Facebook Pixel Code Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak

Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak

Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI) tahun 2011, jumlah anak yang mengalami alergi semakin meningkat. Karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui apa saja gejala yang menunjukkan anak memiliki alergi makanan. Selain itu, Bunda juga perlu mengerti bagaimana cara mengatasi alergi makanan pada anak ketika reaksi alergi sudah terlanjur muncul.

Gejala alergi pada anak yang dapat muncul akibat makanan

Cara pertama untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan mengenali gejala atau reaksi yang dialami anak. Gejala dapat muncul dengan jeda beberapa menit sampai satu jam setelah mengonsumsi makanan tertentu karena setiap anak memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda.

Gejala dari alergi makanan yang cukup sering terjadi pada anak, antara lain:

  • Ruam

  • Gatal atau bengkak pada bibir, lidah atau mulut

  • Dermatitis atopik/eksem (penyakit kulit, seperti bercak merah, kering atau bentol-bentol kecil)

  • Muntah

  • Diare

  • Kram perut

  • Gatal atau penyempitan rongga tenggorokan sehingga sulit bernapas

  • Mengi

Gejala alergi dermatitis atopik jika tidak diatasi secara tepat dapat berlanjut menjadi asma dengan risiko hingga mencapai 80%. Meski dermatitis atopik tidak hanya disebabkan oleh alergi makanan saja (tapi bisa juga disebabkan oleh serbuk bunga atau tungau), gejala alergi ini cukup sering terjadi berkisar antara 33-63%.

Gejala alergi dapat muncul secara ringan hingga berat. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Reaksi alergi ini termasuk berbahaya karena dapat mengancam nyawa.

Bagaimana cara mengatasinya?

Menurut National Institute of Allergy and Infectious Disease, reaksi alergi dapat terjadi meski makanan yang menjadi alergi (penyebab reaksi alergi) hanya dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.

Oleh karena itu, cara yang paling efektif dalam mengatasi alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebab alergi.

Bunda tentu perlu mengetahui apa jenis makanan yang menyebabkan alergi pada si kecil.  Apabila Bunda sedang dalam fase menyusui, hindari mengonsumsi makanan yang menjadi penyebab alergi.

Menentukan makanan penyebab alergi bisa jadi cukup sulit. Bunda perlu memperhatikan dan membuat catatan mengenai apa saja yang makanan yang dikonsumsi si Kecil dan setiap reaksi yang terjadi. Agar lebih pasti, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Dari berbagai jenis makanan, berikut beberapa makanan yang termasuk paling sering menyebabkan alergi:

  • Telur

  • Susu sapi

  • Kacang-kacangan

  • Ikan

  • Makanan laut (seafood)

  • Gandum

Jika anak memiliki alergi makanan, upayakan untuk tetap memenuhi kebutuhan asupan nutrisinya dari makanan yang tidak menyebabkan reaksi alergi. Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah ini.

Selain menghindari makanan penyebab alergi, pada kasus reaksi alergi parah (anafilaksis) perlu penanganan segera. Dokter biasanya akan memberikan pertolongan pertama yang terdiri dari epinefrin (adrenalin) untuk membantu menghentikan gejala anafilaksis.

Sebagian kasus alergi pada anak dapat bersifat sementara dan dapat ditoleransi ketika anak menginjak usia tiga atau empat tahun. Untuk mengatasi hal ini, dokter akan mencoba kembali memberikan makanan penyebab alergi setelah tiga atau enam bulan untuk melihat apakah alergi sudah hilang. 

Ketahui perbedaan alergi dan intoleransi makanan

Jangan terlalu terburu-buru dalam memutuskan anak mengalami alergi makanan. Bisa jadi si Kecil mengalami intoleransi makanan, karena gejala alergi makanan dan intoleransi makanan umumnya sama. 

Misalnya, saat anak diare, kembung, atau memproduksi gas berlebih setelah minum susu, bisa jadi diakibatkan oleh intoleransi makanan. 

Alergi merupakan reaksi yang melibatkan sistem imunitas atau daya tahan tubuh, sedangkan intoleransi makanan disebabkan karena gangguan pada saluran pencernaan atau ketidakmampuan saluran cerna untuk memproses makanan tertentu.

Tetap waspada terhadap setiap gejala kesehatan yang ditunjukan anak. Alergi dapat segera diatasi apabila gejala dapat dikenali sejak dini.

 

Referensi:

  1. Sidabutar, S., Munasir, Z., Pulungan, A. B., Hendarto, A., Tumbelaka, A. R., & Firman, K. (2016). Sensitisasi Alergen Makanan dan Hirupan pada Anak Dermatitis Atopik Setelah Mencapai Usia 2 Tahun. Sari Pediatri, 13(2), 147–51. https://doi.org/10.14238/sp13.2.2011.147-51
  2. Johns Hopkins Medicine. (2019). Food Allergies in Children. Retrieved May 15, 2020, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children
  3. American College of Allergy, Asthma & Immunology (ACAAI). (2017). Food Allergies | Causes, Symptoms & Treatment. Retrieved May 15, 2020, from https://acaai.org/allergies/types/food-allergy
  4. The Children’s Hospital of Philadelphia. (2018, June 6). Top 8 Food Allergies in Kids and What Parents Need to Know. Retrieved May 15, 2020, from https://www.chop.edu/news/health-tip/top-8-food-allergies-kids-and-what-parents-need-know

Artikel Terpopuler