, dalam 100 gram porsi ikan mackerel terdapat sekitar 1,63 mg zat besi dan per 100 gram ikan tuna terdapat 1,02 mg zat besi. Ikan laut lain yang juga tak kalah populer, yaitu salmon, menyediakan 0,25 mg zat besi dalam 100 gram porsinya.
4. Telur Ayam
Seperti ikan, telur juga sumber protein dan zat besi yang baik dan sangat mudah didapatkan untuk anak. Nah, kandungan zat besi dalam telur paling banyak ada di bagian kuningnya, Bun.
Akan tetapi, penelitian dari menemukan bahwa zat besi dari putih telur secara khusus lebih bermanfaat untuk pemulihan kondisi anak yang sudah memiliki anemia kekurangan zat besi, sedangkan protein kuning telur justru menunda pemulihan. Ini karena selain mengandung zat besi, putih telur juga mengandung zat yang bernama ovalbumin.
Jadi, untuk sekadar memenuhi atau meningkatkan kebutuhan zat besi harian anak, Bunda bisa memberikan telur utuh (ada kuning dan putih telurnya). Namun jika anak Bunda memiliki anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya hindari dulu memberikan makanan yang mengandung kuning telur sampai si Kecil benar-benar pulih.
5. Udang dan Kerang
Mungkin banyak ibu yang belum tahu bahwa udang, tiram, kerang-kerangan, sotong, hingga kepiting serta rajungan termasuk sumber makanan laut yang tinggi zat besi.
Semua keluarga kerang mengandung zat besi yang tinggi, tetapi kerang, tiram, dan remis (seperti kerang darah dan kerang hijau) merupakan sumber yang paling baik. Sebagai gambaran, satu porsi kerang darah seberat 3,5 ons (100 gram) dapat mengandung hingga 3 mg zat besi.
6. Sayuran Berdaun Hijau Gelap
Sayuran berdaun hijau tua, seperti bayam, brokoli, dan kangkung adalah sumber makanan yang mengandung zat besi non-heme dalam jumlah tinggi.
Per 1 porsi (100 gram) bayam yang telah dimasak terdapat zat besi sebanyak 8,3 mg sedangkan kangkung yang dimasak dalam porsi sama bisa mengandung sekitar 1,37 mg zat besi. Dalam 100 gram brokoli, setidaknya terdapat hampir sekitar 1 mg zat besi.
Nah, tapi tahukah Bunda bahwa di antara semua jenis sayuran berdaun hijau gelap, daun kelor-lah yang memiliki kandungan zat besi paling mudah dan cepat diserap tubuh?
Jadi, yuk coba sesekali tambahkan daun kelor ke dalam menu makan sehari-hari anak. Daun kelor bisa diolah menjadi sayur bening, bobor daun kelor, tumisan, atau dimasukkan sebagai isian bakwan.
7. Kacang-kacangan
Kacang kedelai (termasuk tahu dan tepe), kacang merah, kacang polong, edamame (kacang kedelai Jepang), kuaci biji labu adalah beberapa contoh keluarga kacang-kacangan yang tinggi zat besi.
Namun sebagai catatan, Bun, bahwa menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) zat besi non-heme dari sumber nabati seperti kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau gelap hanya dapat diserap sebanyak 3-8% saja.
Jadi, Pastikan Bunda mengombinasikan menu harian anak dengan makanan yang mengandung zat besi non-heme dan zat besi hewani minimal 2 kali dalam sehari.
Tips untuk Mengoptimalkan Penyerapan Zat Besi Anak
Selain memberikan makanan yang mengandung zat besi tinggi minimal 2 kali sehari, Bunda dapat membantu memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh anak lewat beberapa tips ini:
1. Berikan Makanan Tinggi Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati hingga 2 kali lipat, jadi ada lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna anak. Makanan yang tinggi vitamin C tinggi bisa Bunda peroleh dari buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya.
Jadi, sambil memberikan anak lauk sayur mayur seperti cah kangkung sapi atau tumis brokoli daging sapi, pastikan juga menambahkan sayuran seperti tomat dan paprika serta berikan juga minuman tinggi vitamin C seperti jus jeruk asli atau semangkuk buah-buahan segar yang mengandung vitamin C, seperti stroberi, mangga, kiwi, pepaya, dan jambu merah sebagai dessert.
2. Dukung dengan Makanan Terfortifikasi
Bunda mungkin juga perlu bantu memenuhi kebutuhan zat besi anak dari makanan atau minuman terfortifikasi, yang dalam proses pengolahannya sengaja ditambahkan kandungan zat besi untuk memaksimalkan kebutuhan sehari-hari.
Beberapa contohnya adalah produk roti, sereal gandum, jus jeruk, atau susu pertumbuhan yang memiliki label “terfortifikasi zat besi”. Sebuah studi terhadap anak usia 1-3 tahun di Eropa mengungkap bahwa anak yang mengonsumsi susu pertumbuhan yang telah difortifikasi, berisiko lebih rendah mengalami kekurangan zat besi dibanding anak yang mengonsumsi susu sapi biasa.
Nah untuk anak usia 1 tahun ke atas, Bunda juga bisa melengkapi asupan zat besinya dengan memberikan SGM Eksplor 1+.
Susu SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat. Dilengkapi dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya, bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
3. Pastikan Anak Cukup Minum Air Putih
Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dari makanan sehari-hari, anak juga perlu minum yang cukup. Akan tetapi, jenis minumannya tidak boleh sembarangan. Jadi, Bunda disarankan untuk tidak memberikan si Kecil minum susu sapi atau teh saat ia sedang makan makanan yang mengandung zat besi.
Kandungan kalsium dalam susu dan tanin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi berbarengan di waktu makan utama anak.
Jadi, sebaiknya berikan si Kecil hanya minum air putih atau minuman tinggi vitamin C saat makan, ya. Asupan air putih yang mencukupi, minimal 2 liter per hari, diketahui dapat membantu pembentukan hemoglobin dari zat besi yang berhasil diserap tubuh.
Jika anak tidak begitu suka minum air putih, coba kreasikan dengan menambahkan irisan buah lemon atau jeruk. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, vitamin C yang terkandung dalam buah jeruk telah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dan menyimpannya dalam bentuk yang lebih mudah digunakan tubuh.
Sekarang Bunda sudah tahu, kan, mau masak apa hari ini untuk bantu penuhi kebutuhan zat besi si Kecil? Semoga artikel ini makin menambah wawasan Bunda dalam menemani tumbuh kembang si Kecil menjelang usia sekolahnya, ya!
Bunda juga bisa bergabung di Klub Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai artikel terbaru seputar tumbuh kembang dan pemenuhan gizi anak, serta promo menarik susu SGM yang sayang jika terlewatkan. Daftar gratis, sekarang!
Referensi:
- Iron-Rich Foods. (2023). Redcrossblood.org. https://www.redcrossblood.org/donate-blood/blood-donation-process/before-during-after/iron-blood-donation/iron-rich-foods.html
- fenneld. (2020, November 4). How to Add Foods That Are High in Iron to Your Diet. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/how-to-add-more-iron-to-your-diet/
- Amagloh, F., Atuna, R., McBride, R., Carey, E., & Christides, T. (2017). Nutrient and Total Polyphenol Contents of Dark Green Leafy Vegetables, and Estimation of Their Iron Bioaccessibility Using the In Vitro Digestion/Caco-2 Cell Model. Foods, 6(7), 54. https://doi.org/10.3390/foods6070054
- Franziska Spritzler. (2020, January 27). 12 Healthy Foods That Are High in Iron. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/healthy-iron-rich-foods
- What Kind of Seafood Is High in Iron? (2018). Healthy Eating | SF Gate. https://healthyeating.sfgate.com/kind-seafood-high-iron-2896.html
- Kobayashi, Y., Wakasugi, E., Yasui, R., Kuwahata, M., & Kido, Y. (2015). Egg Yolk Protein Delays Recovery while Ovalbumin Is Useful in Recovery from Iron Deficiency Anemia. Nutrients, 7(6), 4792–4803. https://doi.org/10.3390/nu7064792
- Is Chicken a Source of Iron? (2018). Healthy Eating | SF Gate. https://healthyeating.sfgate.com/chicken-source-iron-4824.html
- Foods high in iron. (2022, June 27). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/foods-high-in-iron
- IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
- IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/182/anemia-defisiensi-besi-pada-anak. Diakses pada 17 Januari 2023.