Penulis: dr Jesica Chintia Dewi
Alergi makanan sering terjadi pada anak di awal kehidupannya, salah satunya adalah alergi susu sapi. Angka kejadian terjadinya alergi susu sapi pada anak sekitar 2-7,5%. Alergi susu sapi terjadi karena reaksi imun yang tidak diinginkan pada tubuh karena terpajan alergen susu sapi. Hal ini dapat menganggu kenyamanan anak dan cukup menganggu aktivitas.
Alergi susu sapi merupakan reaksi hiperensitif tipe 1 yang diperantarai sistem imun tubuh, yaitu immunoglobulin E (IgE). Bagi anak-anak yang alergi terhadap susu sapi, Bunda disarankan menghindari pemberian susu sapi dengan memberikan nutrisi alternatif. Bunda bisa memberikan susu formula hipoalergenik ataupun susu formula dengan isolat protein kedelai (soya).
Selalu pastikan Bunda berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk rekomendasi nutrisi alternatif bagi anak. Berikut bahan makanan yang mengandung protein susu sapi yang sebaiknya Bunda hindari:
- Bubur susu dan biskuit susu bayi
- Mentega
- Yoghurt
- Puding
- Es krim
- Cokelat
- Keju dan mayonaise
Formula hipoalergenik tidak menimbulkan alergi pada 90% anak dengan diagnosis alergi susu sapi. Formula hipoalergenik ini umumnya cukup mahal. Karena itu, tersedia susu formula dengan isolat protein soya yang harganya lebih ekonomis.
Formula hipoalergenik atau susu formula dengan isolat protein kedelai (formula soya) diperkaya/difortifikasi dengan vitamin dan mineral seperti vitamin D dan kalsium. Bunda pun tidak perlu khawatir karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro anak tercukupi untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Berikut kebutuhan nutrisi yang perlu dicukupi untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan alergi susu sapi:
- Zat Gizi Makro
Protein, lemak, serta karbohidrat termasuk zat gizi makro yang sangat penting dalam pembentukan energi. Energi sangat bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak. Bahan makanan seperti susu, telur, daging, dan kacang kedelai sangat penting untuk kecukupan protein dan lemak. Salah satu kelainan yang mungkin terjadi pada anak dengan kekurangan protein adalah malnutrisi akut (kwashiorkor) yang sering ditemukan pada anak dengan alergi.
Meski demikian, Bunda tidak perlu khawatir apabila anak mengalami alergi terhadap susu sapi. Bunda dapat memberikan susu soya. Kandungan protein pada susu kedelai jauh lebih tinggi dibandingkan susu sapi, yaitu 2,2-2,6 gram per 100 kkal. Namun, sejumlah penelitian membuktikan pertumbuhan anak yang mengonsumsi susu sapi setara dengan yang mengonsumsi susu kedelai.
- Zat Gizi Mikro
Zat gizi mikro atau mikronutrien adalah vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Salah satu vitamin yang berpengaruh saat menghindari asupan susu sapi adalah vitamin D.
Sejumlah penelitian menyatakan, anak yang tidak mendapatkan nutrisi pengganti dari susu sapi berisiko kekurangan vitamin D dan kalsium.
Bunda dapat menambahkan asupan nutrisi lain seperti buah-buahan dan sayur yang mengandung vitamin dan mineral. Asupan kalsium dapat diperoleh dari ASI dan formula kedelai yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral.
Bahan makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium dapat diperoleh dari sumber lain seperti bayam, brokoli, produk olahan kedelai, ikan tuna, sarden, dan telur. Vitamin D dari sinar matahari bisa didapatkan dengan mengajak anak berjemur di luar rumah sebelum pukul 9 pagi.
Baca Juga: Nutrisi Khusus Pengganti Makanan Alergi