Facebook Pixel Code Macam-Macam Makanan yang Kerap Memicu Alergi pada Anak

Macam-Macam Makanan yang Kerap Memicu Alergi pada Anak

Macam-Macam Makanan yang Kerap Memicu Alergi pada Anak

 

Makanan Penyebab Alergi

Apakah Bunda mencurigai buah hati memiliki alergi makanan? Dikutip dari Siregar dalam Jurnal Sari Pediatri, ternyata kurang lebih 15% dari masyarakat menduga mereka alergi terhadap salah satu makanan. Padahal, angka kejadian alergi makanan pada anak hanya berkisar 6-8% sedangkan pada dewasa 1-2%. Alergi makanan dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak, apalagi bila orang tua menerapkan banyak pantangan terhadap jenis makanan yang sebenarnya diperlukan untuk pertumbuhannya. Karena itu, diagnosis yang tepat diperlukan untuk mengidentifikasi makanan pencetus alergi. 

Jenis Makanan Pemicu Alergi

Menurut Zukiewicz-Sobczak dalam Jurnal Postepy Dermatologii i Alergologii, pada dasarnya semua jenis makanan dapat menyebabkan reaksi alergi. Meski demikian, hanya sebagian kecil makanan yang punya potensi lebih besar memunculkan alergi.

Berikut jenis-jenis makanan yang diketahui sering menyebabkan alergi:

  • Susu, telur, gandum, ikan, kedelai, dan kacang paling sering dikaitkan dengan reaksi alergi protein yang muncul pada anak-anak.

  • Ikan, kerang, kepiting, lobster, dan makanan hasil laut lain kerap disebut sebagai pemicu alergi makanan yang muncul pada orang dewasa.

  • Beberapa jenis buah terutama ceri, persik, plum, aprikot, serta buah-buahan yang mengandung oleaginous (kacang-kacangan, biji-bijian) dan kacang tanah juga dapat menyebabkan alergi. 

Berdasarkan temuan dari Tanakusumah dan rekan, yang melakukan penelitian pada 2015 di Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, menemukan makanan penyebab alergi pada anak di bawah usia 3 tahun paling banyak adalah susu sapi, ikan, telur, udang/kerang, gandum dan kacang.

Baca Juga: Bijak Pilih Menu untuk Anak dengan Alergi Makanan

Gejala Alergi Makanan

Menurut Abrams dan Sicherer dalam Diagnosis and Management of Food Allergy, gejala alergi bisa berbeda-beda. Ini tergantung di organ mana alergi memengaruhi. Alergi makanan dapat memengaruhi:

  • Kulit, dapat terjadi: urtikaria, angioedema, dermatitis atopik.

  • Saluran pencernaan, dapat terjadi: muntah, peradangan saluran cerna (eosinophilic) peradangan pada kerongkongan (esophagitis), diare, peradangan pada usus besar (proctocolitis).

  • Saluran pernapasan, dapat terjadi: hidung tersumbat, meler (rhinitis), bersin, gatal pada hidung dan tenggorokan, mengi.

  • Dapat sampai menyebabkan anafilaksis yang merupakan manifestasi parah alergi makanan dan itu semakin lazim, terutama untuk alergi kacang.

Dikarenakan adanya perbedaan jenis dan gejala alergi, setiap gejala alergi berbeda pula lama kemunculannya. Dalam jurnal British Journal of General Practice, Joanne Walsh dan Norma O’Flynn menyebutkan, kemunculan reaksi alergi tergantung apakah alergi dimediasi antibodi IgE atau tidak. 

Bila alergi dimediasi antibodi IgE, reaksi alergi bisa muncul dalam hitungan menit. Jadi, jika Bunda mendapati buah hati mengalami pembengkakan di bawah kulit, terutama di bagian bibir, mata, dan wajah, yang muncul dalam hitungan menit setelah anak terpapar makanan sumber alergi, bisa jadi anak positif mengalami alergi makanan.

Pada alergi yang tidak dimediasi antibodi IgE, gejalanya muncul beberapa jam setelah anak terpapar makanan sumber alergi. Gejala bisa berupa sakit perut, tubuh menolak makanan, anak pucat dan gampang lelah, sembelit, dan kulit berwarna kemerahan.    

Pencegahan Alergi Makanan

Prinsip dasar pencegahan gejala alergi makanan adalah menghindari bahan-bahan makanan yang menyebabkan reaksi alergi tersebut. Bunda sebaiknya cermat dalam pemilihan makanan buah hati. Sebaiknya Bunda selalu teliti membaca komposisi produk makanan bila hendak memberikan makanan dalam kemasan secara cermat sebelum dikonsumsi kepada buah hati. 

Bila sudah terdiagnosis secara pasti makanan penyebab alergi pada buah hati, Bunda perlu mencari sumber pengganti nutrisi sebagai alternatif agar kebutuhan nutrisi buah hati tetap dapat terpenuhi. Bunda bisa mengganti susu sapi dengan susu soya, misalnya, jika buah hati mengalami alergi susu sapi. 

Mengenali sumber penyebab kemunculan alergi, Bunda bisa mencegah munculnya gejala reaksi alergi pada buah hati kesayangan.

Artikel Terpopuler