Berkomunikasi atau berbicara merupakan keterampilan yang sudah dikembangkan si Kecil sejak ia lahir. Dan keterampilan ini terus berkembang seiring dengan pertumbuhan usianya.
Awalnya bayi mengoceh tak jelas, hingga kemudian mampu mengucapkan satu-dua kata jelang usianya yang ke satu tahun. Saat usianya menuju 18 bulan, ia sudah menguasai 10-20 kata, juga sudah mengulangi kata-kata yang Bunda katakan dan mengikuti perintah sederhana, seperti “Ayo, diminum susunya, Nak.”
Kemudian di usia 19-24 bulan kosakatanya bertambah lagi menjadi 50-100 kata. Anak sudah bisa menyebutkan nama-nama orang yang dikenalnya, bagian tubuhnya, dan berbicara dalam kalimat pendek.
Hingga di antara usia 2-3 tahun, kosakata si Kecil bertambah lagi menjadi lebih dari 250 kata. Bunda sudah bisa tektok mengobrol dengannya, dan anak sudah mampu menceritakan hal-hal menarik yang dilaluinya.
Namun, bagaimana jika hingga usia 3 tahun anak tak juga menunjukkan ketertarikan untuk berbicara? Apakah itu pertanda ia anak pemalu? Atau, anak mengalami masalah serius, seperti masalah intelegensia atau oral, misalnya?
Baca juga: 8 Cara Mengajak Anak Pemalu Jadi Aktif Bersosialisasi
Penyebab Anak Tidak Berani Berbicara
Yang harus Bunda pahami, tiap anak belajar berbicara dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jadi jika kemampuan berbicara si Kecil lebih lambat dibandingkan kakak atau anak lain seusianya, Bunda jangan langsung khawatir.
Namun demikian, Bunda juga harus tahu sejauh mana keterampilan bahasa dan wicara yang seharusnya dicapai anak di usianya. Ini agar Bunda bisa mengetahui masalah-masalah yang mungkin dialami anak sehingga dapat mencari solusi untuk membantunya meningkatkan keterampilan berbicaranya.
Umumnya, ini penyebab atau masalah mengapa anak 3 tahun tidak berani berbicara, Bunda:
1. Jarang Diajak Berkomunikasi
Ada beberapa kasus, anak yang malas atau tidak berani berbicara itu disebabkan karena jarangnya orang tua atau pengasuh mengajaknya berkomunikasi.
2. Terlalu Sering Berinteraksi dengan Gadget
Orangtua tidak memberi batasan dalam penggunaan gadget pada anak sehingga anak menjadi lebih sering berinteraksi dengan gadgetnya (interaksi 1 arah).
3. Selalu Dikritik atau Dilarang oleh Orangtua/Pengasuhnya
Terlalu sering mengatakan “Jangan” atau “No” kepada anak jadi bikin anak tumbuh tidak percaya diri dan takut untuk berbicara, Bunda.
4. Anak Memiliki Masalah dalam Komunikasi Verbal
Masalah pada komunikasi verbal umumnya ditandai dengan anak tak kunjung berbicara hingga usia 2 tahun, sulit mengikuti petunjuk, sulit menyusun kalimat, dan kosakata yang sangat sedikit di usianya.
Masalah pada komunikasi verbal bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
-
Cacat intelektual.
-
Gangguan pendengaran.
-
Gangguan spektrum autisme.
-
Gangguan perkembangan perilaku dan fisik, seperti autisme dan Cerebral Palsy.
-
Gangguan mulut atau masalah motorik mulut.
-
Lahir prematur atau gagal untuk berkembang.
-
Keturunan. Jika Bunda atau ada orang lain di keluarga yang mempunyai masalah bahasa, kemungkinan besar si Kecil juga akan mengalami masalah yang sama.
Untuk memastikan masalah apa yang terjadi pada si Kecil, Bunda perlu memeriksakannya ke dokter anak. Dokter dapat mengidentifikasi masalah berbicara pada anak dan merekomendasikan solusi untuk Bunda dalam membantu si Kecil.
Baca juga: Normalkah Anak Umur 3 Tahun Belum Bisa Bicara?
Tips Agar Anak Suka Berbicara
Ada beberapa upaya yang bisa Bunda lakukan untuk meningkatkan keberanian berbicara pada anak. Yakni dengan melakukan beberapa stimulasi dari kegiatan menyenangkan berikut ini!
1. Membaca Buku Bersama
Bacakan buku sebanyak mungkin pada anak. Ini merupakan hal terbaik yang bisa Bunda lakukan untuk mendorong perkembangan bahasanya.
Ada sebuah penelitian di tahun 2016 yang menemukan bahwa perkembangan bahasa dan kosakata yang dimiliki anak menjadi lebih luas melalui pembacaan buku bergambar dibandingkan mendengarkan Ayah-Bundanya mengobrol.
Bahkan penelitian lain di tahun 2019 menyatakan, membaca satu buku setiap hari bisa membuat anak terpapar 1,4 juta kata lebih banyak dibanding anak TK yang tidak pernah dibacakan buku!
2. Ajak Anak Mengobrol Kapanpun
Hanya karena anak belum bisa berbicara bukan berarti Bunda mendiamkannya seharian. Teruslah berbicara kepadanya selama Bunda bersamanya. Seperti, saat Bunda sedang memasak. Ceritakan apa yang Bunda masak, sebutkan bahan-bahan yang digunakan, manfaat apa yang akan si Kecil dapatkan setelah mengkonsumsi makanan tersebut dan lainnya.
Atau, saat Bunda sedang menemaninya minum susu. Ceritakan hal menarik apa yang Bunda lihat saat ke minimarket di waktu sebelumnya. Atau juga, bicarakan saja hal-hal yang terlintas dalam pikiran Bunda saat itu.
Berceritalah dengan kata-kata sederhana dan kalimat yang mudah dimengerti, ya, Bunda.
3. Tanya Kabar atau Perasaannya
“Bagaimana makanannya, Nak? Enak?”, “Kenapa kamu lebih suka buah semangka daripada pir?”, “Tadi seru nggak main dengan si A?”
Selain berani berbicara, pertanyaan Bunda akan membuat anak merasa diperhatikan, perasaannya penting untuk didengarkan, dan anak berani mengutarakan perasaannya.
4. Beri Respon Positif
Bukan mengoreksi kata-katanya yang salah, melainkan memberi respon pada isi pernyataannya.
Misalnya, si Kecil meminta Bunda mengikat sepatunya dengan berkata, “Bunda, kancingin sepatu.” Bunda cukup menanggapinya dengan penggunaan kata-kalimat yang tepat. “Baik, sini Bunda bantu ikatkan tali sepatumu, ya.”
Atau jika si Kecil melihat anjing dan menunjuknya, “Anjing”, Bunda bisa memperluas keterangan tentang anjing tersebut dengan merespon, “Iya, itu anjing besar berwarna putih.”
5. Beri Anak Pilihan
Ketika anak haus dan ingin minum, Bunda bisa tawarkan antara “air putih atau jus”. Semisal si Kecil memilih jus, Bunda bisa tawarkan kembali, “jus jeruk atau jus melon”.
Jadi, pancing anak untuk menyebutkan secara benar apa yang diinginkannya.
6. Batasi Screen Time
Sudah banyak studi yang menemukan bahwa screen time berlebihan pada anak bisa berdampak keterlambatan bahasa, memori jangka pendek, dan keterampilan sosial yang buruk.
Itulah mengapa banyak ahli yang merekomendasikan, berinteraksi dengan orang lain –bukan dengan layar gadget– merupakan yang terbaik untuk perkembangan bahasa anak.
Sejauh ini American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan, anak berusia 2-5 tahun hanya memiliki screen time tidak lebih dari 1 jam per hari.
Itulah, Bunda, beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi masalah bicara pada si Kecil. Yuk, kunjungi Sekolah Generasi Maju untuk mendapatkan informasi penting seputar nutrisi, tumbuh kembang dan pola asuh untuk persiapan si Kecil masuk sekolah nanti. Gratis, lho, Bunda!
Referensi:
- Healthline. (2020). How to Teach Your Toddler to Talk. https://www.healthline.com/health/how-to-teach-toddler-to-talk#tips-and-activities
- Raising Children, (2021). Talking and Play Toddlers. https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/play-toddler-development/talking-play-toddlers
- Zero to Three. (2023). Toddlers and Challenging Behavior: Why They Do It and How to Respond. https://www.zerotothree.org/resource/toddlers-and-challenging-behavior-why-they-do-it-and-how-to-respond/
- NHS. (2023). Help Your Baby to Learn to Talk. https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/play-and-learning/help-your-baby-learn-to-talk/
- Bradley, Sarah. (2023). What to do when your toddler isn't talking. Baby Center. https://www.babycenter.com/toddler/development/my-18-month-old-doesnt-talk-yet-what-should-i-do_6893