Facebook Pixel Code Semua Tentang Biduran Pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui

Semua Tentang Biduran Pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui

Semua Tentang Biduran Pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui


Kulit si Kecil pernah mengalami ruam kemerahan yang menonjol dan gatal? Hati-hati ya, Bunda, karena hal tersebut bisa menandakan biduran pada anak.

Biduran yang muncul tiba-tiba pada si Kecil, tak jarang membuat Bunda khawatir. Pasalnya, si Kecil bisa menjadi rewel akibat mengeluhkan biduran yang dirasakan. Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui penyebab biduran yang dialami si Kecil agar dapat menentukan penanganan yang tepat.

Penyebab biduran pada anak

Biduran atau urtikaria merupakan reaksi kulit berupa benjolan atau bekas ruam kemerahan merah akibat adanya suatu zat alergen (zat penyebab alergi).

Kondisi kulit ruam kemerahan ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun, berbentuk bintik kecil, bercak atau benjolan besar, serta disertai rasa gatal atau sensasi terbakar pada kulit.

Biduran dapat muncul di kulit selama beberapa jam hingga beberapa minggu. Biduran yang muncul selama kurang lebih enam minggu disebut biduran akut. Sementara, biduran yang berlangsung lebih dari enam minggu merupakan biduran kronis. 

Biduran dapat menyerang segala usia, termasuk anak-anak. Berikut merupakan penyebab-penyebab umum biduran pada anak:

  • Paparan suhu dingin
  • Paparan sinar matahari
  • Menggaruk tubuh (dermatografi urtikaria)
  • Paparan bahan kimia
  • Stres
  • Infeksi virus
  • Adanya tekanan pada kulit, seperti duduk terlalu lama atau menggendong tas ransel yang berat
  • Reaksi alergi

Biduran pada anak sering kali dikaitkan dengan reaksi alergi, yang menimbulkan ruam dan gatal pada kulit dalam hitungan menit, seperti:

  • Alergi obat (antibiotik dan suntik alergi)
  • Alergi bulu hewan
  • Alergi serbuk sari
  • Alergi akibat gigitan serangga
  • Alergi makanan, seperti kerang, kacang dan susu sapi

Langkah pertama mengatasi biduran

Bunda tak perlu khawatir, umumnya biduran derajat ringan tidak memerlukan penanganan khusus karena bisa hilang dengan sendirinya.1

Namun, jika si Kecil mengeluhkan gatal saat biduran, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penanganan yang tepat. Dokter mungkin akan merekomendasikan antihistamin untuk mengurangi efek biduran.

Apabila antihistamin tidak dapat meredakan biduran, dokter mungkin akan memberikan obat dengan dosis yang lebih tinggi, seperti steroid, terutama untuk mengatasi biduran kronis. Namun, hal ini sangat jarang terjadi pada anak-anak.

Sementara itu, Bunda dapat mencegah biduran pada anak dengan menghindari penyebab biduran yang telah Bunda ketahui. Misalnya, bila si Kecil mengalami biduran akibat alergi susu sapi, maka Bunda harus segera menghentikan pemberian susu sapi.

Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mengatasi Biduran pada Anak

Mengatasi biduran akibat alergi susu sapi

Tahukah Bunda? Susu sapi mengandung dua protein yang dapat menyebabkan alergi, yaitu kasein dan whey. Salah satu protein atau keduanya dapat memicu reaksi alergi, seperti biduran pada anak.

Selain biduran, alergi susu sapi dapat menimbulkan gejala lain yang mungkin dialami si Kecil, yaitu:

  • Rasa gatal atau kesemutan di sekitar bibir atau mulut
  • Pembengkakan bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Batuk atau sesak napas
  • Muntah
  • Diare atau buang air besar (BAB) disertai darah
  • Perut keram
  • Mata berair
  • Kolik

Alergi susu sapi juga dapat menyebabkan anafilaksis, reaksi alergi berat yang mengancam jiwa si Kecil. Jika si Kecil menunjukkan reaksi alergi berat, epinefrin harus dipersiapkan, dan diberikan sesuai rekomendasi dokter.

Oleh sebab itu, untuk menghindari risiko-risiko yang tidak diinginkan, sebaiknya Bunda menghentikan pemberian produk susu sapi untuk mencegah reaksi alergi susu sapi, seperti biduran pada anak atau anafilaksis.

Penghentian pemberian produk susu sapi merupakan terapi dasar alergi yang sangat direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Mengingat susu sapi merupakan suplementasi nutrisi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil, nutrisi apa yang dapat menggantikan perannya untuk si Kecil yang alergi susu sapi?

Bunda harus konsultasi ke dokter untuk mengetahui apa saja nutrisi yang sesuai dan alternatif susu pertumbuhan untuk si Kecil. Salah satu alternatifnya adalah susu pertumbuhan soya yang mengandung Isolat Protein Soya berkualitas, minyak ikan, Omega 3 & Omega 6, Sumber Serat, dan 13 vitamin serta 7 Mineral untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil yang tidak cocok minum susu sapi.

Yuk, Bunda, cegah biduran pada anak dan reaksi alergi lainnya akibat alergi susu sapi dengan menghindari makanan yang mengandung zat alergen dan mencari tahu alternatif untuk tambahan pemenuhan nutrisinya dengan memberikan susu pertumbuhan soya yang disukai oleh si Kecil. Namun, pastikan Bunda telah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terlebih dahulu, ya.

Referensi:

  1. Hives (Urticaria) (for Parents) - Nemours KidsHealth. Kidshealth.org. (2021). Retrieved 18 January 2021, from https://kidshealth.org/en/parents/hives.html. (HON certified)
  2. Milk allergy - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2021). Retrieved 18 January 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101. (HON Certified)
  3. WASPADAI ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI. IDAI. (2021). Retrieved 18 January 2021, from https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspadai-alergi-susu-sapi-pada-bayi. 
  4. Mengenali Alergi Susu Sapi pada Anak. IDAI. (2021). Retrieved 18 January 2021, from https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenali-alergi-susu-sapi-pada-anak.

Artikel Terpopuler