Facebook Pixel Code Beda Kandungan Susu Pertumbuhan vs UHT, Cek Detailnya!

Ini Beda Kandungan Susu Pertumbuhan vs UHT!

Ini Beda Kandungan Susu Pertumbuhan vs UHT!

 

Konsumsi susu yang kaya akan nutrisi dapat mendukung pertumbuhan si Kecil. Salah satu alasan banyak Bunda memberikan susu adalah karena konsumsi makanan anak sering kali belum mencukupi kebutuhan nutrisinya.  Faktanya, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang (SSGI, 2021). Salah satu pencegahan yang disarankan untuk mencegah kondisi ini adalah dengan memberikan nutrisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.

Konsumsi susu pertumbuhan yang diperkaya nutrisi dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak untuk dapat memaksimalkan pertumbuhannya.Namun, tidak semua kandungan susu sama, lho. Misalnya saja antara susu pertumbuhan vs UHT. Sebelum memberikannya ke si Kecil, yuk liat isinya dulu karena isinya lebih penting!

Kandungan Susu Pertumbuhan vs UHT

Menurut Jurnal Konsumsi Harian Susu Pertumbuhan Berkaitan dengan Penurunan Stunting di Kalangan Balita Indonesia (Sjarif, 2019), konsumsi susu pertumbuhan setiap hari dapat mengurangi risiko stunting pada anak Indonesia. 

Jurnal tersebut menyebutkan bahwa konsumsi susu pertumbuhan 300 ml per hari dapat mencegah risiko stunting pada balita. 

Selain itu, susu pertumbuhan juga mengandung lebih banyak nutrisi penting dibandingkan susu UHT. Berikut adalah beberapa perbandingan kandungan susu pertumbuhan vs UHT!

1. Kandungan Zat Besi

Penting untuk memastikan kandungan Zat Besi tercukupi karena zat besi membantu produksi sel darah merah sehat dalam tubuh dan mendukung perkembangan kognitif anak.

Selain Zat Besi, kandungan Vitamin C dengan perbandingan yang tepat juga diperlukan untuk membantu penyerapan zat besi maksimal. Menurut WHO/FAO (2006) kombinasi unik Zat besi & Vitamin C dengan molar ratio 1:2 dapat meningkatkan penyerapan Zat Besi.

Menurut Jurnal Iron Deficiency and Impaired Child Development (Saloojee,2001) kekurangan zat besi pada anak dapat menyebabkan anemia dan mengganggu tumbuh kembang anak.

Konsumsi zat besi harian yang disarankan untuk anak usia 1-3 menurut Angka Kecukupan Gizi Kemenkes adalah 7 mg. Kandungan Zat Besi di susu UHT jauh lebih rendah dari jumlah yang disarankan tersebut. Per takaran saji SGM Eksplor 1+ bisa memenuhi hingga 25% kebutuhan zat besi, sedangkan susu UHT hanya sekitar 4%.

SGM Eksplor 1+ merupakan satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™*, kombinasi unik zat besi dan vitamin C yang membantu penyerapan nutrisi 2x lipat*.

Cukup konsumsi susu SGM Eksplor 1+ sebanyak 2x sehari secara rutin untuk memenuhi 100% kebutuhan zat besi si Kecil!

2. DHA, Minyak Ikan, dan Omega 3&6

Faktanya 90% perkembangan otak yang mendukung fungsi kognitif anak terjadi pada 5 tahun pertama. Maka dari itu, penting untuk memaksimalkan asupan nutrisi pendukung fungsi kognitif pada usia tersebut.

Perkembangan kognitif ini meliputi kemampuan bahasa, pemecahan masalah, daya ingat, kreativitas, penalaran logis, keterampilan motorik, kemampuan berpikir abstrak.

Faktanya, 90% perkembangan otak yang mendukung fungsi kognitif anak terjadi di 5 tahun pertama (Dekaban, 1978). Susu pertumbuhan memiliki nutrisi yang lebih lengkap untuk dukung daya pikir. Kandungan nutrisi seperti DHA, minyak ikan, Omega 3 & 6 sangat penting untuk pertumbuhan daya pikir untuk dukung si Kecil jadi Generasi Maju yang berpikir cepat dan berani. Semua kandungan tersebut bisa didapatkan di susu pertumbuhan, tapi belum tentu ada dalam susu UHT.

SGM Eksplor 1+ memiliki kandungan DHA 100% berkualitas dari Minyak Ikan Tuna. Jenis minyak ikan ini memiliki kandungan DHA lebih banyak dari minyak ikan lainnya, bahkan ikan kod, sehingga dapat lebih memenuhi kebutuhan DHA si Kecil.

3. Kandungan Nutrisi Penting pada Susu Pertumbuhan Lebih Banyak dari Susu UHT

Selain kandungan Zat Besi, DHA, dan Omega 3 & 6, si Kecil juga membutuhkan nutrisi lain yang penting untuk menunjang aspek tumbuh kembang mulai dari pertumbuhan motorik, sensorik, pencernaan, dan lainnya.

Protein berperan penting dalam pembentukan otot, produksi hormon, pertumbuhan kulit dan tulang, hingga pengangkutan nutrisi. Selain itu, Kandungan kalsium dan vitamin D dalam susu pertumbuhan juga berperan penting dalam pertumbuhan fisik anak.  Vitamin D berguna untuk membantu penyerapan kalsium. Sumber serat pangan juga dibutuhkan dalam susu untuk pencernaan si Kecil.

Secara umum susu sapi memiliki kandungan nutrisi seperti Protein, Kalsium, Vitamin D, dan serat pangan. Namun terdapat beberapa kandungan yang jumlahnya kecil dibandingkan yang ada pada susu pertumbuhan.

Misalnya saja kandungan Kalsium dalam per sajian SGM Eksplor 1+ yang dapat memenuhi hingga 20% kebutuhan si Kecil, rata-rata per sajian susu UHT hanya memenuhi 15% saja. Lalu kandungan protein dalam per sajian susu UHT hanya sekitar 3 g, sedangkan kandungan protein per sajian SGM Eksplor 1+ adalah 5 gram per sajian.

Susu SGM Eksplor 1+ yang mengandung  nutrisi penting untuk tubuh mulai Protein, Kalsium, Vitamin D, Zinc, dan Serat pangan dapat dukung si Kecil tumbuh maksimal. Susu pertumbuhan ini dapat mendukung tumbuh kembang si Kecil agar jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.

4. Harga Susu Pertumbuhan Lebih Hemat dari Susu Kotak

Bukan hanya unggul dengan nutrisi dan kelezatannya, susu pertumbuhan juga lebih hemat dibandingkan susu UHT. Harga susu UHT rata-rata adalah Rp 3000-an per 100 ml, sedangkan SGM Eksplor 1+ hanya Rp1.600-an per 100 ml. Dengan harga yang hemat, Bunda sudah bisa memberikan nutrisi yang lebih lengkap untuk si Kecil sehingga ia bisa tumbuh maksimal. 

Menurut MMR Consumer Research & Sensory Agency tahun 2023, 9 dari 10 ibu setuju SGM Eksplor mudah larut dan tidak menggumpal. Buktinya Selain itu, terbukti 99% anak suka lezatnya SGM Eksplor yang milky dan creamy.

SGM Eksplor 1+ juga terbukti menjadi produk susu No. 1 pilihan Bunda di Indonesia yang telah mendukung nutrisi jutaan anak di Indonesia.**

Ikuti juga keseruan Pesta Hadian SGM Eksplor bagi Bunda yang memilih SGM Eksplor untuk si Kecil dan sudah terdaftar di Klub Generasi Maju. Submit kode unik di kemasan, berkesempatan dapat hadiah mobil lho. Satu pilihan, ratusan juta hadiahnya!

Jadi, tunggu apa lagi Bunda? Yuk, pilih SGM Eksplor, isinya lebih penting, tidak perlu bayar lebih!

 

*Kombinasi unik Zat besi & Vitamin C dengan molar ratio 1:2 untuk meningkatkan penyerapan Zat Besi (WHO/FAO 2006)

**Produk susu cair anak yang paling banyak dijual mencakup 80% kategori susu cair anak di Indonesia (Market Research Data, FY 2023)

Referensi:

  1. Sjarif, Damayanti Rusli et al. (2019). Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers. https://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/view/2607

  2. Saloojee, Haroon dan John M Pettifor. (2001). Iron deficiency and impaired child development. (2021). PubMed National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1121846/ 

  3. Ziegler, Ekhard E. (2021). Consumption of cow's milk as a cause of iron deficiency in infants and toddlers. (2011). NCBI. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22043881/

  4. Fish, cod, Atlantic, cooked, dry heat. (2018). FoodData Central United States Department of Agriculture. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171956/nutrients 

  5. Fish, tuna, fresh, bluefin, cooked, dry heat. (2018). FoodData Central United States Department of Agriculture. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/173707/nutrients 

  6. Kuratko, Connye N. (2013). NCBI. The Relationship of Docosahexaenoic Acid (DHA) with Learning and Behavior in Healthy Children: A Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3738999/ 

  7. Endrinikapoulos, Ariana, et al. (2023). NCBI. Study of the importance of protein needs for catch-up growth in Indonesian stunted children: a narrative review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10123915/  

  8. Finn, Kristen, et al. (2019). NCBI. Nutrient intakes and sources of fiber among children with low and high dietary fiber intake: the 2016 feeding infants and toddlers study (FITS), a cross-sectional survey. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6859612/  

  9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. (2019). http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf  

  10. Dekaban, Dr. Anatole S. dan Doris Sadowsky BS. (1978). Changes in brain weights during the span of human life: Relation of brain weights to body heights and body weights. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ana.410040410 

  11. Penjelasan Lengkap Soal Pangan Cegah Stunting. (2022). https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220125/2039216/penjelasan-lengkap-soal-pangan-cegah-stunting/

Artikel Terpopuler