Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi. Tapi, tak semua demam berbahaya. Yuk, pelajari penyebab dan gejala demam anak agar Bunda bisa berikan pertolongan yang tepat.
Penyebab Demam pada Anak
Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang timbul karena tubuh anak sedang berusaha melawan gangguan atau infeksi. Demam umumnya disebabkan oleh:
1. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri seperti bakteri streptococcus pneumoniae yang menyebabkan infeksi telinga tengah dan pneumonia (radang paru-paru) dapat memunculkan gejala berupa demam.
Bakteri penyebab infeksi saluran kencing dan muntaber (E. coli) juga dapat mengakibatkan demam sebagai salah satu gejalanya.
2. Infeksi Virus
Demam pada anak paling banyak disebabkan oleh infeksi virus, terutama rhinovirus yang menyebabkan batuk-pilek (selesma) atau virus influenza yang menyebabkan flu pada anak.
Selain demam dan bapil, infeksi virus juga menyebabkan sakit tenggorokan, bersin-bersin, mata berair, sakit kepala, nyeri badan, radang tenggorokan, dan nyeri pada telinga.
Baca Juga: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Flu Singapura Pada Anak
3. Kecapekan
Bermain terlalu lama, terutama permainan yang mengharuskan si Kecil berlari-larian atau bergerak terus secara aktif, dapat membuat anak demam.
Penyebabnya adalah karena tubuh anak menghasilkan panas berlebihan yang dapat memicu dehidrasi. Biasanya, demam akibat kecapekan juga membuat anak pucat, pusing, dan lemas.
Di sisi lain, si Kecil mungkin terpapar oleh virus atau bakteri dari lingkungan ketika ia bermain di luar. Paparan kuman penyebab penyakit dapat memunculkan demam pada anak.
4. Kepanasan
Badan anak bisa terasa panas setelah terlalu lama terpapar teriknya sinar matahari. Kondisi ini disebut dengan heat stroke atau sengatan panas.
Anak-anak rentan mengalami heat stroke karena tubuhnya belum mampu mengontrol suhu badan dengan cepat dan belum bisa mengatur pengeluaran keringat dengan baik.
Selain itu, anak-anak lebih cepat terkena dehidrasi saat kepanasan. Anak yang kepanasan atau kecapekan juga dapat mengalami mimisan.
5. Efek Imunisasi
Demam juga dapat muncul sebagai efek samping imunisasi. Demam setelah imunisasi biasanya tidak terlalu tinggi dan akan mereda hilang dalam waktu 1-2 hari.
Demam setelah imunisasi juga disertai dengan pembengkakan dan rasa nyeri di area bekas suntikan.
6. Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat-obatan dapat membuat suhu tubuh anak naik, seperti antibiotik atau obat penenang kejang.
Jadi, Bunda sebaiknya selalu menanyakan efek samping obat kepada dokter dengan detail sebelum diberikan kepada si Kecil.
7. Gejala Autoimun
Demam yang terjadi terus-terusan dapat menandakan anak memiliki penyakit atau gangguan autoimun. Kondisi ini harus diperiksa dan ditangani dokter secepatnya.
Selain demam, gangguan autoimun juga ditandai dengan kelelahan, pembengkakan sendi, nyeri sendi, masalah kulit, nyeri perut, masalah pencernaan, dan pembengkakan kelenjar.
Gejala Anak Demam
Anak dikatakan demam ketika suhu tubuhnya 38°C atau lebih. Selain itu demam pada anak juga disertai dengan gejala berikut:
- Kulit wajah, punggung, dan dada anak lebih hangat dari biasanya.
- Wajah memerah.
- Menggigil.
- Berkeringat dingin.
- Lemas, tidak bertenaga.
- Mengeluhkan pusing atau sakit kepala
- Rewel.
- Kehilangan nafsu makan.
- Menunjukkan tanda dehidrasi, seperti sering haus, tidak buang air kecil, menangis tanpa air mata, dan mata tampak cekung.
Baca Juga: Gejala Demam Berdarah pada Anak dan Pengobatannya
Cara Menurunkan Demam pada Anak
Untuk bantu menurunkan demam anak dan membantunya merasa lebih nyaman, Bunda dapat melakukan beberapa cara berikut:
1. Kompres Air Hangat
Tempatkan kompres hangat suam kuku di dahi, lipatan ketiak, dan selangkangan anak selama 10-15 menit. Kompres hangat dapat bantu mengeluarkan panas yang terperangkap di bawah kulit.
Anak demam jangan dikompres pakai air dingin, Bun, karena justru membuat anak menggigil. Efek ini akan dianggap otak sebagai sensasi kedinginan sehingga makin meningkatkan suhu tubuhnya.
2. Berikan Banyak Minum
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Oleh karena itu, Bunda perlu lebih sering memberikan si Kecil minum air putih.
Berikan air putih hangat atau suhu ruang agar tubuhnya tidak kaget. Bisa juga dengan memberikan air kelapa muda, atau segelas susu hangat yang gizinya lebih lengkap.
3. Tawarkan Makanan
Demam kadang bisa membuat anak tidak nafsu makan, tapi Bunda sebaiknya tetap memastikan ada asupan yang masuk ke dalam tubuhnya.
Pilihan makanan terbaik untuk anak demam adalah makanan berkuah seperti sop bayam bening, sup kaldu ayam, bubur dengan kuah kaldu daging sapi, atau mie kuah (yang dimasak sendiri, bukan mie instan).
Namun, jangan paksa jika anak masih tidak mau makan. Jika si Kecil tidak mau makan berat, Bunda bisa berikan yogurt atau potongan buah segar.
Baca Juga: 4 Cara Mudah Mengatasi Anak Demam di Malam Hari
4. Kenakan Baju yang Menyerap Keringat
Untuk mempermudah pelepasan panas tubuh si Kecil, berikan pakaian yang tipis dan terbuat dari bahan katun. Dengan begitu, baju lebih mudah menyerap keringat dan nyaman.
Hindari memberikan pakaian berlapis atau membungkus anak dengan selimut tebal karena akan menjebak panas dan membuat demamnya semakin tinggi.
Apabila anak tampak kedinginan, cukup berikan selimut tipis sehingga ia tetap terasa nyaman.
5. Berikan Obat Penurun Panas
Sembari melakukan cara-cara di atas, Bunda juga dapat berikan obat penurun panas untuk anak, seperti parasetamol atau ibuprofen dengan dosis sesuai anjuran dokter.
Namun, pilih salah satu saja. Jangan berikan anak minum parasetamol secara bergantian dengan ibuprofen agar dosis obatnya tidak berlebihan.
Kapan Anak Demam Harus Dibawa ke Dokter?
Demam pada anak umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani di rumah. Namun, segera ke dokter atau IGD rumah sakit terdekat jika demam disertai gejala serius berikut ini:
- Demam berulang dengan suhu di atas 40°C.
- Anak usia 2 tahun ke atas demamnya lebih dari 3 hari dengan suhu 38°C atau lebih.
- Anak rewel dan menangis namun tidak dapat ditenangkan.
- Demam disertai ruam merah yang tidak hilang ketika diusap dengan tekanan.
- Leher anak terlihat kaku.
- Kejang-kejang untuk pertama kali, pertanda kejang demam.
- Ujung kaki dan tangan teraba sangat dingin.
- Kulitnya kebiruan, keabuan, atau sangat pucat.
- Terlihat sangat mengantuk dan ketika tidur sulit sekali dibangunkan.
- Tidak merespon.
Demam yang disertai gejala di atas dapat menandakan penyakit yang lebih serius. Jadi selalu perhatikan kondisi si Kecil selama demam, ya, Bun.
Apabila masih ada pertanyaan lebih lanjut mengenai demam anak atau masalah kesehatan lainnya, Bunda bisa langsung tanyakan ke Sahabat Bunda Generasi Maju secara gratis tanpa buat janji!
Referensi:
- Fever in Children. (2024). Stanfordchildrens.org. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=fever-in-children-90-P02512
- Fever in children. (2024, April). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/fever-and-high-temperature-in-children#causes
- IDAI | Flu, Istilah yang Rancu. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/flu-istilah-yang-rancu
- Heat Exposure and Reactions. (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/heat-exposure-and-reactions/
- Health. (2022). Immunisation – side effects. Vic.gov.au. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/immunisation-side-effects
- Fever-Fever - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/symptoms-causes/syc-20352759#causes
- What Are Common Symptoms of Autoimmune Disease? (2022, July 22). Hopkinsmedicine.org. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/what-are-common-symptoms-of-autoimmune-disease
- NHS Choices. (2024). High temperature (fever) in children. https://www.nhs.uk/conditions/fever-in-children/
- IDAI | Penanganan Demam pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak