Facebook Pixel Code Ciri-Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi yang Perlu Diketahui

Ciri-Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi yang Perlu Diketahui

Ciri-Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi yang Perlu Diketahui

 

Ciri feses bayi yang mengonsumsi susu sapi akan berbeda dengan bayi yang menyusu ASI secara eksklusif. Jika feses bayi ASI eksklusif normalnya kecokelatan atau kuning keemasan, bayi yang minum susu selain ASI umumnya lebih berwarna hijau atau kehitaman. Apa yang menyebabkan feses bayi berubah warna? Yuk, sama-sama kita kenali seperti apa feses bayi alergi susu sapi dan cara mengatasinya!

Ciri-Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi

Ada beberapa kondisi tertentu yang mungkin membuat si Kecil tidak bisa mendapatkan ASI sebagai asupan utamanya. Di sisi lain, terlalu dini mengenalkan susu selain ASI pada bayi dapat meningkatkan risiko ketidakcocokan alias alergi.

Alergi terhadap susu hewani selain ASI adalah reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh imun tubuh terhadap protein yang ada di dalam susu sapi. 

Reaksi berlebihan tersebut muncul karena sistem imun bayi melawan protein susu karena salah mengira sebagai benda asing yang berbahaya bagi tubuh. Nah, proses perlawanan tersebut akhirnya membuat tubuh si Kecil memproduksi sebuah zat bernama histamin. 

Nah, salah satu reaksi yang dapat ditunjukkan bayi ketika mengalami ketidakcocokan atau alergi terhadap susu sapi adalah gangguan pencernaan, termasuk perubahan pada pola BAB dan bentuk pupnya.

Lalu, seperti apa feses bayi alergi susu sapi?

  • Lebih sering BAB. 

  • Feses terlihat lebih cair dari biasanya. 

  • Ada lendir di dalam feses bayi. 

  • Feses bayi berdarah dan berwarna kemerahan, pada beberapa kasus.

  • Feses bayi berwarna kehijauan.   

Selain dari fesesnya, bayi yang tidak cocok dengan susu sapi juga bisa menunjukkan gejala seperti:

  • Mengi (nafas berbunyi ngik-ngik atau seperti mendengkur).

  • Kesulitan bernapas.

  • Pilek. 

  • Batuk-batuk.

  • Suara serak.

  • Penyempitan tenggorokan.

  • Mata gatal.

  • Mata berair.

  • Mata bengkak.

  • Gatal-gatal biduran atau ruam kulit.

  • Pembengkakan pada mata dan telinga. 

  • Penurunan tekanan darah. 

  • Sakit perut.

  • Muntah-muntah. 

  • Diare.

  • Konstipasi.

  • Kolik persisten.

Gejala tersebut umumnya akan muncul langsung setelah si Kecil mengonsumsi susu sapi hingga 1 jam setelah mengonsumsi susu sapi. 

Walau begitu ada kasus khusus di mana gejala alergi susu sapi baru muncul beberapa 48-72 jam hingga beberapa hari kemudian. 

Keparahan alergi yang dialami si Kecil juga tidak selalu sama, Bun. Hari ini mungkin si Kecil hanya menunjukkan gejala ringan, namun esok hari mungkin si Kecil akan menunjukkan gejala yang lebih serius. 

Namun jangan langsung memutuskan untuk menghentikan pemberian susu si Kecil jika memang ia tidak bisa mendapatkan ASI, ya, Bun. Selalu konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengganti atau menghentikan asupan susu si Kecil.

Baca juga: Macam-Macam Makanan yang Kerap Memicu Alergi pada Anak

Penyebab Bayi Tidak Cocok Susu Sapi

Sebenarnya banyak faktor penyebab alergi terhadap protein dalam susu hewani selain ASI, baik faktor dari dalam tubuh si Kecil maupun faktor luar tubuh si Kecil.

1. Faktor Genetik

Menurut hasil penelitian, 40% masalah ketidakcocokan terhadap makanan atau susu hewani selain ASI merupakan kondisi genetik yang diturunkan dari orang tua.

2. Terpapar Bahan Alergi 

Bayi dapat menunjukan gejala alergi susu sapi walaupun tidak mengonsumsi susu sapi secara langsung. 

Tahukah Bunda, ketika sedang dalam masa menyusui, ternyata semua makanan yang dimakan akan mempengaruhi kandungan nutrisi di dalam ASI? 

Apabila Bunda mengonsumsi susu sapi atau produk olahan lain yang mengandung susu sapi, si Kecil juga akan mendapatkan asupan protein susu sapi melalui ASI sehingga muncullah berbagai gejala alergi.  

Oleh karena itu, jika si Kecil tidak cocok dengan susu sapi, Bunda perlu menghentikan konsumsi susu sapi hingga produk olahan susu sapi lainnya seperti keju, yogurt, dan butter. 

Nah, selama melakukan eliminasi susu sapi ini, Bunda juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen guna memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D. 

3. Paparan Polusi Udara

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi udara yang berlebihan dapat meningkatkan risiko bayi mengalami alergi terhadap makanan. Beberapa polusi yang rentan memicu alergi adalah:

  • Uap zat kimia dari perabotan baru.

  • Jamur di tembok atau plafon.

  • Pengembunan di jendela rumah bagian dalam rumah.

  • Debu rumah tangga.

  • Asap rokok.

  • Asap bermotor.

Baca juga: Mitos Susu Soya yang Perlu Bunda Ketahui

Cara Mengatasi Feses Bayi Alergi Susu Sapi

Sekarang Bunda sudah mengetahui apa saja gejala yang timbul ketika bayi mengalami alergi susu sapi mulai dari kulit hingga fesesnya. Lalu, adakah cara “mengembalikan” feses bayi alergi susu sapi menjadi normal pada umumnya?

Faktor yang paling memengaruhi pola, tekstur, dan warna BAB adalah konsumsi makanan. Jadi selama si Kecil masih mengonsumsi susu selain ASI karena punya alergi, fesesnya mungkin masih akan terus berbentuk seperti sekarang ini.

Bagaimana dengan alerginya itu sendiri? Alergi tidak bisa sepenuhnya sembuh, tapi gejalanya masih bisa dikendalikan. Seiring bertambahnya usia si Kecil, gejala alergi susu sapi perlahan dapat menghilang ketika ia berusia 3-5 tahun.

Maka itu, Bunda sebenarnya disarankan untuk tetap mencoba memberikan ASI kepada Si Kecil jika ia memiliki alergi terhadap susu sapi. Hal ini dikarenakan ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Konsumsi ASI juga disebut dapat mencegah kekambuhan gejala alergi susu sapi pada bayi.

Bunda masih punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan si Kecil? Yuk, hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju sekarang! Kami siap menjawab pertanyaan Bunda seputar kondisi kesehatan si Kecil selama 24/7. 

Tak hanya itu, Bunda juga dapat menanyakan berbagai hal lain terkait pengasuhan si Kecil seperti nutrisi dan stimulasi tumbuh kembang, bahkan proses kehamilan juga menyusui.  Yuk, hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju sekarang!.

Semoga artikel ini membantu!

Referensi tambahan:

  1. IDAI | Mengenali Alergi Susu Sapi pada Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenali-alergi-susu-sapi-pada-anak

  2. IDAI | Mengenal Gejala Saluran Cerna akibat Alergi Protein Susu Sapi. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-gejala-saluran-cerna-akibat-alergi-protein-susu-sapi

  3. Milk Allergy in Infants (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/milk-allergy.html

  4. Milk allergy and lactose intolerance in babies and children. (2023, February 28). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/milk-intolerance-in-babies-and-children

  5. Edwards, C. W., & Younus, M. A. (2022, June 27). Cow Milk Allergy. Nih.gov; StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542243/

  6. Lactose intolerance - Symptoms and causes. (2022). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/symptoms-causes/syc-20374232#:~:text=Lactose%20intolerance%20occurs%20when%20your,bloodstream%20through%20the%20intestinal%20lining.

  7. Zhang, X., Lu, C., Li, Y., Norbäck, D., Murthy, P., Sram, R. J., & Deng, Q. (2023). Early-life exposure to air pollution associated with food allergy in children: Implications for “one allergy” concept. Environmental Research, 216, 114713. https://doi.org/10.1016/j.envres.2022.114713

  8. Fletcher, J. (2022, September 30). Does my baby’s poop indicate a milk allergy? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/milk-allergy-baby-poop-pictures#milk-allergy-poop

  9. Green Poop in a Baby: Causes, Other Symptoms, and What to Do. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/why-is-my-childs-poop-green-5081667

Artikel Terpopuler