Facebook Pixel Code Memahami Proses dan Teknik Induksi pada Persalinan

Memahami Proses dan Teknik Induksi pada Persalinan

Memahami Proses dan Teknik Induksi pada Persalinan

Apa sih, induksi kehamilan? Induksi kehamilan merupakan hal yang cukup lazim dilakukan untuk “memancing” kelahiran. Hal ini terutama jika kondisi si buah hati yang masih betah di dalam perut, padahal sudah melewati estimasi tanggal lahir hingga 1-2 minggu.

Jika dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan induksi kehamilan, jangan langsung lemas, Bun! Yuk, pahami teknik induksi kehamilan dan risiko yang mungkin muncul supaya Bunda semakin tenang dan yakin pada hari kelahiran:

Teknik Induksi Kehamilan

Teknik induksi kehamilan terdiri atas cara natural dan medis. Banyak teknik induksi  kehamilan natural yang bisa dipraktekkan, antara lain dengan mengonsumsi buah-buahan atau makanan tertentu. Aktif bergerak, mengonsumsi teh racikan tertentu, akupuntur hingga berhubungan intim juga merupakan beberapa cara yang bisa Bunda lakukan.

Di sisi lain, teknik induksi kehamilan yang umum secara medis dilakukan antara lain:

  1. Stimulasi Jangkauan Selaput (Membrane Sweep)

Ini adalah salah satu metode awal induksi. Dokter atau bidan akan merentangkan mulut rahim dengan jari untuk memisahkan membran yang mengelilingi bayi dari leher rahim. Ini diharapkan dapat menstimulasi kontraksi agar kelahiran dapat terjadi dalam 24-48 jam. Teknik dasar ini umumnya di dicoba dokter atau bidan pada tahap awal induksi.

  1. Memecahkan Ketuban (amniotomi)

Untuk pemecahan ketuban, dokter umumnya akan menggunakan alat khusus menyerupai jarum tumpul yang sudah disterilisasi. Hal ini kemudian akan mendorong kepala bayi sehingga turun ke bawah. Kontraksi biasanya akan terjadi dengan harapan persalinan dapat dilakukan secara alami.

Keunggulan metode amniotomi antara lain:

  • Kelahiran bisa dipercepat hingga 1 jam lebih awal. 
  • Dokter bisa segera menguji kondisi air ketuban untuk memastikan kondisi bayi.
  • Detak jantung bayi bisa diketahui secara langsung.

    3. Kateter Foley

Kateter foley adalah salah satu metode induksi dengan memasukkan balon khusus ke ujung leher rahim. Balon akan diisi air untuk menekan leher rahim sehingga membuka. Hormon prostaglandin dalam tubuh terangsang alami untuk melunakkan dan membuka leher rahim.

    4. Oksitosin

Infus oksitosin yang digunakan untuk induksi persalinan diberikan dalam dosis rendah hingga sesuai anjuran dokter. Hal ini untuk merangsang atau meningkatkan kontraksi dalam persalinan. Oksitosin juga merupakan hormon yang bisa muncul melalui kontak kulit, seperti saat memberikan ASI. Karena itu, ada juga teknik induksi kehamilan yang tidak langsung memberikan infus oksitosin, tetapi memancing dengan cara memompa payudara.

    5. Prostaglandin

Prostaglandin merupakan zat yang membantu terjadinya kontraksi dan membuat leher rahim terbuka lebih lebar. Jika Bunda memutuskan melakukan induksi, dokter akan memberikan obat yang mengandung prostaglandin yang dimasukkan melalui vagina, atau diberikan dalam infus intravena.

Umumnya induksi kehamilan yang dilakukan profesional selalu dipantau dari dekat dan intens. Ini tentunya menjadikan induksi kehamilan bisa berjalan lancar dan aman. Meski demikian, induksi memiliki beberapa risiko yang juga harus Bunda persiapkan, antara lain:

  • Operasi Caesar

Jika induksi kehamilan tidak membuahkan hasil, dokter umumnya akan menganjurkan persalinan Caesar.

  • Bayi stres

Induksi kehamilan dengan obat-obatan juga punya pengaruh terhadap kondisi bayi di dalam perut. Kontraksi kuat yang dihasilkan dari obat-obatan membuat rahim berdenyut sehingga mengurangi pasokan oksigen ke bayi. Hal ini dikhawatirkan membuat bayi stres/lemas. 

  • Pendarahan setelah melahirkan

Kontraksi dari obat-obatan juga bisa meningkatkan risiko otot rahim yang berkontraksi. Hal ini bisa mengakibatkan pendarahan serius setelah melahirkan.

  • Infeksi

Risiko infeksi meningkat saat Bunda mendapatkan induksi kehamilan.

  • Rahim robek/tali pusar

Dalam kasus yang jarang, induksi kehamilan bisa mengakibatkan abruptio plasenta atau atau lepasnya plasenta sebelum waktunya. Selain itu, induksi kehamilan bisa meningkatkan risiko prolaps tali pusar, atau tali pusar yang mendahului janin saat kelahiran.

Proses induksi yang dilakukan sesuai prosedur tentu dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi lebih lanjut. Karena itu, Bunda harus selalu mencari informasi dari sumber terpercaya agar proses kelahiran buah hati berjalan lancar. Pastikan buah hati lahir dengan sehat agar ia bisa tumbuh menjadi anak generasi maju yang kuat dan cerdas. Jangan lupa selalu memberi asupan nutrisi seimbang untuk dukung pertumbuhan anak sejak dalam kandungan. Jadikan anak generasi maju yang cerdas kreatif dan mandiri.

Artikel Terpopuler