Bunda, pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat berguna untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil agar semakin optimal. Tidak cuma bermain bersama teman-teman dan guru saja, di PAUD si Kecil juga akan diajari berbagai keterampilan dasar untuk dukung kesiapan sekolahnya. Temukan contoh keterampilan yang akan diajarkan pada anak PAUD pada ulasan ini yuk, Bun!
Contoh Keterampilan yang Diajarkan di PAUD
Tahukah Bunda bahwa Kementerian Pendidikan Indonesia sangat mendukung upaya pendidikan usia dini alias PAUD bagi anak usia dini agar perkembangannya semakin optimal?
Pendidikan ini sangat diperlukan sebagai upaya agar anak “tidak kaget” saat harus belajar secara akademis di level pendidikan yang lebih tinggi seperti TK (Taman Kanak-Kanak) atau SD (Sekolah Dasar).
Lantas, keterampilan apa saja yang akan diajarkan sehingga si Kecil siap untuk memasuki tingkat pendidikan selanjutnya? Berikut contoh keterampilan yang diajarkan untuk anak PAUD:
1. BAB dan BAK Sendiri
Sebenarnya tidak ada usia yang tepat kapan si Kecil harus belajar untuk BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) sendiri alias melakukan toilet training.
Umumnya, anak bisa mulai diajari BAB dan BAK sendiri saat berusia 18 bulan namun beberapa anak baru mampu belajar saat usianya lebih dari 2 tahun.
Walaupun tidak ada batasan usia yang pasti, perlu Bunda ingat bahwa semakin lama menunda melakukan toilet training akan membuat si Kecil lebih kesulitan di masa depan, terutama saat sudah masuk sekolah dasar.
Jadi, ketika berada di PAUD guru akan turut membantu Bunda dalam menjalankan toilet training untuk si Kecil.
Guru umumnya akan membantu anak untuk BAB dan BAK di toilet pada waktu yang telah ditentukan untuk menciptakan rutinitas harian sambil memperhatikan kesiapan masing-masing anak untuk melakukan toilet training.
Biasanya guru akan membawa anak ke toilet secara bergantian setiap transisi kegiatan di PAUD.
2. Memegang Alat Tulis
Besok, ketika masuk TK atau SD, si Kecil akan lebih sering menggunakan alat tulis seperti krayon atau spidol warna-warni untuk menyelesaikan berbagai aktivitas seperti menggambar, melukis, hingga menulis huruf dengan menghubungkan garis putus-putus.
Oleh karena itu, selama PAUD si Kecil akan diajak untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya melalui berbagai permainan edukatif. Jadi, koordinasi mata dan tangannya semakin baik.
Beberapa contoh permainan yang dilakukan adalah menempel, menggunting, corat-coret di atas kertas, melipat, hingga makan dan minum sendiri.
Baca Juga: Kalsium dan Vitamin D, Kunci Perkembangan Motorik si Kecil
3. Berkomunikasi dengan Orang Lain
Di PAUD, guru akan mengajari anak untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman dan orang lain yang ada di lingkungan sekolah. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, si Kecil akan lebih mudah dalam menyampaikan apa yang ia rasakan, inginkan, dan butuhkan.
Keterampilan berkomunikasi yang baik juga akan membantu si Kecil dalam memahami instruksi yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.
Untuk membantu si Kecil mengembangkan kemampuan komunikasinya, guru akan berbicara dengan muka dan bahasa tubuh yang ekspresif serta menggunakan kata-kata sederhana dan pelafalan yang jelas, termasuk saat memberikan instruksi.
4. Menjalin Pertemanan
Mulai usia 3-4 tahun, si Kecil sudah bisa bermain bersama dengan anak lain di tempat yang sama dan menggunakan mainan yang sama walaupun interaksinya masih sangat terbatas.
PAUD menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Saat berinteraksi dengan teman-temannya, si Kecil akan belajar bagaimana cara berkompromi dan memahami perasaan satu-sama lain.
Keterampilan tersebut akan membantu si Kecil dalam menjalin pertemanan bahkan hingga saat ia dewasa nanti.
5. Mengendalikan Diri
Saat bermain di rumah dengan Bunda, mungkin si Kecil tidak perlu bergantian dengan siapa pun. Begitu juga saat ia menginkan sesuatu, seperti minum susu atau pipis. Hal ini mungkin membuat si Kecil kurang memahami arti berbagi dan menunggu giliran.
Nah, di PAUD si Kecil akan secara otomatis mempelajari bagaimana cara mengendalikan diri saat ia harus menunggu giliran dan berbagi mainan dengan anak lain.
Pasalnya, saat menginginkan apa pun ia harus bergantian dengan teman-temannya. Contohnya saat ingin main perosotan, ia harus menunggu teman lain selesai dulu. Saat ingin pipis ia harus menunggu teman lain selesai menggunakan toilet.
Begitu juga saat menginginkan makanan tertentu, anak tidak boleh langsung mengambilnya dan menunggu diberi izin oleh guru atau teman yang memilikinya.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Agar Si Kecil Siap Masuk TK
6. Memecahkan Masalah
Guru PAUD akan menyediakan jenis permainan yang mungkin lebih bervariasi daripada di rumah dan dengan jenis aktivitas yang lebih sesuai dengan kelompok usia anak.
Selain seru, berbagai macam permainan yang disediakan akan membantu si Kecil meningkatkan keterampilannya dalam memecahkan masalah.
Pasalnya, saat bermain si Kecil memiliki kesempatan untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga muncullah berbagai cara kreatif untuk memecahkan permasalahan yang ada.
7. Sopan Santun
Bersikap sopan dan santun terhadap orang-orang disekelilingnya merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai si Kecil. Ia akan belajar bagaimana:
-
Mengucapkan kata “tolong” ketika meminta sesuatu.
-
Mengucapkan “terima kasih” saat menerima pemberian atau pertolongan orang lain.
-
Mengucapkan kata “maaf” saat melakukan kesalahan atau menyakiti hati teman.
-
Mengucapkan “permisi” saat melewati orang lain atau menginterupsi sesuatu.
8. Konsep Dasar Matematika
Anak-anak umumnya sudah bisa mengenal perbedaan ukuran dan bentuk di sekitar umur 2 tahun. Anak-anak usia prasekolah juga umumnya sudah bisa menyebut paling tidak satu nama warna.
Di PAUD, anak akan diajarkan mengenal berbagai macam bentuk dan ukuran melalui berbagai kegiatan bermain misalnya menyusun menara dengan tinggi yang berbeda atau bermain dengan balok aneka bentuk.
Baca Juga: Fase Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah
Nutrisi Penting untuk Dukung Kesiapan Belajar Anak
Membekali anak dengan keterampilan-keterampilan dasar di PAUD merupakan salah satu upaya terbaik Bunda agar si Kecil siap belajar di sekolah.
Namun, bukan hanya keterampilan dasar saja yang perlu dibentuk. Memasuki usia pra-sekolah (usia 3-5 tahun), penting untuk Bunda terus melanjutkan pemberian nutrisi optimal untuk mendukung perkembangan otak si Kecil yang pesat dan kesiapan belajarnya.
Sebab, perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil. Namun, masih banyak Bunda yang tidak menyadari, bahwa 90% perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.
Melansir NYU, makanan bernutrisi dapat membantu anak meningkatkan energi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan mengelola stres, serta mempertajam konsentrasi dan performanya di sekolah.
Anak pun akan semakin terlatih berpikir cepat, aktif bersosialisasi, dan percaya diri di tengah lingkungan barunya nanti.
Oleh karena itu, Bunda dapat memberikan aneka makanan sehat seperti nasi, daging atau telur, sayur, dan buah dalam setiap piring si Kecil.
Baca Juga: Hal yang Perlu Bunda Pertimbangkan saat Memilih Sekolah
Jangan lupa juga untuk terus melengkapi kebutuhan gizi harian anak lewat pemberian susu pertumbuhan yang telah diperkaya dengan berbagai nutrisi esensial, seperti susu SGM Eksplor 3+.
SGM Eksplor merupakan satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi penting hingga 2x lipat, lho!
Susu SGM Eksplor 3+ dilengkapi dengan IronC™, kombinasi untuk Zat Besi & Vitamin C, DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6, tinggi kalsium & vitamin D, serta nutrisi penting lainnya, untuk bantu si Kecil agar ia siap belajar!
Ingin mengetahui lebih banyak seputar cara mempersiapkan si Kecil masuk sekolah? Bunda bisa kunjungi laman Sekolah Generasi Maju. Di sini ada beragam ide bermain sambil belajar yang seru dan edukatif untuk dilakukan sebelum anak masuk sekolah, lho!
Jangan lupa juga untuk mendaftarkan diri di Klub Generasi Maju supaya Bunda bisa mendapatkan lebih banyak informasi penting soal cara pengasuhan anak dan tips-tips menjaga kesehatan si Kecil di rumah. Gratis!
Referensi tambahan:
-
Toilet training: a practical guide. (2023, May 3). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/preschoolers/health-daily-care/toileting/toilet-training-guide
-
(n.d.-b). https://tats.ucf.edu/wp-content/uploads/sites/32/2020/01/adaptive-toilet.pdf
-
The 6 Stages of How Kids Learn to Play | Child Development. Pathways.org. https://pathways.org/kids-learn-play-6-stages-play-development/#:~:text=When%20a%20child%20plays%20alongside,referred%20to%20as%20parallel%20play.
-
Early Childhood Outcomes. (2023). Benefits of early childhood education. Nsw.gov.au. https://education.nsw.gov.au/early-childhood-education/information-for-parents-and-carers/every-child-benefits
-
Anderson-McNamee, J., & Bailey, S. (n.d.). The Importance of Play in Early Childhood Development. Montana State University. montana.edu/extension/health/documents/MT201003HR.pdf
-
How to communicate effectively with your young child. (2022). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/child-care/9-tips-for-better-communication