Facebook Pixel Code Anak Demam Naik Turun: Penyebab dan Kapan Sembuhnya?

Anak Demam Naik Turun: Penyebab dan Kapan Sembuhnya?

Anak Demam Naik Turun: Penyebab dan Kapan Sembuhnya?

 

Anak demam naik turun sering kali terjadi. Meski cenderung tidak berbahaya, pasti membuat Bunda cemas. Untuk itu, cari tahu penyebab dan cara tepat mengatasinya dalam artikel ini!

Penyebab Demam Anak Naik Turun

Demam anak naik turun sebetulnya merupakan cara alami tubuh dalam melawan infeksi virus dan bakteri pada tubuh. Berikut beberapa hal yang menyebabkan anak demam naik turun:

1. Pasca Imunisasi

Salah satu penyebab demam anak naik turun bisa terjadi karena pasca imunisasi. 

Demam karena imunisasi muncul sebagai mekanisme tubuh membentuk sistem kekebalan tubuh baru. Ini berarti, vaksin yang disuntikkan ke tubuh anak mulai bekerja dan membentuk antibodi.

Demam setelah imunisasi umumnya muncul 24 jam ketika vaksin disuntikkan ke tubuh, serta terjadi sekitar 2-3 hari lamanya.

2. Demam Tifoid (Tipes)

Anak demam naik turun sering kali dikaitkan dengan penyakit demam tifoid (tipes). Tipes dapat disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi

Anak yang tipes biasanya akan mengalami demam tinggi naik-turun. Demam bisa turun di pagi hari kemudian naik lagi di sore hari. 

Selain demam, anak yang mengalami tipes akan mengalami mual, muntah, mencret, hingga sembelit atau sulit buang air besar, hingga tidak nafsu makan. 

3. Infeksi Virus

Kebanyakan demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus seperti pilek, batuk, flu, dan gastroenteritis. 

Kondisi ini memang dapat membuat anak demam naik turun setiap beberapa jam sekali. Namun, Bunda tak perlu khawatir sebab tubuhnya secara alami akan melawan infeksi virus. 

Baca Juga: Penularan TBC pada Anak dan Cara Pencegahannya

4. Infeksi Bakteri

Demam anak naik turun juga bisa karena infeksi bakteri. Misalnya infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga, atau pneumonia. 

Anak yang demamnya naik turun akan berangsur normal apabila infeksi bakteri sudah sembuh. 

5. Demam Berdarah (DBD)

Penyebab anak demam naik turun berikutnya adalah demam berdarah (DBD). Gejala demam tinggi bisa berlangsung selama 2-7 hari, ini bisa naik turun setiap beberapa jam.

DBD pada anak juga dapat mengakibatkan nyeri kepala hebat, lemas, ruam kemerahan, sulit makan dan minum, mual, mimisan, hingga BAB berwarna hitam. 

6. Malaria

Pada malaria, demam naik turun merupakan gejala utama. 

Selain demam, penyakit malaria juga menimbulkan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. 

Berapa Lama Biasanya Demam pada Anak?

Demam pada anak menandakan tubuhnya sedang “berjuang” melawan infeksi. Kondisi ini wajar terjadi sebagai bentuk pertahanan tubuh alami.

Meski begitu, umumnya demam akan berlangsung 3-4 hari. Bunda sebaiknya waspada dan segera bawa ke dokter jika demam terjadi berlangsung terus-menerus, disertai frekuensi napas yang cepat. 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Demam Naik Turun?

Jika anak demam naik turun tapi tetap aktif, Bunda sebenarnya tak perlu terlalu khawatir. Bila demam naik turun terus selama beberapa hari, coba lakukan hal-hal ini:

1. Kompres dengan Air Hangat

Menempelkan kompres hangat di dahi, ketiak, dan area paha dalam si Kecil dapat efektif menurunkan demam yang naik turun terus. 

Hindari menggunakan kompres air dingin untuk menurunkan demam anak. Sebab, langkah ini justru dapat menyebabkan pembuluh darah mengecil sehingga meningkatkan suhu tubuhnya. 

2. Mandikan Air Hangat

Selain mengompresnya, Bunda bisa memandikan si Kecil dengan air hangat suam-suam kuku. Apabila ia tidak mau mandi, tak perlu khawatir.

Cukup bersihkan tubuhnya dengan handuk waslap. Kemudian, gosokkan perlahan ke tubuh anak sebagai cara mengatasi demam yang naik turun. 

3. Pastikan Istirahat Cukup

Pastikan anak istirahat atau tidur yang cukup supaya demamnya benar-benar turun. 

Buat lingkungan di sekitar anak cukup sejuk dan ventilasi udara cukup baik. Hindari terlalu banyak menutup pintu dan jendela agar udara bisa mengalir dengan baik. 

Baca Juga: Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Anak Demam

4. Pakaikan Baju Tipis

Memakaikan anak pakaian tebal justru dapat membuat suhu tubuh anak semakin tinggi. 

Jadi jika anak demam naik turun tapi tetap aktif, minta ia kenakan pakaian tipis yang menyerap keringat.

Ketika ia merasa kedinginan karena berkeringat, tawarkan satu lapis pakaian hangat yang tipis. Bunda bisa lepaskan baju lapisnya ketika si Kecil kembali merasa gerah.

5. Terus Berikan Minum

Bunda perlu terus berikan air minum agar si Kecil tidak dehidrasi karena demamnya naik turun terus. Demam dapat membuat cairan tubuh si Kecil berkurang dengan cepat melalui keringat.

Berikanlah air putih, sup sayur hangat, ataupun jus buah-buahan sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang. Bunda juga dapat tawarkan minum susu SGM Eksplor 1+.

SGM Eksplor satu-satunya susu pertumbuhan terfortifikasi dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk maksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat agar si Kecil tumbuh maksimal.

Namun, perlu diingat bahwa pemberian susu saat si Kecil sedang minum obat, perlu dijeda karena kalsium pada susu dapat menghambat khasiat obat, sehingga infeksi penyakit sulit sembuh. 

6. Berikan Obat Penurun Demam

Bila suhunya tak kunjung stabil, Bunda bisa memberikan obat penurun demam seperti ibuprofen, sesuai dengan aturan dosis pemakaiannya. 

Hindari memberikan obat penurun demam pada anak di bawah usia 6 bulan ya, Bun. Begitu pula memberikan obat aspirin pada anak tanpa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. 

Baca Juga: Tanda Penyakit Campak akan Sembuh pada Anak

Kapan Harus ke Dokter ketika Anak Demam?

Bunda perlu waspada apabila anak demam naik turun disertai tanda-tanda berikut ini:

  • Demam naik turun >5 hari. 
  • Anak menolak untuk makan dan minum. 
  • Anak mengalami diare atau muntah secara berulang. 
  • Anak memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi
  • Anak mengalami ruam.
  • Anak mengeluh nyeri saat pipis. 

Segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan diagnosis serta perawatan yang tepat. 

Bunda juga bisa bertanya ke Sahabat Bunda Generasi Maju jika masih punya pertanyaan atau kekhawatiran soal kondisi si Kecil, yang siap selama 24/7 tanpa perlu janjian terlebih dahulu.

Referensi:

  1. Fever (High Temperature) In Kids (for Parents). (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/fever.html
  2. Fever in babies and kids: Causes, treatment, and when to worry. (2023). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/fever-and-your-baby-or-child_84#what-to-do-if-your-baby-or-child-has-a-fever
  3. Villines, Z. (2019, March 9). What to know about fever in babies. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324660#care-tips
  4. IDAI | Mengenal Demam Tifoid. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/mengenal-demam-tifoid
  5. What is a fever? (n.d.). https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0016/434320/ed-child_fever.pdf
  6. Aarohi Achwal. (2018, June 26). Fever After Vaccination: Causes & How to Deal with It? FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/fever-after-vaccination-in-babies/
  7. Fever in babies and children. (2024, April 7). Aboutkidshealth.ca; AboutKidsHealth. https://www.aboutkidshealth.ca/fever
  8. Demam Berdarah Dengue. (2022). Kemkes.go.id. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue
  9. BUKU SAKU TATA LAKSANA KASUS MALARIA 614.53 2 Ind m. (n.d.). https://malaria.kemkes.go.id/sites/default/files/2024-02/X_Cetak%20Buku%20Saku%20talak%20Des%202023F.pdf
  10. Clinic, C. (2023, September). Fever Symptoms & Causes: What Is Considered a Fever? Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/10880-fever

Artikel Terpopuler