Facebook Pixel Code Alternatif Makanan untuk Anak yang Alergi Protein

Alternatif Makanan untuk Anak 1 Tahun ke Atas yang Alergi Protein

Alternatif Makanan untuk Anak 1 Tahun ke Atas yang Alergi Protein


Alergi protein terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein dalam makanan yang ia konsumsi. Oleh karena itu, anak yang alergi protein biasanya tidak boleh makan telur, ikan, susu sapi dan olahannya, serta kacang-kacangan karena protein di dalamnya bisa memicu gejala alergi mengganggu, seperti ruam kemerahan, mual dan muntah, sakit perut, dan lainnya. Lalu, apa alternatif makanan yang aman dan boleh dimakan anak usia 1 tahun ke atas dengan alergi protein?

Yang perlu dipahami, alergi protein ada banyak jenis, Bun, sehingga makanan penggantinya juga harus disesuaikan dengan kondisi si Kecil. Yuk, ketahui jawabannya bersama-sama di artikel ini!

Makanan untuk Anak yang Alergi Protein Telur

Telur adalah salah satu makanan penyebab alergi yang paling umum untuk anak-anak.

Di sisi lain, telur merupakan protein yang paling umum ditemukan masakan sehari-hari. Telur bisa dimasak sebagai lauk atau dicampurkan ke dalam beragam panganan, seperti kue, mie, roti-rotian dan kue, juga mayonnaise. Hal ini menjadikan telur sulit dihindari bagi anak yang memiliki alergi terhadap telur.

Gejala alergi biasanya muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah makan telur atau makanan yang mengandung telur.  Karena itu, Bunda harus ekstra teliti saat memilih menu makanan untuk buah hati.

Sebagai alternatif telur, Bunda dapat memberikan si Kecil protein dari:

  • Tahu dan tempe (kedelai).

  • Seitan (gandum).

  • Daging ayam.

  • Daging sapi.

  • Ikan.

  • Susu dan produk olahannya, seperti butter, yogurt, dan keju.

  • Kentang dan umbi-umbian.

  • Madu, hanya untuk anak-anak di atas usia 1 tahun.

  • Sayur tinggi protein, seperti brokoli, jamur, asparagus, jagung manis, kentang.

  • Buah tinggi protein, seperti jambu merah, alpukat, pisang, kiwi, jeruk.

Bagaimana dengan telur dari hewan selain ayam? Jika si Kecil punya alergi telur, dokter biasanya juga akan menyarankan Bunda untuk menghindari memberikan telur dari kelompok unggas, seperti telur bebek dan telur puyuh.

Makanan untuk Anak yang Alergi Seafood

Alergi makanan laut (seafood) dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu alergi ikan dan alergi terhadap jenis kerang-kerangan dan hewan bercangkang keras.

Alergi ikan dapat mencakup alergi terhadap spesies seperti berikut: salmon, tuna, sarden, makarel, belut, dan cod. Sementara itu, alergi kerang dapat mencakup udang, lobster, rajungan, kepiting, tiram, cumi-cumi, gurita, teripang (timun laut), kerang hijau, kerang darah, dan kerang-kerangan lainnya.

Meskipun ikan dan kerang hidup di tempat yang sama, protein yang berasal dari satu kelompok makanan laut umumnya dianggap sangat berbeda dengan yang lain. Artinya, anak bisa saja hanya alergi terhadap ikan tapi bisa mengonsumsi kerang-kerangan, atau alergi terhadap kerang-kerangan tapi masih boleh makan ikan. Ada pula beberapa anak yang memang alergi terhadap keduanya.

Anak yang alergi terhadap satu jenis ikan biasanya (tetapi tidak selalu) juga alergi terhadap kebanyakan ikan lainnya tapi mungkin tidak pada beberapa ikan. Jadi misalnya anak Bunda alergi ikan salmon, mungkin ia masih bisa makan tuna atau ikan jenis air tawar lain.

Sementara itu, alergi terhadap satu jenis kerang-kerangan biasanya berarti anak harus menghindari semua jenis makanan dari kelompok ini.

Ikan dan kerang-kerangan punya manfaat nutrisi minyak Omega 3 yang baik untuk pertumbuhan anak. Namun, jangan langsung pesimis jika buah hati alergi makanan laut.

Jadi, apa yang bisa menjadi pengganti protein dari makanan laut?

  • Carrageenan (produk hasil olahan rumput laut). Karagenan terbuat dari ganggang laut, bukan ikan atau kerang, sehingga dianggap aman bagi anak yang memiliki alergi ikan dan kerang.

  • Daging sapi dan unggas.

  • Telur.

  • Protein nabati, seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

  • Kentang dan umbi-umbian.

  • Madu, hanya untuk anak-anak di atas usia 1 tahun.

  • Sayur tinggi protein, seperti brokoli, jamur, asparagus, jagung manis, kentang.

  • Buah tinggi protein, seperti jambu merah, alpukat, pisang, kiwi, jeruk.

Makanan untuk Anak yang Alergi Protein Susu Sapi

Alergi susu adalah respon abnormal tubuh terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi dan produk olahannya, seperti krim, keju, mentega (butter), es krim, dan yogurt. Susu dan produk susu juga bisa menjadi salah satu komposisi dalam makanan yang biasa kita makan, seperti cookies dan cake. 

Jika si Kecil alergi terhadap protein susu, Bunda juga perlu menghindari semua makanan yang mengandung whey, kasein, kaseinat, padatan susu tanpa lemak, laktoglobulin, protein susu sapi, nougat, dadih, natrium kaseinat, atau laktalbumin. 

Pada beberapa kasus, anak yang memiliki alergi susu sapi juga dapat memiliki alergi terhadap protein dalam daging sapi. Oleh karena itu, untuk menghindari makanan yang mengandung produk susu, Bunda harus teliti membaca label makanan.

Berikut adalah beberapa makanan alternatif untuk anak yang alergi protein susu sapi:

  • Daging unggas, yang tidak dimasak dengan susu.

  • Telur, yang tidak dimasak dengan susu (seperti omelete).

  • Ikan dan makanan laut, yang tidak dimasak dengan susu.

  • Protein nabati, seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan (asalkan anak juga tidak memiliki alergi terhadap kacang-kacangan).

  • Susu nabati, seperti susu kedelai (susu soya), susu almond, susu oat (asalkan anak juga tidak memiliki alergi terhadap kacang-kacangan).

  • Masakan yang diolah dengan santan.

  • Kentang dan umbi-umbian.

  • Madu, hanya untuk anak-anak di atas usia 1 tahun.

  • Sayur tinggi protein, seperti brokoli, jamur, asparagus, jagung manis, kentang.

  • Buah tinggi protein, seperti jambu merah, alpukat, pisang, kiwi, jeruk.

  • Susu hidrolisat.

Di sisi lain, susu merupakan salah satu sumber kalsium yang penting untuk anak. Si Kecil membutuhkan kalsium untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang, gigi, serta sistem sarafnya.

Jadi, untuk menggantikan kalsium dari susu, Bunda dapat berikan makanan lain yang tinggi kalsium, seperti sayuran berdaun hijau, jus jeruk dengan tambahan kalsium, buah ara, tahu, dan kacang kering.

Untuk membantu mendukung nutrisi si Kecil yang tidak cocok minum susu sapi, Bunda juga bisa memberikan SGM Eksplor ISOPRO SOY Pro-gress Maxx. ISOPRO SOY memiliki kandungan nutrisi sebaik susu sapi, seperti DHA dan isolat protein soya berkualitas, juga telah difortifikasi nutrisi penting lainnya seperti IronC (kombinasi unik zat besi dan vitamin C), omega 3&6, kalsium, vitamin D, zinc, dan serat pangan untuk mendukung si Kecil usia 1 tahun ke atas tumbuh optimal.

Makanan untuk Anak yang Alergi Kacang

Tidak seperti alergi susu yang dapat menghilang sendiri seiring bertambahnya usia anak, alergi kacang bersifat permanen dan bisa menimbulkan risiko serius.

Karena itu, dokter umumnya akan menganjurkan anak tidak diberi kacang-kacangan jenis apa pun dalam bentuk utuh (misalnya kacang tanah goreng atau snack kacang kemasan lainnya) dan olahannya, seperti saus kacang, selai kacang, dan permen kacang.

Sebagai pengganti protein kacang, Bunda bisa coba berikan makanan dari biji-bijian, seperti tori gandum, kuaci biji bunga matahari atau biji labu. Bunda juga dapat memberikan si Kecil:

  • Buah dan sayuran.

  • Makanan karbohidrat dari biji-bijian seperti nasi, pasta, quinoa, dan oat (bubur gandum).

  • Polong-polongan yang mengandung protein, seperti buncis, kacang panjang, kacang polong, kacang merah, kacang hijau, dan kacang kedelai (termasuk tahu tempe).

  • Daging sapi dan unggas.

  • Ikan dan makanan laut.

  • Susu hewani dan produk olahannya, seperti yogurt, keju, dan lain-lain.

Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan juga anak yang alergi kacang juga memiliki intoleransi terhadap kacang kedelai.

Ada pula kasus-kasus di mana anak memiliki lebih dari satu alergi makanan, misalnya alergi susu sapi dan alergi seafood. Jadi, sebaiknya selalu konsultasikan lebih dulu dengan dokter untuk memastikan makanan apa saja yang aman dikonsumsi si Kecil, ya, Bun.

Namun jika Bunda belum tahu pasti jenis alergi apa yang dimiliki si Kecil, Bunda bisa cari tahu lebih lanjut melalui tools Cek Risiko Alergi Anak.

Penting juga untuk selalu waspada saat mengolah makanan untuk si Kecil yang alergi supaya tidak terjadi kontaminasi silang dari bahan makanan atau komposisi lain yang mungkin mengandung alergen.

Referensi:

  1. Living, A. (2010, October 4). Managing Shellfish and Fish Allergies. Allergic Living; Allergic Living. https://www.allergicliving.com/2010/10/04/managing-allergies-to-seafood-shellfish-and-fish/
  2. default - Stanford Medicine Children’s Health. (2019). Stanfordchildrens.org. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=milk-allergy-diet-for-children-90-P01696
  3. How to Be Vegan With a Peanut or Tree Nut Allergy | PETA. (2018, September 7). PETA. https://www.peta.org/living/food/peanut-tree-nut-allergy-vegan/
  4. Fish Allergy (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2018). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/fish-allergy.html
  5. Administrator. (2020). Allergic and toxic reactions to seafood - Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA). Allergy.org.au. https://www.allergy.org.au/patients/food-allergy/allergic-and-toxic-reactions-to-seafood
  6. Egg. (2023, January 10). FoodAllergy.org. https://www.foodallergy.org/living-food-allergies/food-allergy-essentials/common-allergens/egg

Artikel Terpopuler