Facebook Pixel Code Manfaat ASI Eksklusif untuk Tumbuh Kembang dan Kesehatan Bayi

Bun, Ini Pentingnya ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Pertama Bayi

Bun, Ini Pentingnya ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Pertama Bayi


Ini Pentingnya ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Pertama Bayi

Masa 6 bulan pertama merupakan periode pertumbuhan paling penting bagi buah hati. Untuk itu, buah hati sebaiknya hanya diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah kelahiran. Pertumbuhan buah hati ditentukan nutrisi yang diserapnya, dan nutrisi paling baik pada 6 bulan pertama adalah ASI eksklusif.

Pemberian susu formula pun tidak bisa menggantikan ASI eksklusif secara maksimal. Buah hati yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertumbuhannya jauh lebih baik daripada yang diberi susu formula.

Efek jangka panjang pemberian ASI eksklusif paling terlihat pada tinggi dan berat badan ideal sang buah hati nantinya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam situsnya, www.idai.or.id, bayi yang diberi susu formula mengalami pertumbuhan yang lebih lambat daripada yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan. Pertumbuhan pada bayi ini menjadi salah satu indikasi apakah bayi tersebut sehat atau tidak.

Selain berperan bagi pertumbuhan buah hati tersayang, ASI eksklusif juga memberi manfaat bagi Bunda, loh. Apa saja manfaat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama? Berikut jawabannya ya, Bun.

Baca Juga: Manfaat ASI saat 100 Hari Pertama untuk Bayi

Manfaat ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Pertama

Bunda sebaiknya mulai memberikan ASI eksklusif pada buah hati sejak hari pertama kelahirannya. Hal itu akan memberikan manfaat baik untuk buah hati maupun Bunda. Bahkan, manfaat yang didapat dari pemberian ASI eksklusif berlangsung secara jangka panjang hingga ia dewasa.

1. Membantu Pertumbuhan Berat dan Tinggi Badan Bayi

Bayi yang hanya diberi ASI eksklusif mengalami pertumbuhan berat dan tinggi badan lebih lambat pada 6 bulan pertama kehidupannya. Hasil ini sering membuat orang mengira pemberian susu formula lebih baik dari ASI eksklusif. Nah, Bunda harus menghindari kesalahpahaman ini.

Pertumbuhan berat dan tinggi bayi yang lebih cepat tidak selalu menandakan bayi lebih sehat. Menurut WHO, berat berlebihan pada bayi yang mendapat asupan susu formula malah menandakan terjadinya kegemukan.

Selain itu, setelah 6 bulan pertambahan panjang pada bayi yang diberi susu formula akan melambat. Nantinya, bayi yang mendapat asupan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan memiliki badan lebih tinggi dan berat ideal daripada bayi yang diberi susu formula.

Baca Juga: 6 Asupan Nutrisi Ideal untuk Ibu yang Memberikan ASI Eksklusif

2. Pengaruh Baik untuk Perkembangan Otak Bayi

Selain membantu pertumbuhan fisik bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan awal juga berpengaruh pada kecerdasan bayi. Nutrisi dalam ASI eksklusif yang Bunda berikan akan membantu perkembangan otak buah hati Bunda.

Berdasarkan penelitian Angelsen dkk (2001), yang dilansir dari www.idai.or.id, bayi yang mendapat asupan ASI eksklusif saja berturut-turut selama 6 bulan pertama akan memiliki kecerdasan lebih tinggi. Selain itu, ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan mendukung stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan otak bayi.

3. Ikatan Batin Bunda dan Buah Hati

Memberi ASI eksklusif kepada bayi selama usia setelah lahir sampai 6 bulan tidak hanya berefek pada perkembangan fisik, tapi juga psikologis. ASI eksklusif memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang dari segi fisik bayi (asuh), kasih sayang atau emosi bayi (asih), dan stimulasi pada bayi (asah).  

Saat menyusui, bayi terpenuhi kebutuhan emosinya melalui interaksi yang dilakukan Bunda. Interaksi seperti sentuhan kulit dan penciuman akan memberi peran terhadap keberhasilan menyusui. Interaksi ini juga meningkatkan hubungan batin antara Bunda dan buah hati sehingga menimbulkan rasa aman dan percaya kepada Bunda hingga buah hati tumbuh besar.

Kebutuhan stimulasi (asah) pada bayi juga terpenuhi ketika Bunda menyusui. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang bayi. Dengan mendapat stimulasi yang cukup, buah hati akan lebih cepat memberi respon terhadap suatu hal.

Sebaiknya Bunda mendekap buah hati saat menyusui untuk mengurangi rasa penolakan kehadiran pada alam bawah sadar bayi. Selain itu, kebutuhan Bunda secara psikologis juga ikut terpenuhi ketika menyusui buah hati.

Baca Juga: 6 Cara Efektif Memperlancar ASI

Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Bunda Menyusui

Selama Bunda menyusui buah hati pada masa 6 bulan pertama kehidupannya, asupan nutrisi yang masuk pada tubuh Bunda sangat penting. Hal ini berkaitan dengan kualitas ASI eksklusif yang akan dikonsumsi buah hati.

Bunda harus sangat memperhatikan apa saja yang dikonsumsi selama menyusui. Berikut pola makan yang bisa Bunda terapkan selama menyusui sampai berusia 6 bulan.

1. Bunda Butuh Asupan Energi Lebih Banyak saat Menyusui

Dalam keadaan normal (tidak hamil/menyusui), menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, Bunda memerlukan asupan energi sekurangnya 2.000 kkal. Bunda butuh tambahan asupan energi sekitar 300-400 kkal selama masa menyusui. Ini karena memproduksi ASI membutuhkan energi lebih banyak. Jadi, sangat wajar jika Bunda merasa lebih lapar serta makan lebih banyak pada masa menyusui.

Asupan energi ini sebaiknya dipenuhi. Bunda tidak perlu khawatir menambah asupan kalori hanya karena tidak ingin berat badan naik. Ingat Bun, kesehatan dan kebutuhan sang buah hati tentu harus lebih diutamakan.

2. Asupan Lemak untuk Perkembangan Bayi

Bunda membutuhkan asupan mineral dan vitamin selama menyusui. Bunda dapat memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin dengan mengonsumsi berbagai buah. Selain mineral dan vitamin, nutrisi yang cukup penting pada ASI adalah lemak.

Konsumsi ikan dapat memenuhi asupan lemak Bunda. Ikan mengandung asam lemak Omega 3 yang baik bagi tubuh. Asam lemak ini sangat penting untuk perkembangan otak dan mata bayi. Namun, Bunda perlu memastikan ikan disiapkan dan dimasak hingga matang sebelum mengonsumsinya.

Baca Juga: 1000 Hari Pertama, Kelebihan ASI untuk Bayi

3. Pola Makan yang Benar Selama Menyusui

Selama menyusui, pola makan Bunda sebaiknya diatur dengan baik agar seluruh asupan nutrisi dapat terpenuhi. Sebaiknya Bunda makan dalam porsi lebih kecil dan tapi sering. Ini agar persediaan nutrisi dalam tubuh menjadi konstan. Jika Bunda akan merasa lapar sesaat setelah menyusui, makanlah sedikit setiap selesai menyusui.

Usahakan makanan yang dikonsumsi bervariasi. Hindari memakan satu jenis makanan yang sama dalam sehari penuh. Pastikan Bunda minum banyak cairan sesuai kebutuhan tubuh. Sebisa mungkin, Bunda langsung minum ketika merasa haus agar terhindar dari kekurangan cairan tubuh. Hindari mengonsumsi makanan siap saji dan alkohol agar produksi ASI tetap lancar.

Faktor-Faktor yang Sebaiknya Diperhatikan Selama Menyusui

Selain pentingnya memperhatikan asupan nutrisi untuk menghasilkan ASI yang baik, ada beberapa faktor yang harus Bunda perhatikan selama menyusui. Faktor-faktor ini akan berpengaruh secara jangka pendek dan panjang pada Bunda serta buah hati kesayangan.

1. Waktu Tepat untuk Menyusui

Waktu untuk menyusui buah hati merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Menyusui terlalu sering maupun terlalu jarang akan memberi dampak tidak baik bagi buah hati. Sebaiknya, Bunda memberi asupan ASI ketika buah hati memang sudah memerlukannya. Bagaimana caranya Bunda bisa tahu kapan buah hati sudah mulai lapar?

Bayi yang lapar biasanya mulutnya terbuka mencari sesuatu untuk disedot saat Bunda menyentuh pipinya, memukul dada atau lengan Bunda berulang kali, dan menjulurkan lidah serta menjilati bibirnya. Tanda lain yang bisa muncul yaitu bayi mengisap jari tangan atau kaki, dan menangis tanpa henti meski sudah coba diredakan dengan berbagai cara.

Meski demikian, Bunda tetap harus membatasi pemberian ASI terhadap buah hati. Pada usia baru lahir sampai 3 bulan, Bayi membutuhkan asupan ASI setiap 2-3 jam sekali. Saat usia bayi 3-6 bulan, kebutuhannya terhadap asupan ASI menjadi sekitar 3-4 jam sekali.

2. Alergi yang Muncul karena Konsumsi ASI

Bayi biasanya lebih sensitif terhadap semua hal termasuk pada makanan. Alergi terhadap suatu makanan pada bayi dapat dideteksi ketika proses menyusui terutama pada masa 6 bulan awal. Kadang alergi pada bayi nampak samar dan biasanya diawali dengan tanda bayi tidak berselera minum ASI.

Bunda harus mencermati makanan apa yang sebelumnya dikonsumsi sehingga dapat mengetahui alasan bayi mengalami alergi. Misalnya, buah hati mengalami penurunan nafsu minum ASI setelah Bunda mengonsumsi makanan pedas terus-menerus. Jika demikian, sebaiknya Bunda mulai mengurangi makan pedas atau menghentikannya. Apabila setelah itu nafsu minum ASI pada bayi masih belum kembali, Bunda bisa konsultasi dengan dokter agar mengetahui lebih jelas alasan turunnya nafsu makan bayi.

Nah, kini Bunda tentu sudah paham mengenai pentingnya memberi ASI eksklusif selama usia bayi baru lahir hingga 6 bulan. Pastikan tumbuh kembang buah hati berjalan maksimal sejak awal.

Penuhi asupan nutrisi harian Bunda selama masa menyusui dengan susu yang diformulasikan khusus untuk ibu hamil dan menyusui. Dengan asupan ASI eksklusif yang cukup, tentunya Bunda dan buah hati juga semakin erat dan akrab sehingga memberi pengaruh baik dalam jangka panjang.

Artikel Terpopuler