Gangguan pencernaan bisa sangat berdampak pada keseharian buah hati. Tangani dengan tepat sesuai jenisnya, Bun. Banyak penyebab gangguan pencernaan yang bisa menyerang anak, beberapa di antaranya adalah akibat makanan kurang higienis, intoleransi makanan, dan alergi. Penyebab gangguan pencernaan ini akan sangat berdampak pada keseharian anak dan Bunda, terutama jika sampai membuat si buah hati lemas akibat muntah atau diare berkepanjangan. Selain berkunjung ke dokter untuk mencari penyembuhan, ada cara yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk mengatasi beberapa gangguan pencernaan.
1. Mual/Muntah
Salah satu jenis gangguan pencernaan akibat makanan adalah mual yang dapat terjadi ketika anak mengalami intoleransi atau alergi makanan. Beberapa contoh makanan yang bisa menyebabkan mual diantaranya adalah makanan/minuman yang mengandung laktosa yang terdapat pada susu sapi atau gandum
Mual pada alergi makanan biasanya muncul beberapa saat setelah makanan masuk ke mulut, dan mungkin dapat diikuti serangkaian reaksi alergi lainnya. Tidak jarang, reaksi muntah juga akan turut datang karena perasaan tidak enak yang berkelanjutan. Gunakan cara berikut ini untuk meringankan rasa mual pada anak:
- Berikan air atau sup. Hindari memberikan minuman berupa jus atau minuman ringan.
- Hindari memberi makanan yang minyak dan gorengan.
- Hindari memberi makanan manis-manis.
- Jangan memaksa anak makan dalam porsi banyak. Berikan makanan sedikit demi sedikit, dan pastikan dari jenis yang tidak memancing reaksi alergi.
- Sarankan anak berbaring dan bernafas secara teratur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
- Jika mual dan muntah berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.
2. Diare
Diare akan muncul dalam kurun beberapa menit atau jam setelah makanan dikonsumsi. Gangguan pencernaan ini bisa saja terjadi karena intoleransi makanan, keracunan makanan (tidak higienis), dan alergi makanan. Untuk mengatasinya, gunakan langkah berikut ini:
- Berikan cairan secukupnya agar anak tidak mengalami dehidrasi. Pantau terus gejala dehidrasi dan sediakan larutan pengganti cairan tubuh.
- Tawarkan makanan berikut kepada anak yang tidak memicu diare seperti, seperti pisang, nasi, sup, dan biskuit kering.
- Perhatikan tanda-tanda pendarahan pada BAB anak.
- Jika anak menunjukkan gejala dehidrasi, pendarahan, demam, dan sakit perut hebat, segera periksakan ke dokter anak.
3. Nyeri Perut
Sakit perut adalah gejala gangguan pencernaan yang tidak boleh dianggap sepele karena sering merupakan indikasi adanya kondisi lain yang berbahaya. Bila nyeri yang dirasakan sanget hebat, perlu segera dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis. Ini untuk memastikan nyeri perut bukanlah sesuatu yang sifatnya emergensi dan butuh penanganan segera (misal usus buntu).
Selain hipersensitivitas karena makanan, sakit perut bisa juga disebabkan masalah alergi. Beberapa cara untuk mengatasi sakit atau nyeri perut karena alergi antara lain:
- Kompres bagian perut anak dengan benda hangat untuk merelaksasikan bagian otot perut. Bunda juga boleh mencoba memandikan dengan berendam air hangat agar anak merasa lebih nyaman.
- Berikan makanan yang lunak dan mudah dikonsumsi anak seperti bubur atau kentang mashed.
- Gunakan minyak gosok pada bagian perut dan berikan air hangat supaya perut anak merasa lega.
- Segera hubungi dokter jika sakit perut akibat alergi berlanjut.
4. Kembung
Kembung terjadi saat perut terasa ketat, penuh gas, dan tidak nyaman setelah selesai makan. Salah satu reaksi alergi makanan ini umumnya tidak terjadi karena makanan tertentu, tetapi tetap bisa terjadi karena reaksi alergi yang sangat bervariasi dari tiap anak. Jika anak mengeluh kembung, Bunda boleh mencoba beberapa tips pereda kembung berikut ini:
- Berikan probiotik khusus anak sesuai instruksi pemakaian dan usia anak.
- Lebih jeli memilih alternatif makanan pengganti yang tidak berpotensi memicu pelepasan gas seperti susu, oatmeal, kacang merah, dan soda.
- Anjurkan anak untuk makan dalam porsi sedikit, tetapi perbanyak frekuensi makanan hingga masalah kembung selesai.
- Segera hubungi dokter jika kembung berlanjut dan perut anak terasa semakin sakit.
5. Sembelit
Sembelit bisa terjadi setelah mengonsumsi susu sapi atau produk turunannya. Alergi protein susu sapi dapat menyebabkan diare dan susah BAB. Siasati masalah sembelit dengan cara berikut ini:
- Perbanyak serat pada menu anak dan diikuti konsumsi air yang cukup. Coba juga buah-buahan seperti pir dan pepaya yang diketahui bisa melunakkan BAB.
- Ajak anak berolahraga dan beraktivitas untuk merangsang stimulasi pencernaan. Untuk bayi, Bunda boleh mencoba menggerak-gerakkan anggota tubuhnya untuk melemaskan otot tubuh dan perut.
- Dorong anak untuk melakukan sesi BAB secara rutin.
Berkonsultasi dengan dokter untuk mengeliminasi penyebab sembelit dan resep untuk mengatasi masalah sembelit