*Penulis: dr Jesica Chintia Dewi
Alergi susu sapi adalah suatu reaksi alergi yang paling sering dialami anak-anak pada awal kehidupannya. Alergi ini diperantarai reaksi imunologis setelah pajanan alergen protein susu sapi. Alergi susu sapi biasanya dikaitkan dengan reaksi alergi hipersensitif tipe 1 yang diperantarai sistem imun tubuh yaitu immunoglobulin E (IgE).
Anak yang menderita alergi susu sapi dapat mengganti asupannya dengan susu formula hipoalergenik. Susu formula ini tidak menimbulkan alergi pada 90% anak dengan diagnosis alergi susu sapi. Namun, susu formula hipoalergenik termasuk cukup mahal.
Meski demikian, Bunda tidak perlu khawatir karena susu formula hipoalergenik dapat diganti dengan susu kambing, susu domba atau susu soya (susu dari kacang kedelai). Dalam mengonsumsi susu soya, orang tua juga perlu mengetahui bahwa kemungkinan terjadi reaksi alergi silang terhadap protein kedelai masih dapat terjadi pada anak yang mengonsumsinya. Dengan angka kejadian kemungkinan alergi berkisar 10-20% dengan proporsi 25% pada anak di bawah usia 6 bulan dan 5% pada anak usia di atas 6 bulan.
Baca Juga: Kenali 3 Kebaikan Susu Formula pertumbuhan Soya untuk si kecil
Berikut kandungan yang terdapat pada susu formula isolat protein kedelai:
1. Kecukupan nutrisi dari formula isolat protein kedelai
Jumlah protein pada susu kedelai jauh lebih tinggi dibandingkan susu sapi, yaitu 2,2-2,6 gram per 100 kkal. Namun, menurut sejumlah penelitian membuktikan pertumbuhan anak yang mengonsumsi susu sapi setara dengan yang mengonsumsi susu kedelai.
2. Aluminium
Kandungan aluminium yang terkandung pada susu kedelai jauh lebih tinggi daripada kandungan yang terdapat pada susu sapi ataupun ASI. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kandungan aluminium tinggi pada susu kedelai belum terbukti dapat mengganggu kesehatan anak bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Pada 2008, American Academic Pediatric (AAP) menyimpulkan formula kedelai tidak masalah diberikan kepada anak kecuali pada bayi prematur atau bayi dengan gagal ginjal.
3. Fitoestrogen
Formulasi susu kedelai mengandung isoflavon dalam bentuk genistein, daidzein dan glycitein. Isoflavon dapat berikatan dengan reseptor hormon estrogen dan menimbulkan efek estrogenik. Formula isoflavon dalam susu kedelai terbilang cukup tinggi. Penelitian membuktikan belum adanya bukti klinis yang menunjukkan efek negatif terhadap sistem reproduksi dan fungsi hormon lainnya. Penelitian menunjukkan sistem imun, neurokognitif, pertumbuhan, metabolisme, dan kesehatan tulang, reproduksi menunjukkan hasil yang sama dengan anak yang mendapat formula susu sapi.
4. Fitat
Fitat yang terkandung dalam susu kedelai sebesar 1-2% yang dapat mengganggu penyerapan mineral dan trace elements. Namun, kebanyakan produksi susu kedelai sudah dilakukan pengurangan jumlah fitat yang terdapat didalam susu kedelai sehingga tidak mengganggu absorbsi zink, tembaga, dan mineral lainnya.
Kesimpulannya, anak yang menderita alergi susu sapi dapat diberikan susu kedelai (susu soya) yang kandungan nutrisinya baik bagi anak. Sejumlah penelitian mengatakan tidak ada efek samping yang akan terjadi pada anak yang mengonsumsi susu kedelai dalam jangka panjang. Ini karena dari sejumlah penelitian mengatakan pertumbuhan anak, metabolisme tulang, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf, serta fungsi hormonal anak yang mengonsumsi susu sapi mempunyai hasil sama dengan anak yang mengonsumsi susu kedelai.
Baca Juga: Benarkah Terdapat Efek Samping dari Susu Pertumbuhan Soya pada Anak?