Mengembangkan Kecerdasan Anak
Anak cerdas lebih dari sekadar prestasi akademis, Bun. Setiap anak pun memiliki kecerdasan berbeda dengan anak lain, tergantung dari bakat dan minatnya. Karena itu, sebaiknya Bunda tidak memaksakan suatu jenis kecerdasan kepada buah hati. Berbeda jenis kecerdasan, tentu berbeda jenis stimulasi yang perlu Bunda berikan. Untuk mengetahui jenis stimulasi yang tepat, Bunda sebaiknya mengenali jenis kecerdasan buah hati.
Cerdas Emosi dan Spiritual
Kecerdasan anak seringnya dikelompokkan menjadi tiga; yaitu: Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Di lembaga pendidikan formal, buah hati dihadapkan pada pemahaman tentang kecerdasan IQ. Melalui tes psikologi, anak-anak digiring untuk mengukur kecerdasan mereka dalam aspek kognitif.
Di sisi lain, buah hati juga harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan spiritual (SQ). Cerdas secara emosional artinya lebih lihai dalam menatalaksana emosi dan perasaannya ketika bersosialisasi. Buah hati yang memiliki kecerdasan EQ tidak sulit untuk beradaptasi di tengah lingkungan baru. Ia juga tidak mengalami kesulitan jika harus bekerja sama dalam tim dengan banyak orang dengan kemampuan yang beragam.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kecerdasan spiritual yang menjadikan buah hati lebih mudah memahami makna dan nilai atas sesuatu di sekitarnya. Mereka hidup di atas pemahaman makna yang luas dan tidak dibatasi pada nilai-nilai yang bersifat material. Anak yang memiliki kecerdasan spiritual bisa tumbuh dengan sikap bijaksana bahkan ketika mendapati situasi yang tidak menyenangkan.
8 Jenis Kecerdasan
Terlepas dari tiga kelompok kecerdasan tersebut, ada kecerdasan majemuk yang bisa dimiliki masing-masing individu. Menurut Howard Gardner dalam Multiple Intelligence setiap orang mungkin memiliki lebih dari satu dari delapan aspek kecerdasan; kecerdasan berbahasa, logika-matematika, spasial, musik, kinestetik, natural, interpersona, dan intrapersonal.
Kecerdasan ini tergantung dari minat masing-masing anak yang didukung peran stimulasi dari orang-orang di sekitarnya, khususnya dari Bunda. Yuk, kenali lebih lanjut delapan jenis kecerdasan berikut ini:
-
Kecerdasan Berbahasa
Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan buah hati dalam menganalisis informasi yang berhubungan dengan bahasa. Anak yang memiliki kemampuan ini biasanya cepat menyerap informasi verbal dan nonverbal. Buah hati bisa dikatakan memiliki kecerdasan berbahasa jika ia senang bercerita dan mendengarkan cerita. Ketertarikannya pada bacaan dan menulis biasanya sangat kentara.
-
Kecerdasan Logika dan Matematika
Buah hati dengan kemampuan kecerdasan logika cenderung lebih mudah menyelesaikan sesuatu yang bersifat numerik atau hitungan. Logikanya mendorong buah hati mampu menghadapi masalah secara abstrak. Bunda bisa memberikan stimulasi dengan menyusun puzzle.
-
Kecerdasan Spasial
Orang yang dianugerahi kemampuan ini memiliki kelebihan dalam mengenali objek secara bentuk dan ruang, bahkan dari beberapa dimensi. Buah hati yang memiliki kecerdasan spasial biasanya memiliki memori visual dan mudah mengingat bentuk. Dikarenakan lebih mudah mengenali ruang yang dilaluinya, umumnya anak dengan kecerdasan spasial tidak mudah tersesat.
Buah hati dengan kecerdasan spasial juga umumnya senang menggambar. Bunda bisa mendukung kecerdasannya dengan memberikan media untuknya menggambar.
-
Kecerdasan Bermusik
Bakat ini sering disebut kemampuan musikalitas. Buah hati yang memiliki kemampuan ini biasanya memiliki ketertarikan dengan melodi dan irama. Ia tidak sekadar menjadi penikmat, tetapi sudah sampai ke tahap pengamat.
Buah hati akan mulai menciptakan bunyi-bunyian yang terstruktur sesuai irama yang menjadi melodi yang bisa dinikmati banyak orang. Mainan alat musik bisa jadi pilihan tepat untuk stimulasi buah hati yang cerdas musikal.
-
Kecerdasan Kinestetik
Seseorang yang memiliki kemampuan tubuh dan kinestetik biasanya terlihat lincah dalam kesehariannya. Buah hati dengan kemampuan ini umumnya lebih suka bermain di luar ruangan dan gemar berolahraga. Bunda bisa mendukungnya dengan mulai memperkenalkan beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan buah hati.
-
Kecerdasan natural
Kemampuan ini biasanya dimiliki buah hati yang dekat dengan alam, atau setidaknya punya ketertarikan terhadap fenomena alam. Buah hati yang cerdas natural terlihat dari cara mereka menganalisis tumbuhan dan hewan di sekitar mereka. Mereka senang bermain di kebun dan mengamati tumbuhan atau punya ketertarikan dengan serangga dan binatang. Bunda bisa mendukung kecerdasan natural buah hati dengan memberikan hewan peliharaan dan mengajarkan cara merawatnya.
-
Kecerdasan Interpersonal
Buah hati dengan kecerdasan interpersonal mudah akrab dan berinteraksi dengan orang lain, bahkan yang baru dikenalnya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan interpersonal umumnya mudah memahami motivasi, keinginan, dan kondisi emosi orang lain. Jika buah hati terlihat mudah bersosialisasi, Bunda bisa lebih sering mengajaknya ke tempat bermain agar ia bisa memperluas pertemanannya.
-
Kecerdasan Intrapersonal
Berkebalikan dengan kecerdasan interpersonal, buah hati yang cerdas intrapersonal umumnya lebih pendiam. Namun, anak dengan kecerdasan ini bisa memahami kondisi emosi dirinya sendiri. Hal ini membuat buah hati mampu melakukan introspeksi diri bahkan di usia belia. Anak dengan kecerdasan intrapersonal umumnya tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah menilai orang lain sebelum berkaca pada dirinya sendiri.
Ternyata jenis kecerdasan ada banyak bentuknya dan tidak melulu tentang akademis. Bahkan karakter, minat, dan bakat unik buah hati bisa dikembangkan dengan stimulasi yang tepat.
Sebaiknya Bunda tidak memaksakan suatu bakat atau kecerdasan untuk dimiliki buah hati karena mungkin saja ia memiliki jenis kecerdasan yang berbeda. Karena itu, penting mengenali dan memberikan dukungan sesuai kecerdasan buah hati Bunda.
Stimulasi Kecerdasan Anak
Ajaklah buah hati berinteraksi dengan banyak orang. Beri mereka waktu untuk bersahabat dengan alam di sekitarnya. Beranilah untuk mengambil jarak sambil mengawasi buah hati dari jauh. Lihat bagaimana mereka menyelesaikan masalah dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ingatlah bahwa buah hati pun terlahir dengan bakat tertentu, yang tentu saja membutuhkan dorongan sekaligus penguat.
Bunda bisa mulai memberi stimulasi dengan beberapa cara, misalnya:
-
Memberikan pujian ketika buah hati berhasil berjalan, misalnya, dari ruang tamu menuju pelukan bunda yang jaraknya hanya 1 meter.
-
Memberikan waktu, misalnya menemaninya bermain, bahkan ketika bunda merasa lelah. Dengan begitu buah hati akan merasa lebih senang karena bundanya ternyata sangat perhatian.
-
Sesekali hibur buah hati ketika merasa sedih. Anak yang berumur 3 tahun sudah bisa merasa bosan, Bun. Kalau buah hati sering berada di rumah tanpa pernah diajak jalan-jalan ke luar, ia akan merasa bosan dan tidak bersemangat. Bunda bisa menghiburnya dengan mengajaknya ke tempat yang disenanginya.
-
Berilah buah hati dukungan nutrisi pertumbuhan yang lengkap dan penting. Mulailah dari memberi buah hati makanan sehat setiap hari, meliputi sayuran dan buah-buahan, serta susu formula. Tubuh buah hati yang sehat, jadi modal untuk membentuk kesehatan mentalnya juga.
Dengan dukungan penuh dari Bunda, buah hati akan merasa percaya diri, tidak mudah merasa tertekan ketika menghadapi suatu kegagalan, dan kelak tumbuh menjadi sosok yang berpikiran luas.
Terus berikan motivasi agar tetap semangat mempelajari apa pun, sambil menanamkan nilai kejujuran. Keberhasilan kecil yang dilakukan buah hati patut mendapat apresiasi dari Bunda. Ini jadi satu jenis stimulasi sederhana yang bisa diberikan kepada buah hati bunda.