Mungkin beberapa Ibu masih mempertanyakan keamanan susu pertumbuhan berbasis protein soya bagi tumbuh kembangnya. Padahal, susu pertumbuhan soya sudah ada sejak lama dan digunakan. Agar tidak simpang siur lagi, simak ulasan berikut apakah benar terdapat efek samping dari pemberian susu pertumbuhan soya pada anak diatas 1 tahun.
Apa itu susu pertumbuhan soya dan kapan biasanya diberikan pada si Kecil?
Dilansir dari laman atau website American Academy of Pediatrics (AAP), susu pertumbuhan soya mengandung protein (dari kacang kedelai) dan karbohidrat (entah itu glukosa atau sukrosa) yang berbeda dari susu formula sapi.
AAP juga menyatakan bahwa susu pertumbuhan soya bisa direkomendasikan bagi si Kecil yang memiliki kondisi intoleransi laktosa. Kondisi ini tidak sama dengan alergi susu sapi. Intoleransi laktosa disebabkan oleh masalah pada pencernaan yang menyebabkan tubuh tidak bisa mencerna laktosa.
Hal ini terjadi akibat menurunnya atau hilangnya jumlah enzim laktase dalam tubuh si Kecil. Laktosa sendiri merupakan jenis gula secara alami ditemukan dalam susu.
Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa formula pertumbuhan soya bersama formula terhidrolisat ekstensif dan formula asam amino merupakan alternatif untuk si Kecil yang mengidap alergi susu sapi agar tetap mendapat asupan nutrisi cukup setiap harinya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai masing-masing susu pertumbuhan, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter agar disesuaikan dengan kondisi si Kecil.
Terakhir, pilihan gaya hidup untuk tidak mengonsumsi protein hewani (vegan atau vegetarian) juga bisa menjadi faktor pemilihan susu formula pertumbuhan soya.
Baca Juga: Tumbuh Kembang Anak yang Mengonsumsi Susu Soya Vs Susu Sapi
Mengulas efek samping dari susu pertumbuhan soya pada anak diatas 1 tahun
Mengutip dari penelitian tentang susu pertumbuhan dengan protein soya terbitan American Academy of Pediatrics, sejumlah studi telah mendokumentasikan bahwa si Kecil yang diberi susu pertumbuhan soya memiliki tumbuh kembang yang normal. Asupan energi rata-rata pada anak yang menerima protein soya juga sama dengan anak yang mendapat asupan protein sapi. Lalu, penelitian ini juga menyatakan bahwa kecukupan gizi dan mineralisasi tulang pada anak yang diberikan susu pertumbuhan soya juga ditemukan normal.
Dari tinjauan literatur dan studi klinis pada si Kecil yang diberikan protein soya, tidak ditemukan masalah klinis sehubungan dengan kecukupan gizi, perkembangan seksual, penyakit tiroid, fungsi imunitas atau daya tahan tubuh, ataupun perkembangan saraf.
Bahkan, studi tambahan meyakini jika susu pertumbuhan soya tidak mengganggu atau berdampak pada respon sistem imun normal ketika si Kecil mendapat imunisasi atau vaksin polio secara oral.
Pada dasarnya susu pertumbuhan soya aman diberikan pada si Kecil meski memiliki kandungan nutrisi yang berbeda. Manfaat yang diberikan susu pertumbuhan soya hampir sama dengan susu pertumbuhan berbasis protein sapi.
Akan tetapi, terdapat satu hal yang perlu diperhatikan orangtua. Dilansir dari laman resmi IDAI yang sama, terdapat kemungkinan terjadi reaksi silang antara protein susu sapi dengan protein kedelai. IDAI menyatakan bahwa 10-14% anak alergi susu sapi dapat mengalami reaksi alergi ketika diberikan protein soya.
Oleh karena itu, Ibu sebaiknya selalu mencari informasi terlebih dahulu, bisa dengan cara berkonsultasi dengan dokter anak sebelum menentukan produk susu pertumbuhan untuk si Kecil. Misalnya, jika si Kecil memiliki kondisi atau menunjukan gejala intoleransi laktosa, sebaiknya pilih susu pertumbuhan soya yang bebas laktosa.
Diambil dari laman resmi NHS, si Kecil hingga 6 tahun direkomendasikan untuk mendapat asupan vitamin A, C, dan D setiap hari yang cukup. Selain makanan yang bergizi seimbang, untuk pemenuhan kebutuhan nutrisinya, Ibu juga dapat diberikan mulai pertumbuhan mengandung nutrisi-nutrisi penting, seperti omega 3 & 6, serat, zat besi, kalsium serta berbagai jenis vitamin dan mineral lainnya.
Ibu bisa selalu berkonsultasi pada dokter mengenai berbagai hal yang bersangkutan dengan tumbuh kembang si Kecil. Anda bisa menentukan susu pertumbuhan mana yang paling sesuai dengan kondisi si Kecil dan dapat bantu mencukupi asupan nutrisi hariannya.
Referensi:
- American Academy of Pediatrics. (2019). Choosing an Infant Formula. Retrieved January 18, 2021, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/formula-feeding/Pages/Choosing-an-Infant-Formula.aspx
- American Academy of Pediatrics. (2019). Lactose Intolerance in Infants & Children: Parent FAQs. Retrieved January 18, 2021, from \ website: https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Lactose-Intolerance-in-Children.aspx
- IDAI. (2016). Susu Formula Alternatif untuk Alergi Susu Sapi. Retrieved January 18, 2021, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/susu-formula-alternatif-untuk-alergi-susu-sapi
- Bhatia, J., & Greer, F. (2008). Use of Soy Protein-Based Formulas in Infant Feeding. PEDIATRICS, 121(5), 1062–1068. https://doi.org/10.1542/peds.2008-0564
- nhs.uk. (2020, December 7). Types of formula milk. Retrieved January 18, 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/bottle-feeding/types-of-formula/