Facebook Pixel Code 5 Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi yang Aman

5 Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi yang Aman

5 Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi yang Aman

 

Pertumbuhan setiap gigi bayi biasanya berlangsung sekitar 8 hari. 4 hari sebelum dan 3 hari setelah gigi menembus keluar gusi. Adakah cara merangsang pertumbuhan gigi bayi agar lebih cepat?

Bagaimana Cara Merangsang agar Bayi Cepat Tumbuh Gigi?

Gigi bayi pertama kali tumbuh di usia 6-10 bulan. Namun, proses ini mungkin berlangsung lebih lambat pada beberapa bayi. Keterlambatan tumbuh gigi dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, Bunda bisa mencoba beberapa strategi berikut untuk merangsang pertumbuhan gigi bayi:

1. Pijat Gusi Bayi

Memijat gusi bayi dengan lembut akan membantu merangsang sirkulasi darah di area tersebut dan dapat membantu gigi keluar menembus gusi.

Gunakan jari bersih atau sikat gigi bayi yang lembut untuk menggosok gusi selama beberapa menit setiap hari, terutama sebelum tidur. 

Pijat gusi si Kecil dengan tekanan ringan dan gerakan memutar.

2. Berikan Teether (Mainan Gigit)

Cara merangsang pertumbuhan gigi yang juga aman adalah dengan memberikan mainan teething

Mainan ini bantu melatih bayi cara menggigit dan mengunyah sekaligus memberikan tekanan lembut pada gusi untuk memancing gigi keluar.

Pilih mainan teether yang terbuat dari karet silikon keras dengan tekstur bergelombang. Agar si Kecil juga lebih betah bermain, dinginkan dulu teether-nya di kulkas.

Hindari memberikan mainan teether yang berisikan cairan gel atau yang memiliki aksesoris kecil karena dikhawatirkan bisa tertelan dan menyebabkan tersedak.

3. Rutin Jemur Bayi

Anak yang mengalami kekurangan vitamin D sejak dalam kandungan berisiko mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi sulung permanen. 

Vitamin D juga berperan pada pembentukan gigi permanen yang kuat.

Untuk merangsang pertumbuhan gigi pada bayi, Bunda bisa rutin menjemur bayi setiap pagi dari balik jendela. Jemur bayi di antara pukul 6-8 pagi, dan cukup 10-15 menit saja sekali berjemur.

Selain ASI, sinar matahari pagi adalah sumber vitamin D terbaik dan paling mudah diserap tubuh bayi.

4. Berikan Finger Food

Finger food adalah jenis makanan padat seukuran genggaman tangan bayi.

Makanan berukuran jari kecil ini ampuh merangsang pertumbuhan gigi karena teksturnya padat sehingga membiasakan bayi mengunyah dan menggigit.

Beberapa contoh makanan yang dapat merangsang pertumbuhan gigi pada bayi adalah potongan apel, melon, kembang kol, wortel, atau timun.

Meski begitu, jangan sajikan sayuran mentah-mentah. Rebus atau kukus dulu sayuran agar teksturnya masih cukup lunak untuk dikunyah bayi.

Pastikan Bunda tetap di dekat si Kecil untuk mengawasinya agar tidak tersedak saat makanan.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Bayi Susah Makan karena Tumbuh Gigi

5. Berikan MPASI Bergizi Lengkap

Selain cara-cara di atas, penting juga merangsang pertumbuhan gigi bayi dari dalam dengan mencukupi kebutuhan gizinya.

Nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Berikut adalah beberapa nutrisi yang perlu ada dalam MPASI untuk merangsang gigi bayi tumbuh:

  • Kalsium: membantu membangun enamel gigi yang kuat. Kalsium banyak terkandung dalam produk susu, sayuran berdaun hijau (brokoli, pakchoy, sawi sendok), salmon.

  • Fosfor: penting untuk pembentukan dan kesehatan gigi. Ditemukan pada daging ayam, jeroan, beras, seafood.

  • Vitamin D: Membantu tubuh menyerap kalsium. Ditemukan dalam telur, tuna, hati sapi, brokoli, bayam, jamur, buncis.

  • Fluorida: Membuat email gigi tahan terhadap pembusukan. Ditemukan dalam udang, kepiting, oatmeal, serta kentang dan nasi.

  • Zat besi: Penting untuk perkembangan tunas gigi. Zat besi banyak ditemukan dalam daging merah, kerang, ikan, hati ayam dan sapi, sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, kacang-kacangan, tahu;

  • Vitamin K: Dibutuhkan untuk proses mineralisasi gigi agar email gigi tetap kuat. Vitamin K banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau seperti bayam.

  • Protein: Bahan pembangun gigi yang penting. Ditemukan dalam daging, telur, susu, ikan, hingga kacang-kacangan.

Memberikan MPASI bergizi lengkap dan seimbang akan membantu bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan gigi.

Yang paling penting, hindari menambahkan gula dalam MPASI karena dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Baca Juga: 7 Obat Demam Alami untuk Bayi yang Tumbuh Gigi

Tanda-Tanda Gigi Bayi Mau Tumbuh

Dilakukan dengan telaten, berbagai cara di atas dapat membantu merangsang pertumbuhan gigi bayi secara alami.

Gigi yang biasanya pertama kali tumbuh adalah dua gigi depan bawah (gigi seri tengah bawah) di  sekitar usia 6-10 bulan. Empat gigi depan teratas biasanya muncul berikutnya.

Lalu, bagaimana bisa tahu gigi bayi mulai tumbuh?

Jika melihat ke dalam mulut bayi, Bunda mungkin melihat tunas gigi kecil yang tampak seperti benjolan kecil di sepanjang gusi si Kecil.

Coba sentuh dengan jari yang bersih. Bunda mungkin bisa merasakan gigi keras di bawahnya.

Selain itu, Bunda juga bisa memperhatikan ciri-ciri bayi mau tumbuh gigi lainnya, yaitu:

  • Gusi tampak memerah dan bengkak.

  • Suhu tubuh sedikit naik.

  • Salah satu pipinya memerah, di sisi gigi yang sedang bertumbuh.

  • Muncul ruam di sekitar area mulut dan pipi.

  • Bayi terus-terusan menggosok atau menarik telinga.

  • Berliur atau mengeces lebih banyak dari biasanya.

  • Suka menggigiti jarinya.

  • Suka menggerogoti mainan.

  • Tiba-tiba lebih rewel dari biasanya.

  • Susah tidur nyenyak.

Proses pertumbuhan gigi keluar gusi dapat menyebabkan rasa sakit di mulut.

Jadi, Bunda bisa memberikan mainan teething dingin untuk mengatasi bayi rewel saat tumbuh gigi

Hindari memberikan mainan yang bisa pecah menjadi potongan-potongan keras, karena bayi dapat tersedak.

Bunda juga bisa sering-sering menyeka wajah si Kecil Anda dengan kain bersih untuk mengerikan sisa-sisa air liur dan mencegah timbulnya ruam.

Jika Bunda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tertentu terkait perkembangan anak, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter atau Sahabat Bunda Generasi Maju, ya!

 

Referensi:

  1. Trubo, R. (n.d.). Helping Your Late-Talking Children. WebMD. Retrieved March 4, 2023, from https://www.webmd.com/baby/features/helping-your-late-talking-child

  2. Lowry, L. (2016). How to tell if Your Child is a Late Talker – and What to Do about It. Hanen.org. https://www.hanen.org/helpful-info/articles/how-to-tell-if-your-child-is-a-late-talker-%E2%80%93-and-w.aspx

  3. Soebadi, A. (n.d.). IDAI | Keterlambatan Bicara. Www.idai.or.id. Retrieved October 9, 2022, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara

  4. Weiss, K. (2022, January 15). What to Know if Your Toddler Is a Late Talker. What to Expect. https://www.whattoexpect.com/toddler/ask-heidi/late-talker.aspx

  5. DiProperzio, L. (2023, March 4). Language development milestones: Ages 1 to 4. Parents. Retrieved March 16, 2023, from https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/language/language-development-milestones-ages-1-to-4/ 

Artikel Terpopuler