Facebook Pixel Code 6 Manfaat DHA untuk Anak Prasekolah dan Tips Memenuhinya

6 Manfaat DHA untuk Anak Prasekolah dan Tips Memenuhinya

6 Manfaat DHA untuk Anak Prasekolah dan Tips Memenuhinya

 

Pernahkah Bunda membaca atau mendengar tentang DHA? DHA adalah salah satu nutrisi penting dalam proses perkembangan otak anak. Sebetulnya, bukan tanpa alasan mengapa manfaat DHA untuk anak erat kaitannya dengan kecerdasan. 

Ini karena sebanyak 60% otak manusia terbuat dari lemak, dan setengah dari lemak tersebut terdiri dari DHA. DHA turut berperan andil dalam pembentukan otak dan sistem saraf manusia, serta memastikan fungsi otak tetap berjalan normal sebagaimana mestinya. 

Yuk, ketahui informasi selengkapnya mengenai manfaat DHA untuk anak serta cara mendapatkan asupannya dalam artikel ini, Bun!

Apa Itu DHA?

DHA adalah kependekan dari docosahexaenoic acid, salah satu jenis asam lemak tak jenuh ganda yang termasuk dalam kelompok omega-3. 

DHA merupakan komponen penting untuk membentuk dan memelihara sistem saraf, mata, dan otak anak terutama dalam enam bulan pertama kehidupannya.

Dengan adanya DHA dapat memudahkan sel-sel saraf otak untuk mengirim dan menerima sinyal rangsangan dari seluruh tubuh. Sehingga, anak Ibu akan lebih mudah untuk belajar, menyerap, serta menyimpan informasi dan stimulasi baru yang ia terima di sekolah nanti.

Sebenarnya, tubuh anak bisa memproduksi DHA secara alami, tapi jumlahnya sangat sedikit. Jadi, kita, terutama sekali anak-anak, harus mencukupi kebutuhan DHA dari asupan makanan sehari-hari. 

Baca Juga: Pentingnya Nutrisi untuk Optimalkan Perkembangan Otak Anak 3 Tahun ke Atas

Apa Manfaat DHA untuk Anak Usia Prasekolah?

Perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil. Namun, masih banyak Bunda yang tidak menyadari, bahwa 90% perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.

Perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil. Fakta yang harus Bunda tahu bahwa 90% perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.

Maka itu, memasuki usia pra-sekolah (usia 3-5 tahun), penting untuk Bunda terus melanjutkan pemberian nutrisi optimal untuk mendukung perkembangan otak si Kecil yang pesat dan kesiapan belajarnya.

Lantas, selain memiliki manfaat yang baik untuk perkembangan otak, apa lagi manfaat DHA untuk anak? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, Bun!

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Salah satu manfaat DHA untuk anak adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh si Kecil agar tetap sehat. Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi yang berjudul Docosahexaenoic Acid and Arachidonic Acid Nutrition in Early Development. 

Hasil studi tersebut menyebutkan bahwa asupan DHA yang cukup dari makanan dan susu pertumbuhan dapat mencegah si Kecil dari risiko alergi selama tiga sampai empat tahun awal kehidupannya. 

Jadi, kalau ingin si Kecil selalu sehat dan jarang sakit pastikan imunitas tubuhnya kuat dengan memberikan makanan sehat yang tinggi DHA, ya, Bun. Dengan imunitas tubuh yang baik, si Kecil akan terhindar dari berbagai hal yang dapat meningkatkan risiko alergi. 

Beberapa makanan sumber DHA tinggi antara lain, ikan tuna, sarden, minyak ikan, telur, yogurt, dan susu.

2. Meningkatkan Fungsi Otak 

Manfaat DHA untuk anak yang paling utama adalah untuk meningkatkan fungsi otak, khususnya dalam hal pembelajaran dan penguatan memori. 

Menurut penelitian yang berjudul DHA Effects in Brain Development and Function, fungsi DHA dapat membantu perkembangan otak anak tetap berjalan optimal sampai usia 2 tahun. DHA juga disebut penting untuk perkembangan sensorik, kognitif, dan motorik selama anak mengalami growth spurt. 

Sementara itu, hasil studi dalam jurnal Prostaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids menemukan bahwa sebanyak 183 partisipan anak yang mendapat asupan asam lemak omega-3 lebih tinggi mengalami peningkatan kemampuan belajar secara verbal.

Kemampuan belajar verbal yang dimaksud di sini adalah ketika anak bisa menyampaikan gagasannya dengan kata-kata, atau kemampuan mengingat suatu konsep atau prinsip tertentu dan menyatakan kembali dengan kata-kata.

Sebagai contoh, ketika anak belajar tentang bahaya bermain dengan benda-benda tajam seperti pisau, ia tidak hanya bisa mengerti tentang konsep sebab dan akibatnya saja, tapi juga bisa menceritakannya kembali kepada Bunda dengan kalimatnya sendiri.

Pembelajaran verbal merupakan proses kognitif kompleks yang terdiri dari pemecahan masalah, kemampuan berpikir untuk merumuskan konsep, dan kemampuan mengingat sesuatu untuk dihubungkan dengan yang lain (misalnya, mengingat kata “pisau” yang dihubungkan dengan kata “luka” atau “bahaya”).

Selain itu, sebuah penelitian kecil juga melaporkan bahwa konsumsi DHA sebanyak 400 sampai 1.200 mg tiap hari dapat meningkatkan aktivitas otak bagian depan (prefrontal korteks) yang bertanggung jawab untuk mengatur fungsi perhatian, kontrol impuls, dan perencanaan. 

3. Mempertajam Penglihatan

Sudah banyak penelitian yang membahas manfaat DHA untuk anak dari aspek indra penglihatan. 

Bahkan, studi terbaru yang dipublikasikan Advances in Pediatrics menyebutkan bahwa kandungan DHA dalam susu formula dapat membantu anak-anak usia 4 tahun memiliki penglihatan tajam yang cenderung lebih baik daripada anak yang tidak mengonsumsi makanan dan susu mengandung DHA.

Selain itu, kandungan senyawa ini juga disebut-sebut dapat membantu perkembangan penglihatan bagi si Kecil yang lahir prematur.

4. Bantu Anak Tidur Nyenyak

Tahukah Bunda? Anak yang mengalami kekurangan DHA dalam tubuh, berisiko mengalami gangguan tidur. Padahal, anak-anak usia prasekolah sangat penting untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas. 

Sebab, kurang tidur bisa memengaruhi konsentrasi dan memori atau daya ingatnya sehingga bisa berdampak performa akademis anak di sekolah.

Anak-anak yang kurang tidur juga lebih cenderung mudah merasa mengantuk di sekolah pada siang hari dan mengalami kesulitan belajar. Hal ini karena otak anak yang sedang berkembang juga sangat sensitif terhadap kurang tidur. Mengantuk akibat sering kurang tidur dapat menyebabkan masalah suasana hati dan perilaku anak di sekolah, Bun.

Misalnya, anak yang mengantuk mungkin jadi tidak mood untuk ikut bermain, atau tidak mau bekerja sama dengan teman-temannya di kelas ketika mengerjakan tugas karena tidak bisa fokus.

Jadi bila si Kecil seringkali susah tidur, coba pastikan asupan DHA-nya sudah terpenuhi. Sebuah studi melaporkan konsumsi suplementasi minyak ikan yang mengandung 600 mg DHA selama 16 minggu berturut-turut dapat membantu anak tidur lebih nyenyak di malam hari.

5. Menjaga Mood Anak Tetap Ceria

Di masa pertumbuhannya, hal yang normal apabila suasana hati (mood) anak suka berubah-ubah. Terkadang senang, tapi di waktu lainnya tampak murung, sedih, marah, bahkan terlihat sulit bergaul dengan teman-teman sebayanya.

Nah, tahukah Bunda? Kalau ternyata DHA dapat membantu memperbaiki suasana hati si Kecil dan membuat mood-nya senantiasa baik, lho! Tak hanya itu, mencukupi asupan DHA juga jarang menunjukkan perilaku anak yang berperilaku sesuka hati, sulit konsentrasi, sampai menentang aturan. 

Ini karena omega-3 dapat berinteraksi dengan zat kimiawi dalam otak yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati. DHA juga bersifat antiradang yang dapat membantu meringankan gejala gangguan mood, seperti depresi.

6. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak

Selain meningkatkan perkembangan fungsi otak, manfaat DHA untuk anak juga diketahui dapat meningkatkan keterampilan sosialnya. DHA banyak terdapat dalam selaput abu otak (gray matter) yang bertanggung jawab untuk perkembangan keterampilan sosial emosional anak.

Keterampilan sosial dan emosional ini akan membantu anak jadi lebih mahir mengekspresikan diri dan mengontrol perasaannya, memahami pikiran serta perasaan diri sendiri, memahami perasaan orang lain, menghargai pendapat orang lain, memecahkan masalah, juga berinteraksi secara positif dengan orang lain di sekitarnya.

Untuk itu, melanjutkan pemenuhan nutrisi dari makanan yang mengandung DHA ternyata dapat membantu anak agar lebih terampil dalam mengendalikan emosi dan perilakunya, Bun.

Daftar Makanan Mengandung DHA Tinggi

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan DHA sekitar 100-150 mg per hari untuk anak usia 2-4 tahun. 

Untuk bayi, ia juga membutuhkan DHA, terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya. Bayi dapat memperoleh DHA yang dibutuhkan melalui ASI.

Namun, begitu anak disapih dari ASI, ia bisa mendapatkan DHA dari MPASI dari beberapa jenis makanan yang mengandung DHA. 

Lantas, apa saja jenis makanan mengandung DHA yang direkomendasikan?

1. Ikan Tuna

Ikan tuna adalah salah satu sumber DHA terbaik untuk anak. Berbeda dengan ikan kod yang menyimpan minyak di dalam organ hati, ikan tuna justru menyimpan minyak dalam dagingnya. Jadi ketika anak mengonsumsi daging ikan tuna, ia bisa mendapatkan asupan DHA.

Per 100 gram daging ikan tuna mengandung 5 mg omega 3 serta DHA dan EPA sebanyak 5 mg. Menurut studi dari jurnal Functional Neurological Center, minyak ikan tuna bahkan lebih bagus daripada ikan kod untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan otak anak karena memiliki rasio DHA:EPA 4:1.

Selain itu, daging ikan tuna juga mengandung vitamin A yang lebih tinggi (2520 IU) daripada ikan cod (40 IU). Vitamin A dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak normal, termasuk mendukung perbaikan jaringan dan tulang serta perkembangan kulit, mata, dan respons imun yang sehat. 

2. Ikan Kembung

Daftar rekomendasi makanan mengandung DHA berikutnya adalah ikan kembung. Jenis ikan lokal satu ini memiliki kandungan DHA sebanyak 0,59 gram dan EPA sebanyak 0,43 gram. Tak hanya itu, ikan kembung juga kaya akan selenium dan vitamin B12.

3. Ikan Sarden

Jenis ikan yang sering Bunda temukan dalam bentuk kalengan ini mengandung asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) yang baik untuk perkembangan otak anak. 

Dalam satu kaleng ikan sarden, kira-kira mengandung DHA sebanyak 0,74 gram dan EPA sebanyak 0,45 gram. Ikan sarden juga merupakan makanan bernutrisi karena kaya akan selenium, serta vitamin D dan B12.

4. Udang 

Udang juga menjadi pilihan makanan mengandung asam lemak omega-3. Hidangan laut ini mengandung DHA dan EPA sebanyak 0,12 gram, serta kaya protein dan kalium. Selain tinggi nutrisi, udang juga mudah Bunda temukan di pasar tradisional, dan bisa diolah menjadi berbagai masakan.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Mengatasi Anak yang Tidak Mau Makan Nasi

5. Susu Pertumbuhan Terfortifikasi DHA 

Selain makanan-makanan di atas, alternatif lain untuk memastikan si Kecil memperoleh DHA yang cukup adalah dengan memberikan susu pertumbuhan anak terfortifikasi.

Penelitian dari European Journal of Nutrition tahun 2019 melaporkan, susu pertumbuhan yang difortifikasi asam lemak omega-3 secara signifikan meningkatkan memori kerja. 

Kalau Bunda belum familiar dengan memori kerja, ini adalah kemampuan otak untuk menyimpan informasi dalam waktu yang singkat sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan suatu aktivitas. Jadi saat si Kecil mendengar atau melihat informasi baru, memori kerjanya akan berfungsi untuk menjaga informasi tetap aktif sehingga dapat diatur dan digunakan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas-tugas umum dalam keseharian, seperti mengingat, melakukan percakapan, mengikuti instruksi, mendengarkan, dan lain sebagainya. 

Memori kerja yang baik juga penting untuk mendukung kinerja akademik anak, terutama dalam kemampuan matematika dasar seperti berhitung atau mengingat angka, serta kemampuan berbahasa yang termasuk kemampuan membaca dan memahami makna tulisan. 

Itulah kenapa, memiliki memori kerja yang baik akan memudahkan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan penting dalam hidupnya. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa susu terfortifikasi omega-3 dan DHA dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu perkembangan kognitif anak.

Jadi, yuk, teruskan nutrisinya dengan SGM Eksplor 3+, satu-satunya dengan IronC™ untuk mendukung 2x penyerapan nutrisi penting, juga dilengkapi DHA, Minyak Ikan Tuna, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya yang mendukung perkembangan kognitif si Kecil & siapkan prestasinya. 

 

 

Referensi:

  1. Carlson, S. E., & Colombo, J. (2016). Docosahexaenoic acid and Arachidonic acid nutrition in early development. Advances in Pediatrics, 63(1), 453-471. https://doi.org/10.1016/j.yapd.2016.04.011 DHA in formula products for infants and young children — More is not better. (2018, October 8).
  2. Food and Environmental Hygiene Department 食物環境衞生署. Retrieved September 14, 2020, from https://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pub_fsf_79_02.html
  3. KKP. (n.d.). KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan. Retrieved September 14, 2020, from https://kkp.go.id/bkipm/artikel/8083-kaya-akan-omega-3-ikan-kembung-alternatif-pengganti-salmon
  4. KKP. (n.d.). KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan. Retrieved September 14, 2020, from https://kkp.go.id/djpt/ppnkejawanan/artikel/19176-berbagi-nasi-ikan-jilid-2
  5. Lauritzen, L., Brambilla, P., Mazzocchi, A., Harsløf, L., Ciappolino, V., & Agostoni, C. (2016). DHA effects in brain development and function. Nutrients, 8(1), 6. https://doi.org/10.3390/nu8010006
  6. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/omega-3-fish-oil-for-brain-health. Diakses pada 19 Desember 2022.
  7. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-fish-oil/art-20364810. Diakses pada 19 Desember 2022.
  8. Mount Sinai. https://www.mountsinai.org/health-library/supplement/docosahexaenoic-acid-dha. Diakses pada 19 Desember 2022.
  9. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323144#vegetarian-and-vegan-sources. Diakses pada 19 Desember 2022.
  10. First Things First. https://www.firstthingsfirst.org/early-childhood-matters/brain-development/. Diakses pada 19 Desember 2022.
  11. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/dha-docosahexaenoic-acid#dosage. Diakses pada 19 Desember 2022.
  12. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/omega-3-for-kids. Diakses pada 19 Desember 2022.
  13. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/blog/omega-3-fatty-acids-for-mood-disorders-2018080314414. Diakses pada 19 Desember 2022.
  14. Prostaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids. https://www.plefa.com/article/S0952-3278(08)00194-4/fulltext#relatedArticles. Diakses pada 19 Desember 2022.
  15. Fish Oil and Lipids From Marine Source. https://sci-hub.se/https://doi.org/10.1533/9781845691684.1.56. Diakses pada 19 Desember 2022.
  16. Encapsulation of Fish Oils. https://sci-hub.se/https://doi.org/10.1533/9781845694210.3.370. Diakses pada 19 Desember 2022.
  17. Omega-3 Fatty Acid Content in Fish. https://seafood.oregonstate.edu/sites/agscid7/files/snic/omega-3-content-in-fish.pdf. Diakses pada 19 Desember 2022.
  18. Advances in Pediatrics. https://www.advancesinpediatrics.com/article/S0065-3101(16)30011-1/fulltext. Diakses pada 19 Desember 2022. 
  19. Web MD. https://www.webmd.com/parenting/guide/vitamins-for-kids-do-healthy-kids-need-vitamin. Diakses pada 19 Desember 2022.

Artikel Terpopuler