Facebook Pixel Code Penyebab Anak Pilek Terus Menerus dan Cara Mengatasinya

Anak Pilek Terus Menerus? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Anak Pilek Terus Menerus? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

 

Apabila anak pilek terus-menerus, jangan disepelekan ya, Bun. Meski tergolong penyakit “langganan” anak kecil, pilek yang tak kunjung sembuh pada anak bisa dipicu oleh penyebab yang harus lebih diwaspadai, misalnya alergi atau infeksi berat seperti sinusitis. Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasi anak pilek berkepanjangan pada ulasan di bawah ini. 

Penyebab Anak Pilek Terus-Menerus

Pilek umumnya disebabkan infeksi virus pada saluran pernapasan. Namun, bukan itu saja penyebab pilek pada anak. Jika anak mengalami sering bersin dan pilek berulang, alergi rhinitis mungkin bisa menjadi pencetusnya.  

Alergi rinitis akan muncul ketika si Kecil menghirup partikel yang sebenarnya tidak berbahaya, tetapi tubuhnya mengira partikel tersebut sebagai sesuatu yang mengancam keselamatan tubuh. Mari sebut partikel tersebut sebagai alergen.

Ketika alergen terhirup melalui hidung atau mulut, sel imun tubuh akan melepaskan zat kimia bernama histamin sebagai tindakan pertahanan diri. Histamin inilah yang membuat jaringan di sekitar hidung mengalami iritasi dan peradangan sehingga muncul gejala seperti pilek. 

Lantas, partikel apa saja yang dapat menjadi alergen dan penyebab anak pilek terus-menerus? Berikut ini adalah beberapa partikel yang biasanya menyebabkan pilek alergi pada anak: 

  • Serbuk sari dari pohon, rumput, dan gulma.  

  • Tungau debu rumah.

  • Bulu, sisa kotoran, kulit mati yang terlepas ke udara, atau air liur hewan peliharaan. 

  • Air liur, telur, dan sisa badan mati kecoa. 

  • Spora lumut yang terlepas ke udara. 

  • Debu.

Di sisi lain, penyebab anak pilek terus-menerus juga dapat menandakan infeksi berat, seperti sinusitis. Sinusitis adalah infeksi yang terjadi pada rongga sinus di dekat saluran hidung. 

Normalnya, sinus hanya berisi udara dan sedikit cairan. Namun, ketika rongga sinus mengalami peradangan, rongga ini akan memproduksi lendir berlebih di dalam sinus. Lalu, lendir dialirkan ke area rongga hidung sehingga menyebabkan gejala serupa pilek. Itulah sebabnya jika anak mengalami sinusitis, si Kecil bisa mengalami gejala pilek yang berlangsung lama.

Gejala Pilek karena Alergi 

Gejala yang muncul pada pilek karena alergi rinitis mirip dengan gejala pilek biasa. Oleh karena itu, Bunda perlu lebih jeli dalam mengamatinya. Berikut ini adalah tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak yang menderita rinitis alergi

  • Bersin-bersin. 

  • Hidung terasa gatal. 

  • Hidung berair atau hidung tersumbat

  • Batuk-batuk dan peradangan tenggorokan. 

  • Telinga tersumbat dan gangguan penciuman. 

  • Pusing. 

  • Merasa lelah dan lesu. 

  • Pembengkakan bawah mata.

  • Lingkaran hitam di bawah mata. 

  • Langit-langit mulut terasa gatal. 

  • Mata terasa gatal, berwarna merah, dan berair. Anak yang pilek karena infeksi virus biasanya tidak mengalami gejala ini. 

Gejala tersebut biasanya muncul beberapa menit setelah anak melakukan kontak dengan alergen dan bisa bertahan hingga 6 minggu berturut-turut. Sementara pada pilek infeksi virus, paling lama gejalanya bertahan selama 2 minggu saja. 

Baca Juga: Cara Deteksi Dini Alergi Anak yang Perlu Bunda Ketahui

Cara Mengatasi Anak Pilek Berkepanjangan

Apabila Bunda merasa penyebab anak pilek terus-menerus adalah alergi, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini penting supaya diagnosis yang diberikan benar-benar tepat. 

Apabila memang benar penyebab anak pilek terus-menerus karena alergi, tidak perlu khawatir berlebihan, ya. Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat untuk mengurangi gejala alergi yang mengganggu, antara lain: 

1. Semprotan Kortikosteroid

Semprotan kortikosteroid merupakan salah satu pengobatan terbaik untuk alergi rinitis, terutama ketika muncul gejala hidung tersumbat. Sebab obat ini bekerja dengan cara meredakan peradangan di dalam hidung. 

Bunda dapat menyediakan semprotan kortikosteroid ini di rumah sesuai dengan petunjuk dokter karena metode pengobatan ini diklaim aman untuk digunakan kapan saja si Kecil membutuhkan. 

2. Antihistamin

Antihistamin dapat membantu mengatasi gejala gatal, sering bersin dan pilek pada rinitis alergi. Namun, pemberian obat ini biasanya tidak mampu melegakan gejala hidung tersumbat. 

Beberapa antihistamin dapat menyebabkan kantuk, Bun. Jadi, apabila si Kecil sudah mulai sekolah, Bunda perlu memastikan obat yang diberikan padanya tidak menimbulkan kantuk. Dengan begitu, proses bermain dan belajarnya tidak terganggu. Tanyakan perihal ini kepada dokter yang menangani si Kecil. 

3. Imunoterapi

Apabila rinitis anak sangat parah dan tidak dapat diredakan dengan dua jenis pengobatan diatas, mungkin dokter akan mempertimbangkan metode pengobatan imunoterapi. Perawatan ini bertujuan untuk mengubah sistem kekebalan tubuh dan mematikan alergi si Kecil.

4. Jauhi Anak dari Penyebab Alergi

Agar alergi anak cepat sembuh dan tidak gampang kambuh, penting untuk segera jauhkan hal-hal yang dapat memicunya.

Sebagai contoh jika si Kecil alergi terhadap debu, sering-seringlah bersihkan rumah dan perabotan serta furnitur agar tidak menumpuk debu di permukaannya. 

Sementara jika si Kecil alergi terhadap bulu hewan, penting untuk membatasi akses hewan peliharaan di rumah agar tidak sering masuk ke tempat-tempat yang sering dipakai si Kecil, misalnya tidak boleh bermain dengan kucing di kamar tidur.

Penting juga untuk membiasakan si Kecil memakai masker tiap kali keluar rumah agar tidak menghirup asap dan polusi kendaraan yang bisa memicu kekambuhan alergi.

Cara Mencegah Pilek Anak Tak Kunjung Sembuh karena Alergi 

Bunda perlu tahu bahwa penyebab anak terus-menerus akibat rinitis alergi umumnya tidak bisa disembuhkan. Obat-obatan dan terapi hanya berfungsi untuk meredakan gejala yang muncul. Kedepannya, gejala alergi dapat muncul kembali ketika si Kecil terpapar alergen. 

Oleh karena itu, Bunda perlu melakukan beberapa hal berikut ini untuk mencegah pilek alergi ini kembali: 

1. Mengenali Penyebab Alergi

Hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah benar-benar mengenali penyebab anak pilek terus-menerus benar-benar karena rinitis alergi si Kecil.

Untuk memastikannya, buatlah jurnal harian yang digunakan untuk mencatat apa yang dilakukan atau di mana anak berada ketika reaksi alergi terjadi. Apabila memungkinkan, Bunda dapat mengambil foto atau video saat ia menunjukkan gejala alergi. 

Setelah itu, bawa si Kecil dan hasil dokumentasi yang Bunda miliki ke dokter. Catatan tersebut penting untuk bantu dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan jenis alergi anak. 

Baca Juga: Apakah Alergi pada Anak Bisa Sembuh?

2. Menghindari Paparan Alergen 

Setelah hasil pemeriksaan keluar, usahakan Bunda menjauhkan anak dari alergen. Misalnya, si Kecil alergi serbuk sari bunga, maka hindari pergi liburan ke taman bunga atau kebun buah. 

Apabila terpaksa berada di lingkungan yang berisiko tinggi membuat alergi rinitisnya kambuh, minta anak melindungi diri dengan mengenakan masker, kacamata, dan topi. Setelah sampai rumah, segera ajak anak mandi dan berganti pakaian. 

3. Menjaga Kebersihan Tempat Tidur

Supaya si Kecil tidur dengan nyaman dan terhindar dari tungau debu, pastikan Bunda selalu menjaga kebersihan tempat tidur dengan rutin mengganti sprei, sarung bantal, dan sarung guling.

Apabila ada dana lebih, Bunda sangat disarankan untuk menggunakan sprei yang terbuat dari bahan hipoalergenik. Sprei model ini memang relatif lebih mahal karena dibuat dari bahan yang diformulasikan sedemikian rupa. Jadi, ketika dipakai tidak memicu reaksi alergi dari penggunanya. . 

Selain menggunakan sprei anti alergi, yang paling penting adalah Bunda harus menjaga kebersihannya. Cuci sprei, selimut, sarung bantal, dan sarung guling minimal 1 minggu sekali. Rendam menggunakan air panas, dengan suhu minimal 60 derajat celcius.

4. Menutup Ruangan 

Saat di luar rumah sedang banyak debu atau banyak bunga yang bermekaran, sebaiknya ajak si Kecil bermain di dalam rumah terlebih dahulu. Jangan lupa juga untuk selalu menutup pintu dan jendela rapat-rapat supaya risiko alergen masuk ke dalam rumah lebih sedikit. 

5. Menjauhkan Anak dari Hewan Peliharaan 

Apabila di rumah ada binatang peliharaan, pastikan mereka tidak bermain dan tidur diruangan yang sering digunakan si Kecil contohnya kamar dan ruang tengah. Selalu tutup pintu ruangan dengan rapat supaya mereka tidak bisa diam-diam masuk. 

Kalau Bunda memergoki mereka bermain di ruangan atau furnitur yang dilarang, segera bersihkan semuanya sebelum anak menggunakan ruangan tersebut untuk beraktivitas. 

Selain itu, jangan lupa untuk memandikan hewan peliharaan minimal 2 minggu sekali untuk menjaga kebersihan badannya. 

Bagaimana jika justru anak yang selalu mendekati hewan peliharaan dan menyentuhnya? Bunda dapat memberikan pengertian bahwa walaupun menggemaskan, hewan peliharaan tersebut dapat membuatnya sakit. Jadi, lebih baik ia melihat dari jauh saja. Tidak perlu memegangnya. 

Namun, bukan anak-anak namanya kalau ia tidak penasaran dan mengabaikan larangan Bunda untuk menjawab rasa ingin tahunya. Ketika si Kecil sudah terlanjur memegang hewan peliharaan, tidak usah dimarahi ya, segera ajak ia untuk cuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir. Kemudian, ganti pakaiannya dengan yang bersih. 

6. Jaga Kelembapan Rumah

Rumah yang terlalu lembap dapat membuat lumut dan jamur tumbuh di tembok atau plafon. Selain merusak keindahan ruangan, adanya lumut dan jamur di dalam rumah sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Terlebih bagi anak yang menderita alergi rinitis. 

Untuk menghindari hal ini, Bunda perlu menjaga agar kelembaban ruangan tetap normal dengan menyediakan ventilasi udara yang baik. Jika perlu, belilah dehumidifier untuk bantu menyerap uap air di dalam ruangan. 

Nah, sekarang Bunda sudah tahu, kan penyebab anak pilek terus-menerus diiringi bersin-bersin berkepanjangan, ada kemungkinan ia memiliki rinitis alergi. 

Selain alergi rinitis, ada beberapa jenis alergi lain yang dapat terjadi pada si Kecil. Di antaranya adalah alergi zat kimia, alergi serangga, hingga alergi makanan. Untuk bantu mengetahui penyebab alergi pada pada anak, Bunda bisa memanfaatkan tools Allergy Checker. Gratis, lho, Bun!

 

Referensi tambahan:

  1. NHS Choices. (2023). Allergic rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/allergic-rhinitis/

  2. Clinic, C. (2021). Allergic Rhinitis (Hay Fever): Symptoms & Treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8622-allergic-rhinitis-hay-fever

  3. Clinic, C. (2022). Allergies: Symptoms, Reaction, Treatment & Management. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8610-allergies

  4. Cold,. (2017, May 11). Cold, Flu, or Allergy? NIH News in Health. https://newsinhealth.nih.gov/2014/10/cold-flu-or-allergy

  5. Hay fever. (2022, December 2). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/hay-fever#:~:text=your%20child%20receives.-,Hay%20fever %20treatment,year%20for%20perennial%20hay%20fever.

Artikel Terpopuler