Ditulis oleh dr. Argaruci Gemilang
Risiko Alergi pada si Kecil dapat timbul kapanpun dan pada siapapun. Alergi makanan merupakan reaksi berlebihan antibodi tubuh terhadap zat makanan tertentu sehingga menimbulkan gejala dari yang ringan hingga yang berat. Contoh gejala alergi makanan yang sering terlihat pada anak yaitu kemerahan, gatal, sesak nafas dan batuk-batuk. Namun pada kasus-kasus tertentu yang cukup berat dapat menimbulkan gangguan perilaku bahkan syok yang menyebabkan kematian
Lalu bagaimana mencegah timbulnya reaksi alergi pada si Kecil? Salah satunya dapat dilakukan dengan mengetahui apa saja makanan yang menimbulkan alergi pada si Kecil, mencatat kemudian mengatur pola makan dan mengganti makanan penyebab alergi tersebut dengan kandungan gizi yang hampir sama. (2)
Sebaiknya, makanan memenuhi standar gizi seimbang, dimana dalam sekali makan terdapat makanan pokok yang mengandung karbohidrat, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan air minum. Tentunya porsi dan jumlahnya disesuaikan dengan usia dan aktivitas anak. Alergi paling sering dijumpai pada anak dibanding orang dewasa, yaitu sekitar 6-7%. Anak dengan riwayat alergi pada orang tua atau pendahulunya akan lebih mudah terkena alergi dibandung anak tanpa atau minimal riwayat alergi pada keluarganya. Alergi dicetuskan oleh reaksi berlebihan tubuh terhadap suatu zat tertentu pada makanan seperti ikan-ikanan, makanan laut, susu, kedelai, telur, buah, sayur dan lainnya. Penanganan alergi pada anak harus dilakukan secara benar, berkesinambungan dan menyeluruh. Pemberian obat secara terus-menerus bukanlah jalan terbaik untuk mengatasi alergi, melainkan dengan meminimalisir atau bahkan menghilangkan penyebab yang dapat menimbulkan keluhan alergi tersebut. Penghindaran makanan pada anak dengan alergi makanan harus dilakukan secara benar, karena dapat berisiko untuk terjadinya kekurangan gizi. Salah satu cara dengan mengganti makanan pencetus alergi dengan makanan lain yang tidak mencetuskan alergi yang tak kalah kandungan gizinya. (2), (3), (4)
Bila telah terdeteksi alergi susu sapi, sebaiknya si Kecil tetap diberikan ASI dan Bunda harus menghindari segala olahan yang mengandung olahan susu sapi. Apabila Bunda tidak dapat memberikan ASI, segera konsultasikan pada dokter anak untuk penanganan yang tepat.
Jika anak anda terdeteksi memiliki alergi terhadap telur, ayam ataupun ikan-ikanan, anda dapat menggantinya dengan makanan lain yang memiliki kandungan gizi yang hampir sama seperti diganti dengan tempe, tahu, daging sapi, daging kambing atau jenis unggas yang lain. Jika anak anda terdeteksi alergi pada buah tertentu, anda dapat menggantinya dengan buah-buahan lainnya dan sayur-mayur.
Sebagai orang tua, ada baiknya anda untuk membiasakan mengetahui kandungan gizi dan isi makanan serta membaca label pada kemasan makanan, dan tentunya itu juga dapat mengetahui apakah terdapat zat yang dapat mencetuskan alergi pada anak anda. (2)
Deteksi dini alergi pada anak sangat membantu dalam proses perkembangan hidupnya. Dengan mengetahui lebih dini, para orang tua dapat mulai mengatur pola makanan yang sesuai untuk anaknya tanpa harus kehilangan suatu zat gizi tertentu. Cara mudah untuk meminimalisir alergi pada anak dapat dilakukan sejak dalam kandungan dengan tidak pantang makanan apapun selama kehamilan, hindari paparan asap rokok dan bila bayi minum ASI, Bunda dapat menghindari makanan pencetus alergi selama menyusui. (2), (4)
Reference:
- Hikmah, Nuzulul. I Dewa Ayu Ratna. Seputar Reaksi Hipersensitivitas. Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Unversitas Jember. Stomatognatic (J. K. Unej) Vol. 7 No. 2 2010. 108-112. Tahun 2010.
- Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Tahun 2014.
- Siregar, P. Sjawitri. Zakiudin Munasir. Pentingnya Pencegahan Dini dan Tata Laksana Alergi Susu. Saripati IDAI, Vol. 7, No. 4, Maret 2006. 236-243. Tahun 2006.
- Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diagnosa dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi. Jakarta. Tahun 2010.