Facebook Pixel Code Dukung Perkembangan Otak Anak yang Alergi Susu Sapi

Dukung Perkembangan Otak si Kecil yang Alergi Susu Sapi

Dukung Perkembangan Otak si Kecil yang Alergi Susu Sapi

Otak si Kecil berkembang dengan pesat pada 2 tahun pertama usianya. Bahkan pada periode ini, volume otak si Kecil mencapai 80% ukuran otak orang dewasa. Tak heran, periode ini sangat penting untuk perkembangan fungsi otak si Kecil seterusnya. Untuk mendukung perkembangan otak anak, Bunda perlu memastikan kebutuhan nutrisi si Kecil tercukupi, sekaligus memberikan stimulasi sesuai tahapan usianya. 

Lantas, bagaimana bila si Kecil memiliki alergi susu sapi? Ketika ia mengonsumsi susu sapi atau produk turunannya, tubuhnya akan menunjukkan gejala-gejala yang dapat menghambat proses belajar si Kecil dalam mengenal dunia sekitar. Namun, Bunda tak perlu khawatir. Selalu konsultasikan gejala si Kecil ke dokter untuk memperoleh diagnosis yang pasti. Selain itu, Bunda bisa tetap dukung perkembangan otaknya dengan stimulasi dan nutrisi penting yang dibutuhkan si Kecil, termasuk zat besi dan vitamin C. Bunda, ikuti tips-tips di bawah ini agar perkembangan otak si Kecil yang alergi susu sapi tetap optimal.

Kenali Gejala dan Konsultasi ke Dokter 

Bunda perlu mengenali gejala alergi susu sapi yang timbul pada tubuh si Kecil. Gejala yang mungkin muncul antara lain kulit kemerahan, bentol, diare, kolik, pilek, batuk, mata merah dan gatal, sesak napas, dan masih banyak lagi. Jika gejala-gejala tersebut timbul, segera periksakan si Kecil ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan kondisi si Kecil, kemudian memberikan rekomendasi alternatif nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan fisik maupun perkembangan otak anak. 

Asupan Nutrisi Lengkap dan Seimbang

Si Kecil yang alergi susu sapi memiliki kebutuhan nutrisi yang sama dengan anak-anak yang tidak punya alergi susu sapi. Ia membutuhkan menu makan yang sehat, bergizi seimbang, dan dapat mendukung perkembangan otaknya. Baiknya, berikan si Kecil makanan dengan kandungan Omega 3 seperti ikan sarden, tongkol, salmon, kembung, dan sejenisnya. Tak hanya Omega 3, ikan-ikanan tersebut juga mengandung zat besi. Asupan zat besi yang cukup dan berkualitas juga dapat mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otaknya lho, Bun. 

Selain ikan, zat besi juga dapat diperoleh melalui hati ayam, daging, telur, brokoli, kacang merah, hingga susu pertumbuhan yang sudah diperkaya nutrisi-nutrisi penting. Nah, untuk bisa bekerja dengan baik, ternyata zat besi membutuhkan bantuan dari vitamin C, Bunda. Kombinasi yang tepat antara vitamin C dan zat besi dengan rasio yang sesuai dapat membantu penyerapan zat besi yang lebih optimal dalam tubuh si Kecil. Oleh karena itu, berikan si Kecil makanan yang mengandung vitamin C seperti air jeruk, stroberi, pepaya, atau jambu biji.

Stimulasi untuk Perkembangan Kognitif si Kecil

Pada usia 12 bulan, si Kecil mulai bisa mengatakan “mama” atau “papa”. Ia juga suka mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya dengan berbagai cara seperti memukul-mukul, melempar, atau menggoyangkannya kencang-kencang. Bahkan, si Kecil juga sudah bisa memahami instruksi sederhana seperti “Ambil mainan adik”. Berikan stimulasi dengan mengajaknya bicara setiap ada kesempatan. Bunda juga bisa membacakan buku bergambar dan menyebut nama-nama hewan di buku berulang-ulang. 

Pada usia 18 bulan, si Kecil biasanya sudah bisa mengucapkan beberapa kata, menunjuk barang yang ia mau, dan dapat memahami nama dan fungsi benda seperti sendok, baju, telepon. Pada tahapan ini, si Kecil juga sudah bisa pura-pura menyuapi boneka kesayangannya. Untuk menstimulasi perkembangan otak anak, ajak ia bernyanyi sambil menari bersama, Bun. Kemudian, dorong si Kecil agar mau menceritakan hal-hal yang sudah dilakukan dan dilihatnya hari itu.  

Pada usia 2 tahun, kemampuan otak si Kecil semakin terasah. Ia bisa membedakan bentuk dan warna, menyusun balok bangunan hingga tinggi, menyebutkan nama-nama hewan atau benda di buku cerita dan lain sebagainya. Stimulasi bisa Bunda berikan dengan terus mengajaknya membaca buku cerita. Kali ini, Bunda bisa mendorong si Kecil untuk gantian bercerita, dan ajak ia memberikan nama tokoh-tokoh di dalam buku. Selain itu, biasakan untuk menggunakan ungkapan lengkap pada si Kecil, misalnya “Pakai baju warna merah ya, Dik.”, “Bola Adik yang warna kuning ada di kolong meja,” dan sebagainya. 

Bunda, dukung terus perkembangan otak si Kecil agar ia bisa mengasah 5 Potensi Prestasi dan tumbuh menjadi anak yang mampu berpikir cepat, gigih, percaya diri, tumbuh tinggi, dan aktif bersosialisasi.     

 

Sumber:

  1. Artikel asli Danone: DO388.19B_Article 14_Your clever toddler's brilliant brain_v1_11.03.20
  2. including https://www.cgbabyclub.co.uk/toddler/years/1-2-
  3. years/your-toddlers-brain-development-1-2-years.html 
  4. Knickmeyer RC, Gouttard S, Kang C, et al. A structural
  5. MRI study of human brain development from birth to 2 years.
  6. J Neurosci. 2008;28(47):12176-12182. doi:10.1523/JNEUROSCI.3479-08.2008
  7. Wang B, Zhan S, Gong T, Lee L. Iron therapy for improving
  8. psychomotor development and cognitive function in children under the age of three with
  9. iron deficiency anaemia. Cochrane Database Syst Rev. 2013;2013(6):CD001444.
  10. Published 2013 Jun 6. doi:10.1002/14651858.CD001444.pub2
  11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 66/2014 (Pemantauan Pertumbuhan,
  12. Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak). Retrieved
  13. from: https://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/
  14. pmk-no.-66-ttg-pemantauan-tumbuh-kembang-anak
  15. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspadai-alergi-susu-sapi-pada-bayi

 

 

Artikel Terpopuler