Indonesia sebagai negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi, infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak 1999 hingga 2018. Pada 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada 2018, terdapat 9,82 persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99 pada 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja, semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari kemajuan sumber daya manusianya. Bahkan, pada 2020-2035/6, BPS memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka menghasilkan generasi yang berkualitas, diperlukan dukungan nutrisi yang tepat.
Pemenuhan nutrisi tersebut akan membantu anak mencapai potensi optimal sehingga dapat meraih kemajuan yang membanggakan di tiap tahap tumbuh kembangnya. Anak usia dini memerlukan nutrisi sebagai elemen penting dalam tumbuh kembangnya. Nutrisi seimbang akan mendukung perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik, dan interaksi sosial mereka.
Nutrisi seimbang bisa didapatkan dari asupan makanan yang mengandung makronutrien seperti protein, karbohidrat, dan asam lemak serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang didapat dari asupan buah-buahan dan sayuran. Tentu, asupan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi anak sesuai dengan tahapan usianya.
Tak hanya itu, komitmen serta dukungan keluarga dan masyarakat menjadi kunci dalam terciptanya generasi maju yang berkualitas di masa depan. Selain memastikan anak mendapat asupan nutrisi tepat, orang tua dan keluarga terdekat juga dapat melakukan stimulasi dalam mendukung tumbuh kembangnya.
Memantau pencapaian tumbuh kembang anak juga diperlukan. Orang tua dapat melakukan pemantauan rutin pertumbuhan anak di pusat layanan kesehatan, seperti posyandu atau puskesmas.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam memastikan lebih dari 33 juta anak Indonesia menjadi sumber daya manusia yang unggul. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadikan mereka generasi maju di masa depan, dimulai dari memastikan pemenuhan nutrisinya. Bila komitmen dan dukungan ini diberikan secara kolektif, tentu dapat menjadi fondasi untuk terciptanya generasi maju berkualitas di masa depan.