Ciri anak kekurangan zat besi dapat sangat terlihat jelas tidak hanya pada fisik dan kesehatannya, tapi juga tumbuh kembang si Kecil. Sebab, zat besi sangat penting untuk tumbuh kembang anak di usia dini. Anak-anak dengan kondisi ini berisiko lebih tinggi terkena infeksi, anemia, dan bahkan berisiko mengalami stunting.
Lalu, bagaimana cara mengetahui anak kurang zat besi? Yuk, Bun, cari tahu ciri kekurangan zat besi pada anak dan cara menanganinya di artikel ini!
Ciri-Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Seringnya, kekurangan zat besi pada anak di tahap awal tidak menunjukkan ciri-ciri yang khas. Gejala awal kekurangan zat besi pada anak juga cukup sulit untuk dideteksi karena berbagai cirinya dapat disalahpahami sebagai gangguan kesehatan lain yang sama-sama umum.
Makanya, tidak jarang kasus defisiensi berat baru diketahui saat sudah ada komplikasi, yang biasanya berupa anemia defisiensi besi. Ketika asupan zat besi anak semakin tidak mencukupi kebutuhannya, barulah tanda-tanda defisiensi besi akan terlihat sangat jelas.
Memangnya, berapa kebutuhan zat besi pada anak? Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari, dan meningkat menjadi 10 mg zat besi per hari di usia 4-6 tahun. Pada umumnya pun kebutuhan zat besi anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, ciri anak kekurangan zat besi yang paling umum adalah:
-
Kulit wajah dan bibir pucat, yang berlangsung lama (kronis).
-
Lemas, lesu, atau mudah lelah.
-
Mudah marah, murung, atau cepat rewel.
-
Nafsu makan berkurang.
-
Perhatiannya mudah teralih, sulit konsentrasi saat belajar.
-
Tidak semangat bermain, cepat lelah bila sedang bermain.
-
Sering mengeluhkan pusing atau sakit kepala.
-
Sering merasa dadanya berdebar-debar.
-
Anak gampang sakit atau mudah tertular infeksi karena daya tahan tubuhnya menurun.
-
Lidah sakit atau bengkak.
Pada kasus gejala yang sangat berat, anak bisa menunjukkan kecenderungan pica. Pica adalah gangguan makan yang menyebabkan anak suka makan makanan nol nutrisi (seperti es batu) atau mengunyah benda yang bukan makanan, seperti kertas, kapur, tanah, pasta gigi, dan lainnya.
Bunda dapat memastikan ciri anak kekurangan zat besi di atas mengarah ke kondisi anemia dengan tes darah sederhana saat kontrol rutin ke dokter. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur jumlah zat besi dalam tubuh anak Anda. Sebab, defisiensi besi umum terjadi pada anak-anak tapi bisa tidak menunjukkan gejala.
Skrining mandiri untuk anemia lewat tes hemoglobin atau tes darah lengkap juga direkomendasikan untuk semua anak mulai usia 1 tahun.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak
Akibat Anak Kekurangan Zat Besi
Anak-anak berisiko lebih tinggi kekurangan zat besi karena kebutuhan mereka cenderung lebih tinggi, terutama di 2 tahun pertama usianya.
Anak yang kekurangan zat besi tidak memiliki sel darah merah yang cukup atau hemoglobin yang cukup. Jika hal ini terjadi, dampak kekurangan zat besi yang mungkin muncul pada anak seperti penurunan fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan motorik anak.
Menurut IDAI, anemia defisiensi besi yang terjadi di bawah usia 2 tahun dapat membuat anak-anak lebih lambat dalam merespon, mudah marah atau rewel, dan sulit mengendalikan diri. Ini karena zat besi memiliki fungsi penting untuk membentuk selubung saraf otak dan zat kimia dalam otak yang berperan sebagai penghantar pesan dari otak ke jaringan tubuh.
Bahkan beberapa dari dampak negatif tersebut bersifat jangka panjang dan sulit untuk diperbaiki, seperti stunting. Sebab, zat besi juga penting untuk mengedarkan oksigen ke tulang dan seluruh jaringan tubuh. Jika jaringan tulang tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup, tulang tidak akan tumbuh maksimal.
Lalu, bagaimana cara mencukupi kebutuhan zat besi harian anak?
Bagaimana Cara Menambah Asupan Zat Besi Anak?
Untuk mencegah munculnya ciri anak kekurangan zat besi, cara paling efektif adalah dengan memenuhi asupan zat besi hariannya agar si Kecil terhindar dari segala dampak negatifnya.
Lalu, bagaimana cara memastikan kebutuhan zat besi anak tercukupi? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menambah asupan zat besi anak:
1. Menambah Makanan Tinggi Zat Besi
Cara paling sederhana dan paling pertama bisa dilakukan untuk mengatasi ciri anak kekurangan zat besi adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi.
Ada dua jenis sumber asupan zat besi yaitu heme (protein hewani) dan non-heme (panganan nabati). Sumber zat besi heme bisa didapat dari daging berwarna merah seperti daging sapi dan kambing, daging ayam, hati sapi dan ayam, serta telur. Sementara zat besi non-heme banyak terkandung dalam tempe dan tahu serta sayur tinggi zat besi seperti bayam dan brokoli.
Namun untuk mengatasi anemia dengan lebih optimal, IDAI menganjurkan Bunda mengutamakan asupan dari jenis heme karena lebih mudah diserap daripada besi non-heme. Pastikan Bunda mengombinasikan menu makan anak dengan makanan yang mengandung zat besi hewani dan nabati minimal 2 kali dalam sehari.
2. Dukung dengan Asupan Vitamin C Tinggi
Zat besi heme bisa diserap hingga sebesar 23-30% sementara zat besi non-heme hanya diserap sekitar 3-8% saja. Dalam kondisi ini, vitamin C berperan penting untuk kesehatan anak.
Fungsi vitamin C untuk anak, dalam hal ini adalah memaksimalkan penyerapan zat besinya semakin optimal, terutama yang berasal dari tumbuhan (non-heme). Jadi, agar tidak muncul gejala dan ciri anak kekurangan zat besi, Bunda perlu memberikan asupan vitamin C yang cukup kepada anak.
Asupan vitamin C tinggi bisa didapatkan dari buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya. Nah untuk anak usia 1 tahun ke atas, Bunda juga bisa melengkapi asupan zat besi dan vitamin-Cnya dengan memberikan SGM Eksplor 1+.
Susu SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat. Dilengkapi dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya, bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
3. Pastikan Anak Cukup Minum Air
Untuk mengatasi dan mencegah anak kekurangan zat besi, pastikan si Kecil rutin minum air putih yang bersih dan matang setidaknya 8 gelas setiap hari.
Asupan air putih yang mencukupi dapat membantu pembentukan hemoglobin. Alhasil, mengonsumsi minimal 2 liter air per hari diketahui dapat meningkatkan jumlah sel darah, hematokrit, dan kadar hemoglobin yang penting untuk pembentukan sel darah merah.
Jika anak tidak begitu suka minum air putih, coba kreasikan dengan menambahkan irisan buah lemon atau jeruk. Vitamin C yang terkandung dalam buah jeruk telah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dan menyimpannya dalam bentuk yang lebih mudah digunakan tubuh.
Baca Juga: Pentingnya Susu Tinggi Zat Besi dan Vitamin C untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Anak
Sekarang Bunda sudah lebih memahami ciri anak kekurangan zat besi dan bagaimana cara mengatasinya, kan? Semoga artikel ini makin menambah wawasan Bunda dalam menemani tumbuh kembang si Kecil agar tumbuh jadi anak yang berani dan mandiri.
Bunda juga bisa bergabung di Klub Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai artikel terbaru seputar tumbuh kembang dan pemenuhan gizi anak, serta promo menarik susu SGM yang sayang jika terlewatkan. Daftar gratis, sekarang!
Referensi:
- IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
- IDAI | Anemia Defisiensi Besi pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-anak
- Iron-Deficiency Anemia (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2019). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/ida.html
- Is your child low on iron? Prevention tips for parents. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634
- Children's Health Team. (2018, June 18). What Causes Iron Deficiency in Your Child – and How To Spot It. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/what-causes-iron-deficiency-in-your-child-and-how-to-spot-it/