Membaca merupakan salah satu bekal kemampuan paling penting yang harus dimiliki setiap orang. Karena, membaca bisa mendatangkan berbagai manfaat yang beragam untuk si Kecil. Namun, Bunda mungkin masih bingung mencari cara mengajari anak membaca saat ia memasuki usia prasekolah ini, bukan? Jangan khawatir, yuk simak berbagai cara selengkapnya dalam artikel ini!
Kapan Sebaiknya Anak Mulai Diajarkan Membaca?
Menurut Kemendikbud, penguasaan membaca tidak wajib dimiliki oleh anak-anak usia PAUD (3-5 tahun) karena keterampilan ini baru akan diajarkan secara formal di jenjang sekolah dasar.
Anak-anak justru sebaiknya mulai diajarkan membaca dengan maksimal pada usia 4-6 tahun. Sebab, ini merupakan masa emas bagi perkembangan kognitif otaknya. Dalam artian, mereka sudah bisa menyerap pelajaran dan meniru dengan cepat.
Meski begitu, tahukah Bunda bahwa anak-anak sebenarnya sudah mulai bisa mengenali huruf-huruf yang umum (seperti a, i, u, e, dan o) di usia 2-3 tahun? Ini artinya, Bunda dan Ayah sudah bisa mulai mengajari si Kecil membaca alfabet bahkan sejak dini, lho!
Baca Juga: Anak Usia 3 Tahun, Perlukah Diajarkan Baca Tulis?
Cara Mengajari Anak Membaca Sejak Dini
Berikut adalah berbagai cara mengajari anak membaca, termasuk mengenalkannya huruf, mengeja, sampai melatihnya membaca secara penuh.
1. Bacakan Buku dengan Nyaring
Supaya si Kecil punya minat membaca sejak dini, penting bagi Bunda untuk memperkenalkannya dengan aktivitas membaca. Misalnya, membacakan buku dengan suara nyaringsejak dini, Bun. Coba pilihlah buku cerita bergambar yang alur ceritanya mudah dan tokoh-tokohnya yang disukai anak.
Bacalah setiap kata dengan suara lantang, intonasi jelas, dan ekspresi sesuai konteks cerita. Kenapa begitu? Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan bagi anak Bunda.
Selain itu, sebuah studi menjelaskan bahwa rutin membacakan buku cerita dongeng mampu meningkatkan kosa kata dan daya ingat anak, dan pada akhirnya menanamkan keinginan untuk membaca dan belajar membaca.
Lama kelamaan, Bunda bisa mengajari anak membaca tanpa mengeja dengan menunjukkan seperti apa suara ketika membaca suatu kata tanpa mengeja dengan lancar. Lalu, minta si Kecil untuk membaca kembali halaman yang sama yang baru saja Bunda baca tanpa mengeja.
2. Minta Anak Memilih Buku Sendiri
Bun, kadang-kadang buku yang kita anggap bagus, ternyata bisa jadi tidak menarik bagi si Kecil. Oleh karena itu, coba biarkan ia memilih bukunya sendiri agar ia semakin tertarik untuk membaca.
Bunda disarankan untuk membacakan buku favorit anak berulang kali. Bunda juga perlu mendorong anak menggunakan jarinya untuk menunjuk kata yang sedang dibaca.
Minta si Kecil mengulang kata-kata yang sederhana di dalam buku, atau meneruskan kata dengan membaca susunan hurufnya. Dengan setiap kali membaca, lama-kelamaan Bunda mungkin akan melihat si Kecil membaca tanpa mengeja sedikit lebih mudah dan lebih cepat.
Cobalah untuk melibatkan anak dengan menanyakan apa yang akan terjadi dalam cerita yang dibacakan. Sebagai contoh, Bunda bisa menanyakan, “Apa yang akan terjadi pada anak kucing, ya, Nak?” atau “Kira-kira Si Kancil akan pergi ke mana ya?”.
Langkah ini bisa membantu anak melihat hubungan antara kata-kata yang Bunda ucapkan dan kata-kata yang tertulis pada buku cerita favoritnya.
3. Mengenalkan Kosakata dengan Bernyanyi
Kegiatan yang menyenangkan akan membuat si Kecil bersemangat dalam belajar membaca. Salah satu cara mengajari anak membaca adalah dengan bernyanyi.
Ya! Bunda bisa menyanyi saat mengenalkan kosakata baru. Dengan cara ini, anak-anak akan menikmati aktivitas membaca tanpa menyadari bahwa mereka sedang belajar.
Misalnya, ajak anak mendengar dan menyanyikan berbagai lagu anak yang liriknya sederhana. Mulailah dengan mendengarkan dan menyanyikan lagu paling dasar dalam mengenal huruf, seperti ABC.
Selanjutnya, dengarkan dan nyanyikan lagu anak-anak lain seperti “Balonku”, “Pelangi”, atau “Tik Tik Bunyi Hujan”. Bunda bisa sering-sering memutar ulang lagu-lagu tersebut supaya anak mengingat setiap kata dan lirik lagunya.
Setelah itu, Bunda bisa mengajak anak untuk menyanyikan lagu sambil mengeja. Misalnya kata balon, dieja H-U-J-A-N. Ini merupakan strategi belajar membaca lewat lagu yang melibatkan gabungan teknik ejaan dan nyanyian dengan musik (nada atau lagu).
Awalnya, anak-anak mungkin akan menyanyikan lirik kata yang sudah lebih dulu dihafalnya. Namun, Bunda bisa dengan mudah memindahkannya ke pendekatan fonik, yaitu mengenali hubungan antara huruf dan bunyi, serta meminta anak mengidentifikasi huruf yang membuat suara yang ia nyanyikan.
Cara mengajarkan anak membaca dengan kegiatan menyenangkan ini menjadi langkah yang baik bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan literasi, sehingga mempersiapkannya untuk lebih fasih membaca di kemudian hari.
Baca Juga: Apakah Normal Bila Anak Usia 3 Tahun Belum Bisa Bicara?
4. Minta Anak Mengeja Kata yang Dilihat
Cara mengajari anak membaca tidak melulu lewat buku, Bun. Belajar membaca bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan. Misalnya saat menonton televisi, atau sedang jalan-jalan ke luar rumah.
Contoh, saat Bunda dan si Kecil sedang menonton kartun kesukaannya, kemudian terdapat tulisan “A-Y-A-M’, Bunda bisa meminta anak untuk mengeja, “Nak, coba deh eja kata A-Y-A-M.”
Bisa pula saat Bunda dan anak sedang jalan-jalan di luar rumah, minta ia mengeja sebuah kata yang terdapat dalam billboard atau spanduk.
Sebagai contoh, kata tersebut berbunyi, HALO, lalu Bunda bisa meminta si Kecil mengejanya, “Nak, coba deh lihat kata di depan itu ada huruf apa aja?” Kemudian Bunda bisa membantunya membaca kata tersebut “H-A-L-O dibacanya jadi HALO, ya, Nak”.
Cara mudah untuk mengajarkan anak membaca ini bisa membuat mereka memahami huruf apa yang harus digunakan untuk mengucapkan kata-kata tersebut.
5. Membangun Kebiasaan Membaca
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Bun. Membaca adalah proses belajar yang hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan. Ini artinya, cara mengajari anak membaca tanpa mengeja juga perlu pembiasaan. Jika anak Bunda sudah terbiasa membaca buku sejak kecil, maka kebiasaan ini dapat diteruskan sampai ia dewasa.
Oleh karena itu, salah satu cara menumbuhkan kebiasaan membaca adalah dengan rutin meluangkan waktu setiap hari untuk membacakannya buku.
Bunda atau Ayah juga bisa memilih waktu sebelum tidur di malam hari saat anak sudah bisa bersantai. Kebiasaan membaca ini akan membantu anak dalam suasana hati yang lebih rileks.
Meski begitu, orang tua bisa memilih waktu kapan saja membacakan buku untuk anak bila suasana hatinya (mood) sedang baik.
Coba alokasikan waktu sebanyak 15 menit tiap harinya. Waktu ini bisa dibagi dalam tiga sesi, sehingga masing-masing sesi membaca hanya berlangsung selama lima menit.
Baca Juga: Pentingnya PAUD sebagai Awal Pendidikan si Kecil
6. Mengenalkan Anak pada Lingkungan Membaca
Cara mengajari anak membaca berikutnya adalah dengan membiasakannya dengan lingkungan membaca. Misalkan, Bunda bisa membuat pojok baca di rumah yang berisi buku-buku favorit semua anggota keluarga.
Agar si Kecil tidak bosan belajar di rumah, Bunda juga bisa mengajaknya pergi ke toko buku atau perpustakaan. Tempat-tempat ini memungkinkan anak-anak melihat dan menjelajahi banyak buku.
Sering-sering mengajak anak ke tempat yang punya banyak koleksi buku-buku menarik juga bisa menjadi cara memperkenalkan mereka terhadap kebiasaan membaca dan keinginan untuk gemar membaca di kemudian hari.
Sesampainya di sana, biarkan anak-anak memilih buku yang mereka sukai. Selanjutnya, Bunda bisa membacakan buku tersebut bersama-sama dengan si Kecil.
7. Beri Label pada Barang-Barang di Rumah
Memberikan label pada barang-barang di rumah ternyata juga bisa menjadi cara mengajari anak membaca tanpa mengeja, lho, Bun! Karena ini memungkinkan mereka untuk mengenali huruf-huruf dan mengejanya. Bagaimana caranya?
Caranya, Bunda bisa menempelkan label pada sejumlah benda yang ada di rumah. Misalnya, di kulkas, kursi, meja, lemari, jendela, atau pintu. Dengan cara ini, anak dapat belajar cara pengucapan sekaligus membaca nama masing-masing benda tersebut.
Ketika anak mulai memahami konsep ini, Bunda dapat melepas labelnya dan meminta mereka menempelkannya kembali sesuai dengan nama yang tertulis pada label.
8. Buat Kartu Alfabet
Membuat kartu berisi alfabet juga bisa menjadi cara mengajari anak membaca, Bun. Kartu alfabet dapat membantu anak belajar mengenal huruf individu dari sebuah teks tertulis, sekaligus mengenal huruf dan suara, literasi visual, kesadaran fonemik, dan kemampuan mengurutkan.
Dengan belajar baca menggunakan kartu alfabet ini, si Kecil dapat mulai menyocokkan bentuk atau urutan huruf dengan kata-kata yang ia sering dengar, juga gambar atau benda yang sering dilihatnya. Misalkan, “M-E-J-A” yang diucapkan “meja” yang selanjutnya ia asosiasikan dengan benda berkaki berbentuk persegi panjang di rumah.
Langkah ini penting dalam mengajarkan anak membaca dan menunjukkannya bahwa ia memahami kata-kata tertulis sebagai benda atau gagasan.
Terlebih, bila anak sedang membaca buku cerita atau melihat kata-kata di sekitarnya, kemudian mengenali bahwa kata-kata yang tercetak termasuk huruf yang diketahui, sebetulnya si Kecil sedang memproses sendiri untuk belajar membaca.
Nah, anak-anak yang mulai mengenal alfabet sejak usia dini lebih mungkin untuk mempelajari kosakata dan belajar mengeja lebih cepat.
9. Menanamkan Kesadaran Fonemik
Membaca adalah kemampuan belajar yang tidak terjadi begitu saja, Bun. Anak-anak perlu diajari cara mengasosiasikan bunyi dengan huruf, yang disebut juga fonemik.
Kesadaran fonemik adalah langkah penting dalam belajar membaca. Jadi, anak akan belajar seolah tidak seperti sedang belajar membaca dalam arti sesungguhnya.
Anak akan merasa seperti sedang bermain karena dilakukan sambil bernyanyi, bersajak, atau mempermainkan bunyi huruf, suku kata, atau kata.
Anak-anak dengan kesadaran fonemik akan memahami bunyi dalam kata-kata yang diucapkan. Untuk melatih kesadaran fonemik, Bunda bisa mengajak anak menyanyikan lagu berima.
Misalnya, lagu berjudul “Matahari Terbenam” atau “Cicak di Dinding”. Lagu seperti ini akan membantu anak mengenali bunyi-bunyi bahasa.
10. Menanamkan Kesadaran Fonik
Selanjutnya, si Kecil perlu memahami fonik sebagai salah satu cara mengajari anak membaca. Anak dengan kesadaran fonik akan mengetahui bahwa huruf yang dilihatnya berhubungan dengan suara.
Beberapa anak mungkin tidak memerlukan banyak bantuan fonik dalam membaca. Namun, kesadaran fonik penting bagi anak-anak dan mereka yang mengalami sulit membaca.
Dalam menanamkan kesadaran fonik, Bunda bisa menunjukkan huruf-huruf pada si Kecil. Kemudian, si Kecil diajak membunyikan huruf tersebut.
Akan lebih mudah jika Bunda menggunakan buku belajar membaca yang lebih banyak variasi kombinasi huruf dan kalimatnya. Dengan cara ini, Bunda tidak perlu bingung menyusun kata-kata dan anak akan memiliki lebih banyak materi untuk dipelajari. Namun, jangan lupa sesuaikan dengan kemampuan si Kecil ya, Bun.
11. Berikan Pujian Atas Keberhasilannya
Bunda dan Ayah bisa memberikan anak pujian saat si Kecil sudah berhasil mengeja dengan baik. Misalnya, “Hore, Kakak sudah pintar!”, atau “Pintarnya anak Bunda, besok kita belajar kata yang lain, ya”. Pujilah si Kecil karena berani membaca lantang di depan keluarga.
Jika perlu, Bunda dan Ayah dapat memberikan hadiah agar berhasil belajar membaca secara bertahap. Hadiah sederhana berupa makanan atau minuman kesukaannya di akhir sesi belajar bisa membuat si Kecil senang dan mendorongnya untuk lebih semangat dalam belajar membaca.
Baca Juga: 8 Pelajaran PAUD yang Bisa Dipelajari Anak di Rumah
Manfaat Mengajari Anak Membaca Sejak Dini
Lebih cepat lebih baik, istilah ini rasanya dianggap efektif bagi Bunda dan Ayah yang mulai mengajari anaknya membaca sejak dini. Terlebih karena di usia sekolah dasar nanti anak sudah diharuskan untuk bisa membaca.
Meski begitu, perlu orang tua ketahui kalau proses ini tidak akan diperoleh secara instan. Jadi, sangat wajar dan normal bila anak butuh waktu agar benar-benar terbiasa membaca. Hal yang paling penting Bunda dan Ayah tetap terus mendampingi si Kecil anak belajar membaca.
Berikut manfaat mengajari membaca sejak dini yang perlu orang tua ketahui.
-
Baik untuk perkembangan otak. Membaca adalah proses rumit yang membutuhkan koordinasi beberapa organ tubuh. Kegiatan membaca mampu mendorong perkembangan otak untuk bekerja lebih keras dan lebih baik, Bun. Jadi, bila diberi latihan sejak dini, tentu otak akan berkembang lebih optimal.
-
Menambah kosakata. Memaparkan kata-kata saat mengajari anak membaca berarti sama dengan mengajarinya kata-kata baru, Bun. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak usia 5 tahun yang rutin dibacakan buku akan terpapar kurang lebih sekitar 1,4 juta kata lebih banyak daripada anak-anak yang tidak dibacakan buku. Semakin banyak membaca, maka akan semakin banyak kosakata yang dimiliki si Kecil. Dengan cara ini, anak punya kemampuan berbicara yang baik. Rasa percaya dirinya juga akan bertambah karena pengetahuannya yang luas.
-
Meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi. Dengan membaca, anak-anak tahu ada beberapa kata yang sama, tetapi artinya berbeda. Anak pun jadi tahu penggunaan kata-kata tersebut sesuai konteksnya. Selain itu, kemampuan komunikasinya pun bisa meningkat. Disebutkan bahwa orang tua yang sering membaca bersama anaknya yang berusia 8 bulan, berdampak positif pada kemampuan berbahasa bayi di usia 12 bulan. Hal ini terutama dialami oleh bayi perempuan.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Mengajari Anak Membaca
Cara cepat mengajari anak membaca akan berujung sia-sia jika kita melakukan kesalahan. Untuk itu, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat orang tua mengajari anak membaca.
1. Memaksa Anak Belajar Membaca
Saking bersemangat membantu anak-anak belajar membaca, orang tua malah justru membuat anak-anaknya benci membaca karena cara yang diajarkan tidak menyenangkan.
Hal ini terjadi jika latihan membaca dilakukan dengan cara-cara tidak menyenangkan. Misalnya, dipaksa belajar dengan teriakan atau perintah keras.
Contoh lainnya adalah ketika anak sibuk sendiri saat Bunda membacakan cerita, atau membolak-balikkan halaman buku padahal cerita di halaman sebelumnya belum berakhir dibacakan. Ketimbang memaksa, Bunda bisa memberikannya pengertian dan tetap teruskan membaca.
Jika anak tampak bosan dan ogah-ogahan mendengar cerita yang Bunda bacakan, cobalah untuk mencari buku lain yang lebih menarik, atau buku favoritnya dan bacakan kembali. Bila ini tidak berhasil, jangan memaksanya, Bun. Mungkin tandanya si Kecil sedang tidak mau belajar membaca.
Jika Bunda dan Ayah terus memaksa anak belajar membaca, mungkin si Kecil akan bisa membaca. Akan tetapi, mereka hanya jadi orang yang hanya bisa membaca. Bukan orang yang gemar membaca.
Ingatlah, Bun, setiap anak tentu memiliki tingkat kecepatan masing-masing dalam mempelajari berbagai hal, termasuk kemampuan membaca.
Sebisa mungkin jangan bandingkan dengan kemampuan anak lain ya, Bun. Pastikan cara mengajari anak membaca tetap nyaman dan menyenangkan untuk anak.
2. Tidak Memberi Contoh
Orang tua adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Jika ingin mengajarkan anak belajar dan suka membaca, maka kita sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik. Yakni, dengan membeli buku dan mengajaknya membaca bersama.
3. Tidak Menciptakan Suasana yang Kondusif
Saat belajar membaca, anak membutuhkan lingkungan yang kondusif. Maka itu, jangan sampai saat mengajari anak membaca, kita membiarkan televisi menyala ya, Bun. Karena suara dan gambar televisi berpotensi mengganggu konsentrasi anak.
Situasi tidak kondusif lainnya adalah tidak memudahkan si Kecil dalam mengakses bahan bacaan. Misalnya, dengan menaruh buku-buku anak di dalam rak yang tinggi. Kondisi ini bisa membuat anak jadi ogah-ogahan untuk belajar membaca.
4. Jenis Bacaan Kurang Tepat
Apabila mendapat buku bacaan yang kurang tepat, si Kecil mungkin bisa enggan belajar membaca. Apalagi bila anak dibacakan deretan buku berkalimat panjang yang membuatnya lelah dan tidak termotivasi untuk belajar membaca.
Jadi, sebaiknya si Kecil diberi bahan bacaan sesuai usianya ya, Bunda. Bagi anak usia dini, Bunda bisa memberikan buku bergambar dengan kalimat-kalimat pendek.
5. Mengajari Anak Membaca di Waktu Tak Tepat
Orang tua yang terlalu bersemangat mengajari anak membaca, terkadang tidak mempedulikan waktu. Alhasil, si Kecil diajak belajar membaca di waktu yang tidak tepat, atau bahkan berlarut-larut.
Lantas, kapan waktu yang dianggap tidak tepat mengajari anak membaca? Misalnya, saat si Kecil sibuk bermain. Termasuk, bila anak sedang lelah dan sudah mengantuk tapi dipaksa menyimak buku.
Nah, itu dia Bun berbagai cara mudah mengajari anak membaca lengkap dengan manfaatnya. Sekarang, Bunda sudah lebih paham, bukan? Semoga bisa menjadi penyemangat Bunda dalam mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Tak lupa, Bunda juga bisa bantu dukung tumbuh kembang si Kecil dengan memenuhi asupan nutrisi harian anak lewat pemberian susu pertumbuhan anak yang difortifikasi seperti susu SGM Eksplor 3+.
Susu SGM Eksplor 3+ dilengkapi dengan IronC, kombinasi unik zat besi & vitamin C, serta minyak ikan, DHA, Omega 3&6, tinggi kalsium & vitamin D, serta nutrisi penting lainnya untuk bantu teruskan nutrisi si Kecil agar ia siap belajar!
Sedang cari inspirasi kegiatan menyenangkan untuk bantu anak belajar sebelum mulai masuk sekolah, Bun? Kunjungi laman Sekolah Generasi Maju sekarang! Sekolah Generasi Maju adalah sarana yang khusus dipersiapkan sebagai tempat anak bermain dan belajar dengan cara yang menyenangkan untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Referensi:
- Marcin, A. (2020, March 17). Can You Teach Your Toddler to Read? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-teach-toddler-to-read#activities
- Toddler Reading Time (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/reading-toddler.html
- Parenting Today Staff. (2011, September 16). Songs Help Teach Reading. Child Development Institute; Child Development Institute. https://childdevelopmentinfo.com/learning/reading-instruction-children/songs-help-teach-reading/
- Suzanne, M. (2014). Does reading to infants benefit their cognitive development at 9-months-old? An investigation using a large birth cohort survey - Aisling Murray, Suzanne M Egan, 2014. Child Language Teaching and Therapy. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0265659013513813
- Jessica, Justice, L. M., Melike Yumuş, & Leydi Johana Chaparro-Moreno. (2019). When Children Are Not Read to at Home: The Million Word Gap. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics, 40(5), 383–386. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000000657
- READ IT AGAIN! BENEFITS OF READING TO YOUNG CHILDREN. (n.d.). https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/sites/default/files/pdf/read-it-again.pdf
- What’s the best way to teach my child the alphabet? (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/toddler/development/whats-the-best-way-to-teach-my-child-the-alphabet_6897
- Hulme, C., & Snowling, M. J. (2012). Learning to Read: What We Know and What We Need to Understand Better. Child Development Perspectives, 7(1), 1–5. https://doi.org/10.1111/cdep.12005
- Fluency Matters. (2017). Reading Rockets. https://www.readingrockets.org/topics/fluency/articles/fluency-matters