Tahukah Bunda kalau ibu hamil paling rentan mengalami kekurangan zat besi pada trimester 2 dan ketiga? Hal ini karena seiring kandungan yang makin besar, volume darah dalam tubuh juga meningkat sehingga jumlah zat besi yang Bunda butuhkan juga akan makin banyak.
Jika Bunda tidak memiliki cukup simpanan zat besi atau mendapatkan cukup makanan tinggi zat besi selama kehamilan, Bunda bisa mengalami anemia defisiensi besi.
Anemia karena kekurangan zat besi cukup berbahaya jika dibiarkan terjadi selama kehamilan tanpa penanganan yang tepat. Jadi, yuk, cari tahu ciri-ciri kekurangan zat besi saat hamil, serta dampak dan cara untuk Bunda memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan di artikel ini!
Kenapa Ibu Hamil Rentan Kekurangan Zat Besi?
Sepanjang kehamilan, jumlah darah dalam tubuh dapat meningkat hingga 30% lebih banyak dari sebelumnya. Tambahan darah ini diperlukan untuk menyediakan oksigen dan nutrisi tak hanya ke seluruh tubuh Bunda sendiri, tapi juga ke kandungan untuk mendukung pertumbuhan bayi sampai waktunya melahirkan nanti.
Karena itu, tubuh Bunda membutuhkan lebih banyak cadangan zat besi untuk bisa menghasilkan lebih banyak sel darah merah.
Bunda mungkin akan lebih rentan mengalami defisiensi zat besi selama kehamilan jika:
-
Hamil kembar dua atau lebih.
-
Tidak cukup mengonsumsi zat besi.
-
Jarak antar kehamilan anak pertama dan kedua terlalu dekat (idealnya diberi jarak minimal 24 bulan sampai 3 tahun dari kehamilan sebelumnya).
-
Memiliki haid berat sebelum hamil.
-
Muntah (morning sickness) berlebihan.
-
Memiliki anemia sejak sebelum kehamilan.
Mengalami defisiensi zat besi sebetulnya merupakan kondisi yang normal terjadi selama kehamilan karena peningkatan volume darah. Meski begitu, gejala anemia tetap membutuhkan pengobatan untuk melindungi kesehatan Bunda dan bayi dalam kandungan.
Ciri-Ciri Kekurangan Zat Besi Saat Hamil
Dalam kasus yang ringan, kekurangan zat besi mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun yang berarti. Bunda bahkan mungkin bisa tidak merasakan perubahan apa-apa dalam diri.
Namun dibiarkan berkelanjutan, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dan memunculkan gejala seperti berikut:
-
Kelelahan tanpa sebab.
-
Pusing atau sakit kepala.
-
Kepala terasa berputar (kliyengan) alias vertigo.
-
Merasa lemah terus-terusan.
-
Cepat merasa kedinginan.
-
Sesak napas.
-
Detak jantung cepat atau berdebar.
-
Kulit pucat dan kering.
-
Mudah mengalami memar.
-
Sulit konsentrasi.
-
Mengalami sindrom kaki gelisah (sering menggerakkan kaki tanpa disadari karena merasa tidak nyaman).
Pada kebanyakan kasus, gejala anemia dapat disalahpahami sebagai masalah lain yang mungkin juga terjadi selama kehamilan. Jadi, Bun, pastikan untuk mendapatkan tes darah rutin untuk memeriksa anemia pada jadwal periksa kandungan rutin selanjutnya, ya!
Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil
Apa yang Terjadi Jika Ibu Hamil Kurang Zat Besi?
Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia selama kehamilan. Di Indonesia, anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil dikategorikan sebagai masalah kesehatan berat karena angka kejadiannya masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% menurut Kemenkes RI tahun 2019.
Kondisi ini sangat membutuhkan penanganan yang serius karena anemia defisiensi besi dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan tepat.
Pada kasus yang serius, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, juga dikaitkan dengan kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR), keterlambatan tumbuh kembang pada bayi (general developmental delay), hingga infeksi pasca persalinan dan depresi pasca melahirkan.
Beberapa studi juga melaporkan bahwa kekurangan zat besi yang terjadi pada masa kehamilan dapat menyebabkan kerusakan kronis pada keterampilan kognitif, memori, perilaku, dan motorik bayi dalam tahun pertama setelah kelahirannya.
Ini karena pada awal pembentukan embrio di dalam kandungan, zat besi sudah diperlukan untuk memulai proses perkembangan otak dan sistem saraf janin. Maka itu, kelainan pada struktur otak, sistem neurotransmiter, dan pembentukan myelin (selaput pelindung otak) yang terjadi sejak dalam kandungan dapat bertahan sampai setelah kelahiran.
Selain itu, anemia selama kehamilan yang tidak diobati juga dapat membuat bayi Bunda berisiko lebih tinggi mengalami anemia setelah lahir. Pada bayi dan anak-anak, anemia defisiensi besi dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya karena kondisi ini menurunkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Kekurangan zat besi yang berlangsung lama juga dapat menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar anak ketika memasuki usia sekolah nanti.
Bagaimana Cara Mencegah Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil?
Hal terbaik yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi adalah memenuhi kebutuhan 27 miligram zat besi setiap hari dari makanan. Lalu, ibu hamil kurang zat besi harus makan apa?
1. Makan Makanan Tinggi Zat Besi
Cara paling mudah untuk mencegah dan mengatasi kekurangan zat besi selama kehamilan adalah dengan makan makanan yang tinggi zat besi.
Ada dua jenis sumber asupan zat besi yaitu heme (hewani) dan non-heme (sayuran). Namun, untuk bisa mengoptimalkan asupan zat besi Bunda, baiknya utamakan dari sumber besi heme yang bisa didapat dari daging sapi/kambing tanpa lemak, hati ayam dan sapi, daging ayam, dan ikan. Hal ini karena zat besi yang terkandung dalam protein hewani jauh lebih mudah diserap oleh tubuh.
Akan tetapi, tetap penting juga untuk melengkapi kebutuhan zat besi harian dari sumber nabati, seperti brokoli, bayam, tahu, dan tempe yang bisa memaksimalkan asupan harian Bunda.
2. Cukupi Kebutuhan Vitamin C
Untuk bantu memaksimalkan penyerapan zat besi dari makanan, terutama zat besi jenis non-heme dari produk nabati, pastikan melengkapi menu makan Bunda sehari-hari dengan makanan yang kaya akan vitamin C. Misalnya, mendampingi lauk daging dengan minuman seperti jus jeruk, jambu merah, pepaya, tomat, dan masih banyak lagi.
Yang perlu diingat adalah untuk menghindari minum teh bersamaan dengan waktu makan. Teh mengandung asam fitat dan tanin yang dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Maka itu, Bunda sangat tidak disarankan untuk minum teh saat sedang makan makanan tinggi zat besi.
3. Minum Susu Hamil Terfortifikasi Zat Besi dan Vitamin C
Nah, selain tips tentang asupan makanan di atas, pastikan Bunda juga memenuhi kebutuhan harian dari susu hamil yang terfortifikasi kandungan zat besi dan vitamin C, ya!
SGM Eksplor Bunda adalah susu khusus ibu hamil yang mengandung tinggi zat besi serta nutrisi lainnya yang juga penting untuk maksimalkan kebutuhan gizi Bunda selama kehamilan, seperti minyak ikan, DHA, asam folat, kalsium, vitamin D, dan zinc.
4. Minum Tablet Tambah Darah (TTD) dari Dokter
Pada beberapa kasus, kebutuhan tersebut sangat sulit dipenuhi hanya dari makanan saja. Apalagi jika makanan yang Bunda konsumsi sehari-hari seringkali tidak cukup mengandung zat besi.
Oleh karena itu, dokter mungkin akan menyarankan Bunda untuk mengonsumsi tambahan zat besi dari tablet tambah darah (TTD). Bahkan, pemberian TTD sebetulnya sudah menjadi salah satu program pemerintah yang dijalankan sejak tahun 90-an untuk mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil.
Agar konsumsi TTD dapat lebih efektif untuk mencegah anemia, Bunda disarankan minum obat tiap waktu makan malam bersama makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti buah segar, sayuran dan jus buah, agar penyerapan zat besi di dalam tubuh lebih optimal.
Hal ini sekaligus juga untuk meminimalisir risiko efek samping dari konsumsi TTD, seperti mual dan perut perih, jika diminum saat perut kosong.
Terakhir, yang paling penting adalah dengan mengusahakan tetap rutin beraktivitas fisik ringan setidaknya 30 menit setiap hari. Jangan lupa untuk minum air secukupnya agar Bunda tetap terhidrasi, ya.
Masih ingin tahu lebih banyak soal tips menjaga kesehatan selama kehamilan, rekomendasi makanan, dan persiapan melahirkan? Yuk, daftar langsung di Klub Generasi Maju untuk baca lebih banyak artikel terbaru seputar kehamilan dan parenting. Dapatkan juga beragam promo serta penawaran menarik seputar SGM Bunda di sini.
Semoga sehat selalu dan selamat menanti kelahiran si Kecil, Bun!