Bunda, tahukah kalau anemia menjadi salah satu masalah yang cukup umum terjadi pada ibu hamil? Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 48,9% dan paling banyak dialami pada rentang usia 20-44 tahun. Anemia selama kehamilan tidak boleh dianggap sepele, Bun, karena kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Maka itu, yuk kupas tuntas penyebab anemia pada ibu hamil dan bagaimana cara mengatasinya.
Seperti Apa Gejala Anemia pada Ibu Hamil?
Gejala anemia terkadang mirip dengan keluhan bumil pada umumnya, sehingga tak jarang sering disalahpahami. Untuk itu, ada baiknya Bunda mengenali dan mewaspadai gejala anemia berikut ini jika sedang hamil.
-
Tubuh terasa lemas, letih, dan lesu.
-
Pusing atau sakit kepala.
-
Wajah pucat; juga warna kulit, bibir, dan kuku pucat.
-
Sulit berkonsentrasi.
-
Jantung berdetak cepat dan tak beraturan.
-
Sesak napas.
-
Tangan terasa dingin, begitu pula dengan kaki.
Segera konsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan zat besi dalam darah jika mengalami gejala anemia pada hamil seperti yang disebutkan di atas, ya!
Apa Penyebab Anemia pada Ibu Hamil?
Anemia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Ketika sedang hamil, tubuh akan memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung perkembangan janin dalam kandungan. Namun karena asupan darah lebih banyak dialirkan ke kandungan, Bunda dapat mengalami kekurangan darah.
Anemia juga bisa terjadi jika sel darah merah Bunda tidak mengandung cukup hemoglobin yang bertugas menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh juga janin dalam kandungan.
Hemoglobin itu sendiri diproduksi tubuh dengan bantuan zat besi. Bila selama kehamilan Bunda kekurangan asupan zat besi, maka sel darah merah dalam tubuh jadi berkurang. Padahal, pasokan darah yang berisi oksigen dan nutrisi dibutuhkan tidak hanya oleh otak tapi juga seluruh organ tubuh Bunda agar berfungsi dengan baik. Darah pun dibutuhkan untuk janin dalam kandungan untuk bertumbuh kembang.
Oleh karena itu, Bunda akan memerlukan asupan zat besi dua kali lipat lebih banyak saat hamil dibandingkan sewaktu belum hamil dulu. Dengan adanya ekstra zat besi ini, tubuh Bunda bisa menghasilkan lebih banyak sel darah merah yang beroksigen.
Kekurangan zat besi inilah yang menjadi penyebab anemia paling umum pada ibu hamil. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ibu hamil dikatakan mengalami anemia bila kadar hemoglobinnya (Hb) kurang dari 11 gr/dL pada trimester pertama dan ketiga, serta kurang dari 10,5 gr/dL pada trimester kedua.
Baca Juga: Jaga Kebugaran Tubuh Selama Kehamilan dengan Trik Ini
Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Anemia Saat Hamil
Anemia dapat terjadi pada siapa pun, tapi ibu hamil termasuk yang paling rentan mengalaminya. Kondisi ini berisiko tinggi dialami oleh ibu hamil dengan kondisi di bawah ini:
-
Tidak cukup mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
-
Memiliki riwayat menstruasi pra-kehamilan yang berat.
-
Dua kali hamil anak berikutnya dengan jarak yang berdekatan.
-
Sudah mengidap anemia sebelum hamil.
-
Sedang hamil anak kembar.
-
Hamil di usia yang sangat muda.
-
Mual dan muntah berlebihan saat hamil (morning sickness parah, yaitu hiperemesis gravidarum).
-
Kekurangan asupan gizi dari makanan, terutama asam folat (anemia defisiensi folat) dan vitamin B12 (anemia defisiensi b12).
Apa Risiko yang Bisa Terjadi Jika Ibu Hamil Anemia?
Adapun berbagai risiko yang mungkin terjadi bila bumil mengalami anemia yang parah dan tidak segera ditangani adalah sebagai berikut.
-
Tumbuh kembang janin terhambat (IUGR).
-
Janin rentan mengalami infeksi.
-
Bayi lahir prematur.
-
Risiko air ketuban pecah dini.
-
Produksi ASI berkurang.
-
Perdarahan antepartum, atau perdarahan melalui vagina saat kehamilan lebih dari 24 minggu.
-
Keguguran.
Karena berbagai risiko komplikasi ini, anemia pada masa kehamilan juga sering disebut sebagai “potential danger to mother and child” alias potensi membahayakan diri ibu dan anak. Sebab, semakin sedikit jumlah sel darah merah dalam tubuh, Bunda dan janin dapat mengalami kekurangan gizi dan oksigen yang akan membahayakan keselamatan.
Bagaimana Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil?
Untuk mengatasi anemia saat hamil, berikut beberapa hal yang perlu Bunda lakukan.
1. Makan Makanan Bergizi
Salah satu cara mengatasi anemia pada ibu hamil adalah dengan memastikan makan makanan bergizi, khususnya yang kaya zat besi dan asam folat, setiap hari. Beberapa jenis makanan yang mengandung kedua nutrisi ini adalah sebagai berikut.
-
Daging ayam dan unggas.
-
Ikan dan makanan laut lainnya.
-
Daging merah tanpa lemak.
-
Sayuran berwarna hijau gelap, seperti bayam, sawi hijau, kangkung, brokoli, dan pakchoy.
-
Kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang merah, kacang kedelai, kacang hijau.
-
Telur
-
Buah-buahan, seperti pisang dan melon.
-
Sereal dan produk susu terfortifikasi.
2. Makan Makanan Mengandung Vitamin C
Bunda juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman mengandung tinggi vitamin C untuk membantu memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Beberapa jenis makanan kaya vitamin C di antaranya adalah sebagai berikut.
3. Minum Vitamin Hamil
Sumber terbaik untuk mendapatkan semua nutrisi saat hamil adalah menu makan sehari-hari seperti dari contoh di atas. Namun, Bunda mungkin perlu mengonsumsi vitamin khusus kehamilan untuk mendapatkan asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 jika sekiranya tidak bisa mencukupinya hanya dari makanan.
Tapi sebelum itu, ada baiknya Bunda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya. Lalu, pastikan Bunda mengonsumsi vitamin bersama dengan air putih.
Baca Juga: Tips Mencegah Anemia Saat Hamil dengan Asupan Penambah Darah
4. Mengonsumsi Suplemen Zat Besi
Ibu hamil umumnya membutuhkan 27 miligram zat besi tiap harinya. Bagi beberapa bumil mencukupi asupan nutrisi ini dari makanan saja mungkin tidak akan cukup buat bumil. Maka, Bunda perlu melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi dan mencegah risiko.
Terlebih, bila Bunda memiliki kadar zat besi yang sangat rendah. Dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen zat besi secara terpisah dari asupan vitamin prenatal harian.
Pastikan Bunda mengonsumsinya sesuai dengan dosis dan aturan minum yang disarankan oleh dokter, ya. Hindari konsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan suplemen kalsium, karena kalsium dapat mencegah tubuh untuk menyerap zat besi secara maksimal.
5. Minum Susu Hamil yang Kaya Zat Besi, Asam Folat, & Vitamin C
Nah, untuk bantu mengoptimalkan kebutuhan gizi selama hamil, Bunda bisa minum 1 gelas susu SGM Bunda Pro-gress Maxx setiap hari.
Susu SGM Bunda sudah diperkaya dengan kandungan tinggi zat besi dan tinggi asam folat. Selain itu, susu SGM Bunda mengandung IronC, yaitu kombinasi unik vitamin C dan zat besi yang dapat bantu meningkatkan penyerapan zat besi optimal dalam tubuh.
SGM Bunda Pro-Gress Maxx tersedia dalam rasa cokelat dan stroberi yang lezat yang bisa diminum hangat maupun dingin. Itu kenapa SGM Bunda Pro-gress Maxx juga disetujui oleh 92% ibu hamil dapat mengurangi mual di pagi hari.
Yuk, daftarkan diri Bunda sekarang di Klub Generasi Maju untuk mendapatkan beragam artikel kehamilan terbaru dan promo menarik susu seputar SGM Bunda!
Referensi tambahan:
- https://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/JKMA/article/view/735
- https://www.ejournal.unmuha.ac.id/index.php/JKMA/article/view/735/158
- Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/iron-deficiency-anemia#causes.
- Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455
- Web MD. https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#1.
- Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1132/anemia-dalam-kehamilan. Diakses pada 28 November 2022.