Facebook Pixel Code Penyebab dan Cara Mengatasi Sembelit Bayi saat MPASI

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI

 

Ketika bayi mulai berkenalan dengan MPASI, banyak perubahan baru yang bisa ia alami sebagai cara tubuhnya beradaptasi, termasuk masalah pencernaan seperti sembelit. Nah ternyata, sembelit bisa menjadi salah satu masalah penyebab si Kecil melakukan gerakan tutup mulut (GTM) karena gejalanya membuat ia merasa mual dan tidak nafsu makan. Hal ini tentu membuat pemberian makan jadi lebih sulit, ya, Bun, karena si Kecil sangat membutuhkan tambahan gizi yang lebih lengkap dari makanan. Lantas, apa yang perlu Bunda lakukan untuk mengatasi sembelit pada bayi di masa MPASI? 

Penyebab Sembelit pada Bayi MPASI

Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika feses lambat bergerak di dalam saluran pencernaan sehingga feses menjadi kering dan keras saat dikeluarkan. 

Jadi, apa yang menyebabkan bayi mengalami sembelit saat baru memulai MPASI? Berikut beberapa hal yang perlu Bunda ketahui.

1. Perubahan Pola Makan

Ketika pertama kali mulai MPASI, wajar jika Bunda melihat bayi suka menolak makanan. Ini karena bayi masih menyesuaikan diri untuk beralih ke tekstur makanan yang lebih padat setelah lama terbiasa mengonsumsi makanan dalam bentuk cair yang lebih mudah ditelan, yaitu ASI.

Perubahan dalam pola makan dari pemberian ASI yang cair ke makanan padat pun juga bisa berdampak pada cara tubuhnya memproses makanan. Oleh karena itu, sistem pencernaan juga perlu beradaptasi untuk mengatasi perubahan ini.

2. Kurang Asupan Cairan

Mulai usia 6 bulan ke atas, si Kecil sudah diperbolehkan untuk minum air putih. Dikutip dari WHO, ketika sudah masuk pada fase pemberian MPASI, bayi membutuhkan cairan tambahan untuk menghindari risiko dehidrasi. Dehidrasi bisa menyebabkan feses bayi menjadi kering dan keras sehingga susah dikeluarkan.

Bayi yang berusia antara 6 hingga 12 bulan membutuhkan asupan cairan sekitar 800 ml setiap harinya, termasuk dari ASI maupun air putih.

3. Kurang Makanan Berserat

Ketika bayi baru mulai MPASI, makanan padat pertama yang terbaik sebetulnya adalah bubur nasi. Memberikan bubur beras sebagai menu makan pertama si Kecil dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan, seperti sembelit atau diare, pada tahap awal MPASI.

Konsumsi serat belum menjadi prioritas pada masa awal pemberian MPASI karena serat masih sulit dicerna oleh bayi. Sayuran dan buah pun mengandung banyak serat yang dapat menghambat penyerapan zat gizi penting pada bayi, sehingga jumlahnya tidak disarankan terlalu banyak saat baru mulai MPASI. 

Namun, tetap penting bagi Bunda memberikan MPASI menu lengkap dengan menambahkan asupan makanan berserat secukupnya. 

Baca Juga: MPASI Pertama Bayi Sebaiknya Buah atau Bubur Nasi?

Selain tiga penyebab umum di atas, sembelit saat mulai MPASI juga bisa terjadi karena bayi yang tidak cocok dengan makanan tertentu. 

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi

Meskipun sembelit adalah kondisi umum, melihat bayi mengalami hal tersebut tentu saja dapat membuat Bunda merasa khawatir. Pasalnya, sembelit bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas bayi.

Untuk itu, Bunda perlu mengetahui beberapa cara untuk mengatasi sembelit pada bayi, antara lain:

1. Memberikan Pola Makan Berserat

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada awal pemberian MPASI bayi sebenarnya belum perlu asupan serat yang terlalu banyak. Tapi bukan berarti tidak diberikan serat sama sekali, ya, Bun! Dan seiring usia bayi bertambah, kebutuhan seratnya akan meningkat. Jadi, penting juga untuk pelan-pelan mengenalkan makanan yang mengandung serat pada bayi.

Jadi, pemberian serat bisa disiasati sebagai camilan di antara waktu makan utama. Jaraknya pun tidak boleh terlalu dekat dengan waktu makan berikutnya. Bunda dapat memberikan makanan berserat tinggi yang umumnya berasal dari makanan protein nabati, misalnya kacang polong, buncis, wortel, apel, jeruk, brokoli dan sayuran hijau lainnya.

2. Cukupi Kebutuhan Cairan

Pemberian makanan berserat tinggi juga harus didampingi dengan pemberian cairan yang mencukupi. Perlu diingat bahwa asupan cairan yang mencukupi memiliki peran yang penting dalam mengatasi sembelit pada bayi.

Menyediakan jumlah cairan yang cukup dapat membantu menjaga kelancaran sistem pencernaan bayi, yang pada akhirnya membantu proses pengeluaran feses dengan lebih mudah.

3. Mandikan dengan Air Hangat

Menggunakan air hangat untuk memandikan bayi juga merupakan cara yang dapat dicoba untuk mengatasi sembelit pada bayi, lho, Bun. Tidak hanya menenangkan bayi, metode ini juga berguna untuk merilekskan otot-otot perut yang tegang dan membantu merangsang proses buang air besar.

Terlebih lagi, mandi dengan air hangat dapat mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala sembelit pada bayi, termasuk rasa kram di perut dan perut yang kembung. Sebelum memandikan bayi, pastikan air yang digunakan tidak terlalu panas agar tidak melukai kulit si Kecil.

4. Buat Bayi Aktif Bergerak

Tips selanjutnya, yaitu membuat bayi untuk aktif bergerak. Meskipun bayi mungkin belum mencapai tahap berjalan atau merangkak, penelitian menunjukkan bahwa olahraga ringan dapat mengatasi sembelit. 

Bunda dapat mengajak bayi bergerak dengan menggerakkan kakinya saat ia berbaring telentang, menirukan gerakan mengendarai sepeda. Langkah ini bertujuan untuk merangsang aktivitas usus bayi serta mengurangi gejala tidak nyaman yang diakibatkan oleh sembelit.

5. Pijat Bayi

Pijat ternyata bisa membantu mengatasi masalah sembelit yang dialami bayi, lho, selama dilakukan dengan perlahan atau secara lembut.

Sebelum memulai pijat untuk bayi yang sedang sembelit, sebaiknya Bunda juga memperhatikan beberapa hal di bawah ini:

  • Jangan memijat bayi sebelum atau sesudah makan. Sebaiknya tunggu kira-kira 45 menit setelah jam makan.

  • Baringkan bayi di tempat yang nyaman, misalnya di atas handuk yang lembut dan hangat di tengah tempat tidur. Jika di lantai, alasi dahulu dengan karpet atau kain.

  • Gunakan krim atau minyak untuk memijat bayi. Oleskan dahulu krim atau minyak di tangan Bunda sebelum memijat bayi.

Setelah siap, Bunda dapat memijat perut si Kecil dengan membentuk huruf I, L, dan Y. Buatlah gerakan huruf I dengan jari untuk menekan perut secara lembut dari atas ke bawah. Lakukan gerakan yang sama untuk membentuk huruf L. Terakhir, bentuk huruf Y di perutnya.

Cara pijat lainnya adalah dengan meletakkan telunjuk Bunda di dekat pusar bayi, lalu gerakkan jari searah jarum jam, melingkar ke tepi perutnya. Lakukan dengan lembut dan jangan terlalu ditekan, ya. Jika telah usai memutar, letakkan telapak tangan di perut si Kecil untuk memberikan kehangatan.

Saat memijat, pastikan tetap ada kontak mata antara orang tua dan anak. Jika bayi merasa tidak nyaman seperti menangis atau rewel, orang tua bisa hentikan pijatan dan memeluknya.  

Baca Juga: 7 Penyebab Penyerapan Nutrisi Si Kecil Tidak Optimal

Apabila sembelit pada bayi tidak mereda selama lebih dari 4 hari, terdapat darah saat buang air besar, atau bayi menolak untuk makan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebabnya, sehingga bayi mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisinya.

Bunda juga dapat konsultasikan berbagai pertanyaan terkait nutrisi, pola asuh, dan tumbuh kembang si Kecil melalui Sahabat Bunda Generasi Maju. Jangan ragu untuk berbagi momen kebahagiaan atau pun kecemasan Bunda. Yuk, hubungi sekarang juga, Bun!

Referensi:

  1. Constipation in Infants: Symptoms, Treatment and When to Call a Doctor. (2022). Nationwidechildrens.org. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/constipation-infant
  2. ‌Constipation in babies. (2023, July 17). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/constipation-in-babies
  3. ‌Constipation in children-Constipation in children - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2021). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation-in-children/symptoms-causes/syc-20354242
  4. Parents. (2014). Constipation in Babies: Signs, Causes, and Cures. Parents. https://www.parents.com/baby/health/constipation/constipation-in-babies-signs-causes-and-cures/
  5. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1838/pentingnya-konsumsi-makanan-sumber-serat-bagi-bayi-anak-anak-dan-orang-dewasa
  6. ‌IDAI | Kebutuhan Air pada Anak. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak
  7. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1838/pentingnya-konsumsi-makanan-sumber-serat-bagi-bayi-anak-anak-dan-orang-dewasa
  8. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2023). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2285/konstipasi
  9. ‌IDAI | Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1
  10. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2023). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2160/konstipasi-sembelit-pada-anak
  11. ‌IDAI | Sembelit (Konstipasi) pada Anak. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/sembelit-konstipasi-pada-anak
  12. ‌IDAI | Gangguan Pencernaan pada Bayi (2). (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2

Artikel Terpopuler