Siapa di antara Bunda yang masih terus menyuapi si Kecil, meski sudah berusia dua tahun? Sepertinya, ini menjadi salah satu kebiasaan orang tua Indonesia, ya. Padahal, anak yang mulai belajar makan sendiri sangat penting untuk tumbuh kembangnya.
Sebenarnya, seberapa pentingkah anak usia dua tahun sudah mulai makan sendiri?
Baca juga: 5 Pilihan Makanan agar Anak Cerdas dan Pintar
Manfaat Anak Makan Sendiri Sejak Dini
Ketika anak belajar makan sendiri, ini menjadi tahap yang penting bagi perkembangan dirinya. Apa saja manfaatnya?Apa saja manfaatnya?
Pertama, ini membantu anak belajar makan secara mandiri, yang menjadi keterampilan yang harus dikembangkannya di tahun-tahun terakhir masa kanak-kanak dan seumur hidup.
Kedua, tahap ini melibatkan banyak proses meremas dan menjatuhkan makanan. Meski terlihat berantakan, tetapi ini adalah salah satu cara anak mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti belajar memegang sendok.
Terakhir, anak yang makan sendiri menjadi kesempatan dirinya belajar lebih banyak tentang rasa, tekstur, bau, dan suhu makanan.
“Kemampuan seorang anak untuk makan sendiri juga merupakan aspek penting bagi perkembangan pribadi dan sosialnya,” kata Jaeah Chung, M.D., asisten profesor pediatri klinis.
Sementara itu, saat anak bisa mengontrol makannya, dia jadi mampu merespons isyarat alami untuk lapar dan kenyang. Hal ini sangat membantu Bunda yang mungkin suka sulit mengetahui apakah si Kecil sudah cukup makan atau belum.
Tips agar Si Kecil Mau Makan Sendiri
Ada berbagai cara yang bisa Bunda lakukan untuk mendorong anak makan sendiri, yaitu:
1. Berikan Anak Kendali
Membiarkan anak mengambil keputusan tentang makanan akan membantunya mengembangkan kemandiriannya.
Saat memberi pilihan makanan, biarkan dia yang memutuskan apa yang ingin dimakan dan seberapa banyak dia memakannya. Jika sudah kenyang dan tidak ingin makan lagi, jangan paksa untuk menghabiskan piringnya.
2. Makan Bersama Keluarga
Ini penting agar anak dapat melihat orang lain menikmati makanan yang berbeda. Anak jadi belajar tentang makan dengan melihat orang lain makan.
Saat makan bersama, usahakan untuk menyiapkan makanan anak dari makanan yang sama seperti anggota keluarga lainnya dan posisikan anak sehingga dia dapat melihat keluarganya makan.
3. Posisi Makan yang Baik
Si Kecil harus duduk tegak, dengan lutut dan pinggul ditekuk pada sudut kanan. Jika berada di kursi makan atau di meja, pastikan dia dapat dengan mudah meraih makanannya.
Jangan Lakukan Ini Saat Mengajari Anak Makan Sendiri
Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak Bunda lakukan saat mengajari anak makan sendiri. Ini beberapa di antaranya.
1. Berusaha Menjaga Kebersihan Anak Saat Makan
Karena ingin tetap bersih dan rapi, Bunda mungkin tidak memperbolehkan anak makan dengan tangan, atau menghindari makanan yang berpotensi berantakan.
Ini malah menghambat pengalaman belajar penting bagi anak, seperti paparan terhadap tekstur yang berbeda serta belajar mengolah makanan menggunakan tangan dan mulutnya.
2. Mengizinkan Anak Makan Makanan Orang Dewasa
Apa yang Bunda berikan pada anak sejak dini akan mempengaruhi preferensi seleranya di kemudian hari. Jika anak sejak kecil sudah boleh makan kue-kue manis, jangan heran jika semakin besar anak sangat menyukai segala sesuatu yang manis.
Menghindari makanan manis sejak dini dapat membantu mengekang keinginan manis pada anak saat besar dan membekalinya dengan paparan awal terhadap makanan yang lebih sehat.
Baca juga: Resep Makanan untuk Anak Usia 2 Tahun yang Susah Makan
3. Jangan Hanya Sayur dan Buah
Semua anak harus mendapatkan makanan yang sehat. Namun, bukan berarti anak harus terus makan buah-buahan dan sayuran. Hal ini bisa menjadi masalah karena anak memiliki kapasitas perut yang terbatas dan makanan tersebut mengenyangkan.
Saat perut anak kenyang, ada resiko kehilangan nutrisi penting, seperti lemak yang merupakan nutrisi penting bagi anak dan pertumbuhan otaknya.
Berikut pedoman pengenalan makanan pada anak, yaitu:
-
Pertama, protein hewani (heme) seperti daging merah dan daging unggas, hati ayam/sapi, ikan, seafood karena kaya akan zat besi, seng, vitamin B, kolin, dan nutrisi lain yang penting untuk perkembangan otak.
-
Kedua, sayuran karena ini adalah rasa dan rasa yang dipelajari dan memerlukan lebih banyak waktu dan paparan untuk diterima.
-
Ketiga, berbagai macam biji-bijian, buah-buahan, dan produk susu yang diperkaya zat besi, seperti yogurt dan keju.
Selain dari makanan, Bunda juga tidak boleh lupa untuk memberikan susu sebagai tambahan nutrisi sebagai tambahan nutrisi untuk si Kecil, seperti susu pertumbuhan terfortifikasi SGM Eksplor 1+.
SGM Eksplor adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat. Dilengkapi dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya, bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
Bagi Bunda yang ingin mendapatkan akses ke beragam konten edukatif soal pemenuhan gizi anak di usia dini, bisa mendaftarkan diri di Klub Generasi Maju dan menjadi member agar bisa mendapatkan promo serta penawaran menarik seputar susu SGM Eksplor.
Referensi:
- Raising Children Network, Australian Government Department of Social Services. (2022, August 15). Children learning to feed themselves. https://raisingchildren.net.au/babies/breastfeeding-bottle-feeding-solids/solids-drinks/learning-to-feed-themselves
- Stanley, Andrea. (2014, December 6). When Do Toddlers Start Self-Feeding?. Parents. https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/growth/when-do-toddlers-start-self-feeding/
- Pregnancy Birth & Baby, Australian Government Department of Social Services. (2023, July). Toddler development: Learning to feed themselves. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toddler-development-learning-to-feed-themselves
- Castle, Jill. (2023, 3 June). 4 MISTAKES THAT SLOW BABY SELF FEEDING. The Nourished Child. https://thenourishedchild.com/baby-feeding-mistakes-avoid/