Menginjak umur 3 tahun, anak pada umumnya sudah mulai belajar bersosialisasi dan senang berinteraksi dengan orang baru. Namun di sisi lain, tidak bisa disangkal juga bahwa dua tahun pandemi kemarin berimbas pada perkembangan sosial anak dan keterampilan komunikasinya secara negatif. Karena terlalu lama di rumah saja, anak mungkin jadi takut berinteraksi dengan orang baru.
Meski begitu, anak-anak tetap harus belajar berinteraksi dengan orang lain. Apalagi si Kecil sebentar lagi sudah mau masuk sekolah. Keterampilan sosial penting karena dapat melatih anak berkomunikasi secara lebih efektif dan efisien untuk membantu si Kecil memulai pertemanan dan memelihara hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Keterampilan ini juga penting untuk dimiliki karena lewat interaksi sosiallah anak bisa belajar berempati dan berbagi dengan memahami perasaan, serta keinginan dan kebutuhan orang lain.
Lalu, bagaimana caranya agar anak tidak takut berinteraksi dengan orang baru? Yuk, bersama-sama cari tahu solusinya di sini!
Namun sebelum itu, Bunda harus pahami dulu apa yang membuat anak enggan atau takut bertemu dengan orang lain.
Penyebab Anak Takut Berinteraksi dengan Orang Baru
Sebetulnya, rasa takut dan cemas yang dialami anak-anak saat bertemu orang baru masih terhitung wajar.
Reaksi ini merupakan fase normal dalam perkembangan anak karena di tahun-tahun awal kehidupannya mereka hanya berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Itu kenapa anak-anak cenderung merasa nyaman dan aman berada di sekitar orang yang memang sudah dikenalnya.
Jadi ketika melihat orang yang baru, mereka bisa rewel, menangis, atau bersembunyi di balik badan orang tuanya karena merasa cemas atau bingung. Anak-anak yang biasanya ceria dan aktif ketika di rumah pun bisa tiba-tiba menjadi pendiam ketika bertemu dengan orang yang pertama kali ditemuinya.
Nah, terlepas dari adanya pandemi, memangnya apa penyebab anak merasa takut bertemu dengan orang baru? Beberapa kemungkinannya adalah:
-
Anak memang cenderung pemalu. Karakter bawaan anak yang pemalu bisa dipengaruhi oleh genetik atau “dipelajari” dari keseharian orang tua yang juga menunjukkan rasa malu-malu ketika berinteraksi dengan orang lain.
-
Pola asuh orang tua yang otoriter atau overprotektif. Orang tua yang overprotektif umumnya sangat membatasi anak-anak untuk bereksplorasi dan mengalami hal-hal baru. Hal ini dapat menyebabkan anaknya menjadi pemalu dan mudah merasa cemas ketika berada di situasi sosial yang baru.
-
Jarang bepergian. Jika anak jarang keluar rumah, ia tidak punya banyak kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang baru.
Baca Juga: 8 Cara Mengajak Anak Pemalu Jadi Aktif Bersosialisasi
Lalu, bagaimana cara Bunda membantu si Kecil menghilangkan rasa takut anak pada orang lain?
Cara Membantu Anak agar Tidak Takut Berinteraksi dengan Orang Lain
Kebanyakan anak yang merasa takut berinteraksi dengan orang lain karena malu. Tapi, bagaimana jika hal ini terus terjadi hingga waktu si Kecil masuk sekolah tiba? Ada beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah berikan pada si Kecil agar rasa takut berinteraksi dengan orang lainnya dapat teratasi.
1. Mulai Pertemukan dengan Anak Sebaya
Anak mungkin takut berinteraksi dengan orang lain karena melihat sosok orang tersebut yang jauh lebih besar dan mendominasi dirinya.
Jadi, pelan-pelanlah perkenalkan si Kecil dengan sesama anak kecil yang umurnya sebaya. Tapi, jangan pula langsung mengenalkan anak kepada kelompok anak-anak yang ramai supaya si Kecil tidak merasa “kaget”.
Sebagai awalan, coba undang salah satu teman barunya ini untuk sesekali main di rumah. Anak kecil cenderung akan lebih cepat merasa akrab jika berada di sekitar orang yang sebaya.
Ketika mereka sudah terbiasa berinteraksi, cobalah ajak si Kecil dan temannya bermain di taman bermain yang ramai dengan anak-anak lain. Libatkan dirinya dalam kegiatan kelompok untuk memancingnya mulai berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sebayanya.
Begitu pula jika Bunda sekeluarga akan mengunjungi acara keluarga. Biarkan anak untuk bertemu dengan saudara-saudaranya yang sebaya untuk melatih kemampuan sosialnya.
Baru ketika anak selesai “pemanasan”, Bunda bisa pelan-pelan mengenalkan si Kecil pada orang dewasa lain, misalnya kakek dan neneknya atau paman dan bibinya.
2. Sebutkan Nama Orang Tersebut dan Hubungannya dengan Si Kecil
Ketika Bunda dihampiri oleh orang asing tanpa ada perkenalan atau basa-basi, Bunda tentu merasa takut dan waswas, bukan? Perasaan ini juga bisa dialami si Kecil, lho!
Jadi ketika ada kerabat Bunda atau anggota keluarga jauh yang ingin bermain dengan si Kecil, apalagi untuk pertama kalinya, selalu perkenalkan diri mereka di depan si Kecil.
Misalnya ketika ada paman yang ingin menggendong, Bunda bisa lebih dulu mengenalkannya pada si Kecil dengan berkata, “Nak, ini ada Om Budi, ayok salim dulu sama Om Budi.”
Jangan lupa terus ulangi menyebutkan nama mereka di dekat si Kecil dan tunjuk sosok tersebut supaya ia merasa lebih familiar dengan orang yang baru dilihatnya pertama kali.
Jika perlu, ceritakan dulu pada si Kecil tentang sosok baru yang akan ia temui, misalkan dengan berkata “Nak, nanti kita akan bertemu Om Budi di rumah Kakek ya," dan jika perlu tunjukkan fotonya.
Agar si Kecil lebih bersemangat lagi, coba ajak ia untuk memilih hadiah untuk diberikan kepada orang baru tersebut atau latihan mengajukan pertanyaan misalnya, “Kalau nanti bertemu Om Budi, Adik tanya “Om Budi dari mana?” untuk membuat pertemuan berjalan lebih lancar.
Baca Juga: Tips Mengembangkan Kemampuan Sosial Anak
3. Beri Contoh Berkenalan yang Baik
Anak adalah peniru yang ulung. Jadi supaya anak bisa belajar mengakrabkan diri dengan orang lain, Bunda bisa berikan contoh cara berkenalan yang baik. Sapa orang tersebut dengan hangat dan nada yang ceria, agar si Kecil memahami bahwa orang baru ini tidak berbahaya untuknya.
Jika memungkinkan, perkenalkan anak kepada orang baru di rumah atau di tempat yang mereka kenal.
Jika si Kecil akan berada di tempat baru, seperti di sekolah, coba ajak ia mengunjungi sekolahnya beberapa kali sebelum Bunda meninggalkannya di sana, untuk membantu mereka mengenal lingkungan baru.
4. Jangan Tinggalkan Anak
Ketika baru diperkenalkan dengan orang baru, jangan langsung meninggalkan si Kecil bersamanya. Terus dampingi anak dan jaga kontak fisik dengan si Kecil saat mereka bertemu orang baru.
Gandeng tangan mereka atau minta mereka duduk di pangkuan Anda saat bertemu dengan wajah baru. Yakinkan ia juga bahwa Bunda tak akan meninggalkannya.
Cobalah bermain dengan bayi saat mereka bertemu orang baru. Beri orang baru itu mainan untuk dimainkan saat mereka bertemu, atau undang orang tersebut untuk bergabung dalam permainan bersama si Kecil.
5. Kembangkan Keterampilan Komunikasinya di Rumah
Terkadang, ada anak yang malu karena takut ia melakukan kesalahan. Beberapa anak akan memahami keterampilan baru di tempat yang lebih tenang, tanpa stimulasi, dan tekanan dari peraturan kelompok.
Bunda dan Ayah bisa melatih keterampilan komunikasinya di rumah, cobalah untuk tidak memberikan si Kecil tekanan saat mengajarkannya.
Apa yang bisa Bunda lakukan? Biarkan si Kecil berlatih bicara sendiri, misalnya dalam baik itu dalam bentuk pidato atau menceritakan kisah. Biarkan ia belajar hingga rasa percaya dirinya muncul.
Mintalah si Kecil agar tampil di depan Bunda dan Ayah. jangan lupa berikan apresiasi ketika si Kecil berhasil melakukannya.
6. Fokus pada Kemajuannya
Jangan hanya melihat kesalahan dan kegagalannya saja. Bunda dan Ayah juga perlu melihat perkembangan si Kecil dalam berinteraksi dengan orang lain.
Berilah apresiasi ketika si Kecil berhasil melewati tantangannya dalam berinteraksi. Hal ini dapat menumbuhkan antusiasmenya untuk mengulang interaksi dengan orang baru dan meningkatkan rasa percaya dirinya.
Baca Juga: Si Kecil Masuk Sekolah? Persiapkan untuk Punya 9 Skill Ini!
7. Jangan Paksa Anak
Hal yang paling penting dalam mengatasi anak yang takut berinteraksi dengan orang lain adalah jangan paksa anak untuk melakukan hal yang tidak ia minati.
Temukan kegiatan yang ia minati, namun masih melibatkan banyak orang. Berikan si Kecil motivasi dan penghargaan agar si Kecil mau mencoba berinteraksi dengan orang lain.
Itulah beberapa cara yang bisa Bunda terapkan agar si Kecil tidak lagi merasa takut berinteraksi dengan orang lain.
Hanya karena si Kecil pemalu saat ini, Bun, bukan berarti mereka akan selalu takut berinteraksi dengan orang lain di segala situasi. Bunda dan Ayah hanya perlu membantu si Kecil meningkatkan kemampuan bersosialisasi si Kecil agar ia lebih siap masuk sekolah.
Ingin mendapatkan lebih banyak artikel terbaru seputar tips parenting dan persiapan anak masuk sekolah? Jangan lupa daftarkan diri Bunda menjadi member Klub Generasi Maju sekarang. Gratis!
Referensi:
- Baby Center. https://www.babycenter.com/child/learning-and-education/how-to-help-a-shy-child-participate-in-school_64112#how-can-i-encourage-my-shy-child-to-speak-up Diakses pada 13 Oktober 2022
- Balance in Wonderland. https://balanceinwonderland.com/7-best-activities-for-a-shy-child-and-how-to-help-your-shy-kid-participate-more-in-school/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- Mom Junction. https://www.momjunction.com/articles/toddler-social-anxiety-causes-signs-tips_00719745/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- Raising Children. https://raisingchildren.net.au/toddlers/health-daily-care/mental-health/social-anxiety Diakses pada 13 Oktober 2022
- National Social Anxiety Center. https://nationalsocialanxietycenter.com/2019/07/16/social-anxiety-in-toddlers/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- Good Therapy. https://www.goodtherapy.org/blog/does-your-toddler-have-social-anxiety-heres-what-you-can-do-0609187 Diakses pada 13 Oktober 2022
- Anxious Toddlers. https://www.anxioustoddlers.com/signs-of-social-anxiety/#.Y0lEpXbMLIW Diakses pada 13 Oktober 2022