Kulit si Kecil sering kemerahan, bentol-bentol dan terasa gatal ketika terpapar udara dingin? Bisa jadi ini merupakan gejala alergi dingin, Bun.
Nah, supaya tidak salah mengambil langkah dalam menanganinya, Bunda perlu mencermati gejala dan pemicu alergi dingin pada anak. Yuk, simak penjelasan selengkapnya dengan membaca artikel ini sampai selesai!
Gejala Alergi Dingin pada Anak
Cold urticaria atau alergi dingin adalah reaksi yang ditunjukkan tubuh segera setelah kulit mengalami kontak langsung dengan sesuatu yang dingin dan biasanya akan bertahan selama 2 jam.
Oh iya Bun, “sesuatu yang dingin” di sini bukan hanya udara dingin saja, tapi juga udara yang lembab dan berangin, makanan atau minuman dingin, hingga mandi air dingin juga dapat memicu reaksi alergi pada kulit.
Apa saja gejala umum yang ditunjukkan saat si Kecil mengalami alergi dingin? Simak penjelasan berikut ini, ya!
Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Alergi Anak yang Perlu Bunda Ketahui
1. Kulit Kemerahan dan Gatal-Gatal
Gejala pertama yang akan ditunjukkan si Kecil ketika mengalami alergi dingin adalah kulit kemerahan hingga munculnya biduran yang menyebabkan sensasi gatal dan terbakar.
Kondisi ini sifatnya ringan dan sementara, namun bisa membuat si Kecil merasa merasa tidak nyaman hingga terganggu aktivitas sehari-harinya. Apabila gejala alergi dingin terjadi di malam hari, si Kecil mungkin akan rewel dan susah tidur.
2. Bengkak di Beberapa Area Tubuh
Alergi dingin dapat memunculkan pembengkakan di beberapa area tubuh sesaat setelah si Kecil terpapar sesuatu yang dingin.
Contohnya ketika si Kecil minum es atau mengonsumsi makanan yang dingin, area sekitar mulut dan bibirnya bisa langsung mengalami pembengkakan. Begitu juga sesaat setelah ia memegang es batu atau gelas dingin, dengan telapak tangannya bisa memerah dan membengkak.
Oleh karena itu Bunda, apabila si Kecil menunjukkan risiko alergi dingin, misalkan timbul kulit memerah dan gatal ketika diajak ke daerah pegunungan yang dingin, ada baiknya Bunda menghindari pemberian makanan atau minuman yang dingin, ya.
Ciri-Ciri Alergi Dingin yang Berbahaya
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, alergi dingin dapat meningkatkan risiko syok anafilaksis jika gejalanya dibiarkan tanpa penanganan tepat atau ketika paparan udara dinginnya berlangsung terus-terusan dan sangat lama.
Contohnya ketika si Kecil berengan di dalam air dingin. Reaksi alergi yang muncul dapat memicu hilangnya kesadaran sehingga si Kecil berisiko tenggelam ke dalam air. Jadi, Bunda harus ekstra waspada ketika si Kecil memiliki alergi dingin dan ia akan pergi berenang.
Pastikan pendamping si Kecil mengetahui kondisi alergi dinginnya dan kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi. Jika suhu air terlalu dingin, sebaiknya hindari berenang sama sekali.
Anafilaksis adalah reaksi alergi berat yang sifatnya mengancam nyawa. Kondisi ini bisa berpengaruh pada hampir seluruh tubuh anak. Saat si Kecil mengalaminya, akan timbul gejala serius, seperti:
-
Lemas dan lesu yang ekstrem
-
Mual dan muntah
-
Jantung berdebar cepat,
-
Tekanan darah rendah (Hipotensi) yang bisa menyebabkan anak tak sadarkan diri.
-
Lidah dan tenggorokan membengkak, sehingga menyebabkan anak kesulitan bernapas.
Bila kondisi ini terjadi, segera larikan si Kecil ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis darurat.
Baca juga: Saat Alergi, Kapan si Kecil Harus ke Dokter?
Apa Penyebab Alergi Dingin pada Anak?
Sebetulnya, hingga saat ini belum dapat diketahui pasti penyebab alergi dingin. Satu hal yang pasti adalah sistem imun mengeluarkan reaksi berlebihan ketika dipicu oleh sesuatu yang dingin.
Hal tersebut memicu sistem imun untuk memproduksi histamin dan senyawa kimia lainnya ke dalam peredaran darah sehingga timbulah berbagai reaksi alergi seperti gatal-gatal, bengkak, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, tindakan sistem imun ini bertujuan baik untuk melindungi tubuh dari paparan zat asing yang masuk. Sayangnya, pada kondisi tersebut, sistem imun justru mengenali sesuatu yang dingin tersebut sebagai musuh yang harus diberantas.
Selain itu, menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, ada faktor lain yang meningkatkan risiko reaksi alergi dingin pada anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Kalau Bunda, Ayah, atau Kakak ada yang mengalami alergi dingin bisa jadi si Kecil juga mengalami hal yang sama. Kabar baiknya Bun, alergi dingin yang dipengaruhi oleh faktor genetik cukup jarang terjadi.
Namun, ketika mengalami hal ini, si Kecil biasanya menunjukkan gejala menyerupai flu dan munculnya bilur-bilur yang perih (luka panjang pada permukaan kulit, seperti bekas dicakar kucing) di beberapa bagian tubuh.
2. Usia
Biasanya alergi dingin lebih banyak muncul pada usia dewasa muda, yaitu sekitar usia 20-30 tahun. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan si Kecil dapat mengalami alergi dingin mulai dari usia 3 bulan.
3. Riwayat Penyakit Lain
Hal ini sangat jarang terjadi, namun alergi dingin dapat muncul ketika si Kecil memiliki masalah kesehatan lain seperti hepatitis atau kanker.
Baca juga: Efek Jangka Pendek Alergi
Bagaimana Cara Mengatasi Alergi Dingin?
Muncul gejala alergi dingin pasti membuat Bunda cemas dan khawatir karena harus melihat si Kecil terus-terusan menggaruk kulitnya yang gatal dan memerah.
Meski begitu, Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir sebab umumnya karena alergi dingin dapat dikendalikan dan diatasi dengan cepat, kok. Berikut adalah berbagai cara mengatasi alergi dingin pada anak yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah.
1. Segera Jauhkan Anak dari Pemicu Alergi
Pengobatan utama alergi dingin adalah menjauhkan si Kecil dari paparan suhu dingin. Hal ini untuk mengantisipasi agar gejalanya tidak semakin parah dan mengganggu si Kecil.
Misalnya, Bunda bisa segera menghentikan pemberian makanan dan minuman dingin apabila si Kecil menunjukkan ciri-ciri alergi setelah ia mengonsumsinya.
Jika Bunda tidak tahu apa faktor pemicu yang membuat anak mengalami alergi dingin, Bunda bisa segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Jaga Tubuhnya Tetap Hangat
Paparan AC dengan suhu yang terlalu renda atau udara sejuk di pegunungan bisa menimbulkan gejala alergi dingin.
Supaya gejala ini tidak makin memburuk, jaga si Kecil tetap hangat ya, Bun. Contohnya dengan segera membawanya ke ruangan yang lebih hangat, atau memakaikan anak jaket, selimut, syal, sarung tangan, dan kaus kaki.
Buat si Kecil senyaman mungkin, agar reaksi alerginya mereda. Bunda bisa berjaga-jaga dengan selalu menyediakan selimut dan jaket untuk anak, terutama saat sedang bepergian, sebagai upaya mencegah alergi dingin terjadi.
3. Minta Anak untuk Tidak Menggaruk Kulit
Rasa gatal yang sangat parah terkadang membuat anak-anak merasa tidak tahan untuk menggaruknya. Padahal, menggaruk kulit yang biduran bisa menyebabkan iritasi, bahkan infeksi, lho.
Maka itu, Bunda perlu mencegah anak agar tidak menggaruk kulitnya. Pakaikan sarung tangan lembut saat si Kecil tidur dan pastikan kuku anak bersih, sudah dipotong pendek, dan dikikir supaya bekas potongannya tidak tajam.
Baca juga: Kiat Membersihkan Rumah jika si Kecil Alergi
4. Mengoleskan Losion Calamine
Bunda bisa mengoleskan krim atau losion calamine pada tubuh anak untuk meredakan rasa gatal. Bila perlu, oleskan losion pada tubuhnya sesering mungkin.
Untuk mengoleskan losion, Bunda perlu menuangkannya pada permukaan kapas atau kain yang lembut. Tepuk-tepuk losion pada kulit yang kemerahan, bentol, dan gatal. Kemudian, diamkan hingga kering.
5. Periksakan Anak ke Dokter
Bunda, jika gejala alergi diabaikan tanpa penanganan yang tepat, tumbuh kembang anak bisa terganggu, lho!
Oleh karena itu, ketika si Kecil memperlihatkan ciri-ciri alergi dingin, tidak ada salahnya Bunda segera memeriksakan anak ke dokter agar kondisi si Kecil dapat teratasi. Terlebih, apabila kondisinya tak kunjung membaik walaupun sudah melakukan berbagai langkah di atas.
Bunda bisa bertanya apa saja mengenai pengobatan dan perawatan yang tepat untuk mengendalikan kondisi anak alergi dingin. Nantinya, dokter akan memberikan obat yang tepat sesuai dengan kondisi yang dialami buah hati.
Bunda juga perlu segera membawa si Kecil ke dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit bila anak menunjukkan gejala alergi dingin yang berat, seperti sulit bernapas dan anafilaksis.
6. Berikan Obat Antihistamin
Jika sudah menemui dokter, umumnya ia akan meresepkan antihistamin sebagai obat alergi dingin untuk anak.
Obat antihistamin bekerja dengan cara menekan reaksi histamin yang dikeluarkan sistem imun, sehingga meredakan gejala hidung berair, serta kemerahan dan gatal pada kulit. Pastikan Bunda memberikan obat ini sesuai dengan anjuran yang diresepkan oleh dokter, ya.
Baca Juga: 5 Tips untuk Anak dengan Alergi agar Tetap Aktif
Nah, itu dia Bun, penjelasan mengenai ciri-ciri alergi dingin pada anak dan cara tepat mengatasinya. Setelah mengetahuinya, sekarang Bunda lebih tenang untuk melakukan langkah pencegahan dan penanganannya, bukan?
Jika Bunda masih punya pertanyaan seputar alergi dingin, keluhan medis, dan tips-tips optimalkan tumbuh kembang si Kecil, yuk hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju sekarang juga! Sahabat Bunda siap sedia membantu selama 24/7.
Referensi:
-
Silver, N. (2017, June 2). 15 Ways to Get Rid of Hives. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/skin-disorders/how-to-get-rid-of-hives#otc-options
-
Cold urticaria-Cold urticaria - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2021). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/symptoms-causes/syc-20371046
-
Hochstadter, E., & Ben-Shoshan, M. (2013). Cold-induced urticaria: challenges in diagnosis and management. 2013(jul08 1), bcr2013010441–bcr2013010441. https://doi.org/10.1136/bcr-2013-010441