Berkomunikasi dengan anak usia balita merupakan tindakan yang membantu perkembangan bahasa anak. Dilansir dari Kids Health, anak-anak dapat belajar dengan menyerap informasi berdasarkan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, mulai dari orang tua, anggota keluarga lain, atau anak-anak lain.
Manfaat mengobrol dengan balita untuk perkembangan bahasa anak
Semakin banyak percakapan interaktif dan permainan yang dilakukan balita, semakin banyak juga hal yang dapat dipelajari. Beberapa kegiatan seperti mengobrol, membaca buku, atau bernyanyi dapat membantu balita mempelajari kosakata baru.
Semakin banyak kosakata yang dipelajari, tentunya semakin mudah bagi balita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Belajar mendengarkan juga sangat dibutuhkan agar balita dapat menangkap dan menanggapi percakapan sehari-hari.
Faktor Penyebab Kesulitan Berkomunikasi dengan Balita
Beberapa orang tua mungkin merasa kesulitan berkomunikasi dengan anaknya yang masih balita. Padahal, perkembangan bahasa anak justru meningkat pada usia 2-3 tahun.
Saat buah hati menginjak usia 3 tahun, seharusnya balita sudah dapat berkomunikasi dengan cukup jelas. Bunda setidaknya mampu memahami sekitar 75% kata yang diucapkan anak. Jika pada usia ini buah hati belum bicara cukup jelas, artinya ia dalam kondisi telat bicara. Namun, Bunda sebaiknya tidak khawatir karena kondisi ini pada dasarnya normal pada beberapa anak. Beberapa hal berikut juga mungkin menyebabkan kesulitan berkomunikasi dengan balita:
-
Gangguan Pendengaran
Kendala pertama yang bisa membuat bunda kesulitan berkomunikasi dengan balita adalah karena adanya gangguan pendengaran. Kondisi ini hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan medis. Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter bila mencurigai adanya gangguan pendengaran pada buah hati.
-
Kesulitan Mengikuti Petunjuk
Hal lain yang bisa membuat bunda kesulitan berkomunikasi adalah buah hati kesulitan mengikuti petunjuk Bunda. Jika hal ini terjadi, cobalah berbicara dengan lebih lembut pada waktu yang tepat.
Ketika buah hati sedang fokus melakukan sesuatu, sebaiknya tunggu hingga buah hati selesai melakukan kegiatannya. Bunda juga bisa menemaninya ketika sedang bermain atau melakukan kegiatan tertentu. Gunakan juga bahasa tubuh yang dapat membantu buah hati mengerti apa yang Bunda katakan.
-
Kekurangan kosakata
Hal lain yang bisa menyebabkan Bunda kesulitan berkomunikasi adalah kosakata yang dimiliki buah hati masih terbatas. Semakin banyak komunikasi interaktif dan permainan yang dilakukan, balita dapat belajar lebih banyak.
Bercerita tentang kegiatan Bunda atau membahas kegiatan yang akan dilakukan besok dengan buah hati juga bisa menjadi stimulasi untuk belajar berkomunikasi. Mengajak buah hati berkhayal jadi pilot, bernyanyi, dan mengajaknya membaca adalah beberapa aktivitas yang membantu memperkenalkan lebih banyak kosakata kepada buah hati. Dengan aktivitas sederhana itu, Bunda ikut membantu perkembangan bahasa anak.
-
Bicara Kurang Jelas
Terkadang ada saja balita yang berbicara terbata-bata. Jika buah hati bicara dengan terbata atau gagap, tentu Bunda akan kesulitan berkomunikasi dengannya. Jangan khawatir, Bun. Masalah ini biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia asalkan Bunda telaten mengajarkannya bicara dengan lancar.
Jika masalah berlanjut, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau psikolog perkembangan anak. Tujuannya adalah memastikan apakah buah hati memerlukan evaluasi lebih lanjut atas masalah bicara yang dialaminya.
Peran orang tua dalam perkembangan bahasa anak sangatlah penting. Cara membangun komunikasi dengan buah hati sejak balita juga sebenarnya tidak sulit untuk dilakukan. Bunda hanya perlu mengajak buah hati berkomunikasi seaktif mungkin untuk mengasah kemampuan berbicaranya. Mengajak dan mendengarkan buah hati berbicara bisa menjadi salah satu langkah jitu untuk mengembangkan kemampuan berbicara buah hati.