Facebook Pixel Code Selain Makanan, Hal Ini Kerap Timbulkan Reaksi Alergi - SGM

Reaksi Alergi

Reaksi Alergi

BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB ALERGI

Sebagai penyakit yang didasari kondisi alergi, asma dan rinitis alergi akan mengalami episode gejala. Beberapa gejala serangan asma berupa sesak napas dan mengi, batuk-batuk, bersin dan pilek apabila terpapar faktor pencetus penyebab alergi. Menurut Dr Madeleine Ramdhani Jasin SpA, penghindaran pencetus alergi merupakan resep mujarab dalam menangani terjadinya asma atau rinitis alergi pada anak. Karena itu, Bunda harus mengetahui faktor pencetus yang dapat menjadi penyebab alergi. Berikut beberapa di antaranya:

Lingkungan

Lingkungan menjadi faktor pemicu alergi yang sulit untuk dihindari atau dikendalikan. Seperti cuaca ekstrem panas atau dingin dapat menjadi pemicu alergi pada anak. Sebagian besar anak mungkin tidak tahan dengan ektremnya cuaca panas atau dingin. Ini membuat kesehatan buah hati juga terpengaruh.

Binatang

Bulu binatang merupakan faktor pemicu alergi anak yang umum dijumpai. Biasanya partikel kecil seperti bulu (baik anjing, kucing, dan jenis hewan berbulu lainnya) masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut.

Kotoran binatang juga bisa menyebabkan alergi. Baik bulu maupun kotoran bisa saja mengandung protein yang terbang bebas dan sulit dilihat. Dalam kasus ini, pemicu alergi (alergen) memasuki tubuh melalui udara atau melalui kontak langsung dengan tubuh manusia.

Untuk menghindarinya, berikut tips menghindari pencetus penyebab alergi tersebut, seperti yang dikutip dari artikel pengasuhan anak dari situs resmi IDAI:

  1. Beberapa anak alergi terhadap serpihan kulit atau air liur kering dari hewan berbulu, maka sebaiknya Bunda:

    • Tidak memelihara hewan berbulu atau unggas di dalam rumah.

    • Jika tidak dapat menjaga hewan peliharaan di luar rumah, jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke dalam kamar tidur, dan jagalah pintu selalu tertutup.

    • Jangan gunakan karpet atau furnitur yang dilapisi kain.

  2. Banyak anak yang alergi terhadap tungau debu rumah, maka sebaiknya:

    • Simpan kasur dengan membungkus di dalam pelindung bebas debu.

    • Cuci seprai, selimut, sarung bantal/guling dengan deterjen dan pemutih untuk membunuh tungau, setiap minggu.

    • Jagalah mainan di luar kamar, atau cucilah mainan setiap minggu dengan air panas atau air dingin dengan deterjen dan pemutih.

  3. Banyak anak alergi terhadap bangkai atau sisa kecoak, maka sebaiknya:

    • Jagalah makanan atau sampah dalam tempat atau wadah tertutup.

    • Gunakan bubuk, gel, atau pasta beracun atau perangkap untuk membunuh kecoak.

    • Jika Bunda menggunakan semprotan untuk membunuh kecoak, jauhi ruangan sampai bau hilang.

  4. Jika ada anggota keluarga yang merokok, ajak untuk berhenti merokok dan jangan merokok di dalam rumah atau mobil. Sudah terbukti adanya pajanan asap rokok dari lingkungan dalam rumah dapat meningkatkan prevalensi dan kejadian wheezing (mengi) dan asma pada anak.

  5. Jika memungkinkan, jangan memasak dengan kayu bakar, minyak tanah, atau perapian.

  6. Hindari bau dan semprotan yang menyengat seperti parfum, bedak, cat, atau

  7. Sedot debu dalam rumah setiap 1 atau 2 minggu.

  8. Bila udara dingin, lapisi hidung dan mulut dengan kain, serta memakai baju tebal.

  9. Batasi aktivitas fisik yang terlalu melelahkan bila dapat mencetuskan gejala batuk dan/atau sesak.

Baca Juga: Penanganan Pertama Gejala Alergi Susu Sapi pada si Kecil

Dengan menghindari faktor pencetus alergi tersebut di atas, diharapkan risiko terjadinya gejala klinis asma atau rinitis alergi dapat berkurang. Bila episode alergi sudah terjadi, biasanya obat-obatan bisa membantu meredakan gejalanya. Pemberian tablet dan semprotan hidung, misalnya, bisa membantu mengobati gejala seperti pilek, hidung tersumbat, dan mata gatal karena alergi. Bila gejala alergi menampakkan ruam, bunda bisa mengatasinya dengan obat-obatan seperti krim steroid. Tentunya konsultasikan dulu dengan dokter ya, Bun, untuk pilihan pengobatan yang tepat.

 

 

Artikel Terpopuler