Sistem Imunitas
Meski mengidap alergi, olahraga tetap perlu menjadi bagian dari keseharian si kecil untuk memelihara kesehatannya dari segi fisik maupun mental.
Kondisi alergi seringkali menjadi kendala bagi anak untuk aktif secara fisik seperti teman-teman sebayanya. Bersin-bersin akibat menghirup polutan yang tersebar di sekitar lapangan olahraga, kulit gatal lantaran terpapar debu dan keringat, hingga serangan asma yang muncul seiring meningkatnya intensitas pernapasan saat berolahraga, adalah beberapa hal yang kerap dikeluhkan si Kecil yang mengalami alergi. Tak heran, banyak anak alergi yang mengurangi atau bahkan menghindari aktivitas olahraga dalam kegiatannya sehari-hari.
Padahal tahukah Bunda, menghapus olahraga dari keseharian si Kecil justru bisa berdampak negatif bagi kesehatannya. Aktivitas olahraga penting dilakukan untuk membantu memelihara stamina dan menguatkan sistem imunitas tubuh. Banyak pula penelitian yang membuktikan manfaat olahraga bagi kesehatan fisik maupun mental. Supaya si Kecil yang memiliki alergi tetap bisa aktif berolahraga, Bunda perlu memperhatikan beberapa poin di bawah ini:
1. Konsultasi dengan dokter
Pada anak dengan alergi—terutama kategori alergi berat, konsultasikan dahulu pada dokter mengenai pilihan jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisinya.
Kemungkinan, jenis olahraga yang minim hentakan seperti berjalan kaki, senam ringan, yoga, renang, dan bersepeda santai bisa menjadi pilihan yang aman untuknya. Sampaikan hasil konsultasi ini kepada pihak sekolah agar bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program olahraga bagi si Kecil.
2. Minum obat secara teratur
Reaksi alergi yang berat seperti sesak napas karena asma bisa dikendalikan dengan cara minum obat sesuai saran dokter, terutama sebelum dan setelah berolahraga. Jika si Kecil hendak berolahraga di sekolah, bekali ia obat-obatan yang diperlukan untuk mengantisipasi serangan alergi mendadak. Pastikan pula bahwa anak dan guru atau petugas sekolah mengetahui tata cara penggunaannya.
3. Pilih waktu dan lokasi yang cocok
Reaksi alergi bisa timbul bila ada pencetusnya. Kondisi cuaca dan kualitas udara adalah dua faktor yang bisa mempengaruhi munculnya reaksi alergi. Karenanya, hindari berolahraga di luar ruangan dalam kondisi hujan atau terlalu berangin. Hindari pula olahraga dalam suhu udara ekstrem—terlalu panas atau terlalu dingin. Pilih lokasi yang aman dari paparan asap rokok dan asap kendaraan bermotor.
4. Pemanasan dan pendinginan
Jangan lupa lakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga. Ini penting untuk menghindari perubahan kondisi ekstrem pada tubuh si kecil yang bisa memicu reaksi alergi. Pemanasan dan pendinginan juga berguna untuk meminimalisir risiko cedera akibat pergerakan otot tubuh secara tiba-tiba.
5. Waspada reaksi alergi
Ingatkan anak untuk berhenti beraktivitas ketika sudah mulai lelah atau ketika ritme napasnya sudah mulai memburu (ngos-ngosan). Jika sudah begini, minta si kecil untuk duduk beristirahat, minum air putih, dan menata aliran napasnya hingga kembali normal.
Agar si Kecil bisa terus berolahraga tanpa didera rasa khawatir, ingat selalu 3K yaitu Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan. Kenali berarti Bunda harus memahami gejala, penyebab, juga faktor risiko alergi yang dialami si Kecil. Konsultasikan pada dokter tentang alerginya agar bisa mendapatkan diagnosis dan penangangan yang tepat.
Kendalikan, yaitu mengambil tindakan pencegahan dan penanganan sesuai saran dokter. Bunda #TanggapAlergi membuat si kecil #TetapCeria dan tak takut berolahraga.
Baca Juga: Kenalkan Anak Dengan Olahraga Sejak Dini