Banyak ibu yang terbiasa membuat makanan bayi per porsi untuk sekali makan. Namun, Bunda lebih memilih cara yang lebih praktis dengan membuat MPASI dalam porsi lebih banyak untuk disimpan dan diberikan nanti. Ketika akan diberikan pada si Kecil pada hari berikutnya, Bunda hanya perlu menghangatkan makanannya.
Akan tetapi, MPASI yang tidak langsung dimakan perlu disimpan dan dihangatkan dengan benar, lho! Tujuannya tentu untuk menjaga agar tidak terkontaminasi kuman dan nutrisinya tetap terjaga sehingga tetap layak dikonsumsi si Kecil. Lalu, bagaimana cara menghangatkan MPASI yang benar? Yuk, simak penjelasan selengkapnya, Bun.
Cara Menyimpan MPASI yang Benar
Karena dibuat dengan cara dihaluskan atau digiling sampai lembut, makanan bayi cenderung lebih cepat basi dibandingkan makanan orang dewasa, lho, Bun. Makanan bayi juga tidak mengandung bahan pengawet seperti makanan olahan lain. Bahkan, zat pengawet yang alami sekalipun, seperti garam, gula, dan cuka.
Agar tidak cepat basi, pastikan Bunda tahu cara menyimpan MPASI yang benar berikut ini:
-
Makanan bayi harus segera didinginkan dalam waktu satu hingga dua jam setelah dimasak.
-
Tempatkan MPASI dalam wadah makanan yang kedap udara, seperti wadah berbahan kaca atau plastik. Pastikan wadah plastik yang digunakan bertuliskan "BPA free." Untuk menjaga kebersihannya, lebih baik menyimpan MPASI dalam satu wadah untuk satu kali makan saja, sehingga tidak perlu dibagi-bagi lagi.
-
Untuk MPASI berbentuk cair, seperti bubur atau puree, bisa Bunda tuang dalam cetakan es batu sehingga lebih mudah membagi porsinya yang sesuai untuk si Kecil. Pastikan cetakan es batu tersebut dilapisi dengan plastik cling wrap lebih dulu untuk mencegah kontaminasi kuman.
-
Jangan langsung menyimpan MPASI yang masih dalam kondisi panas di kulkas. Setelah makanan bayi sudah cukup dingin, masukkan wadah ke dalam kulkas.
-
Pastikan wadah penyimpanan MPASI tertutup rapat sebelum disimpan di dalam kulkas. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga kebersihan makanan bayi.
Makanan bayi buatan sendiri dapat dibekukan dalam freezer dengan suhu minimal 5°C selama 3–6 bulan. Umumnya, makanan bayi yang dibekukan dengan baik dapat digunakan dalam rentang waktu 3 hingga 4 minggu ke depan. Namun, perlu diingat bahwa setelah 3 bulan mungkin akan terjadi perubahan warna, rasa, dan tekstur MPASI. Oleh karena itu, lebih baik habiskan stok simpanan MPASI sebelum 3 bulan, ya!
MPASI juga dapat disimpan di rak kulkas, tetapi sebaiknya tidak lebih dari 2 hari. Untuk menghindari lupa, sebaiknya Bunda siapkan stiker label dan tuliskan tanggal pembuatan serta menu makanan pada wadah MPASI. Hal ini akan memudahkan Bunda untuk memilih jenis makanan yang mau disajikan di hari tersebut dan mencegah penyimpanan terlalu lama.
Lalu, bagaimana cara menghangatkan dan menyajikan MPASI-nya?
Baca Juga: Panduan MPASI Pertama untuk Bayi 6 Bulan dan Inspirasi Menunya
Cara Menghangatkan MPASI yang Benar
Mungkin Bunda sering bertanya-tanya, "apakah perlu menghangatkan bayi sebelum disajikan untuk si Kecil?" Beberapa mungkin menganggap makanan yang dihangatkan lebih mudah dicerna oleh bayi. Sementara itu, ada anggapan lain yang percaya bahwa menghangatkan makanan penting untuk membunuh organisme di dalamnya.
Pada dasarnya, menghangatkan makanan bayi bukanlah soal masalah kesehatan, kok. Dengan cara memasak dan penyimpanan yang benar, MPASI seharusnya tidak akan terkontaminasi kuman atau bakteri. Menyajikan MPASI hangat-hangat lebih kepada preferensi si Kecil.
Beberapa bayi mungkin lebih suka mengonsumsi makanan yang hangat karena ini dapat memberikan rasa yang lebih familiar dan nyaman untuknya.
Nah, apabila Bunda memilih untuk menghangatkan MPASI terlebih dahulu sebelum disajikan untuk bayi, Bunda perlu memahami cara yang benar seperti berikut:
1. Cairkan di Dalam Lemari Pendingin
Jika MPASI-nya dalam beku, jangan langsung dipanaskan, Bun. Pindahkan dulu ke rak kulkas dingin (cooler, bukan rak freezer) dalam beberapa jam atau semalaman untuk dibiarkan mencair sedikit demi sedikit secara alami.
Jika langsung dihangatkan dalam keadaan beku, suhu makanan bisa meningkat secara drastis sehingga terlalu panas untuk si Kecil dan gizi di dalamnya juga dapat berkurang.
Baca Juga: Apakah Bedanya MPASI 4 Bintang dan Menu Lengkap?
2. Hangatkan dengan Kompor
Apabila makanan MPASI sudah mencair,angsung hangatkan makanan di dalam panci dengan api kecil.
Pastikan panci yang digunakan sudah dalam keadaan bersih. Setelah itu, aduk secara perlahan makanan bayi selama proses penghangatan agar panasnya dapat tersebar merata.
Mengaduk makanan secara teratur ini juga bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya suhu yang terlalu tinggi di beberapa bagian makanan.
3. Panaskan di Microwave
Selain memakai kompor, Bunda bisa hangatkan MPASI dengan bantuan microwave.
Cara menghangatkan MPASI di microwave pun hampir sama dengan di atas kompor. Jangan langsung masukkan MPASI beku ke dalam microwave untuk dipanaskan. Pindahkan dulu MPASI bekunya ke rak kulkas dan tunggu beberapa jam sampai agak mencair, atau Bunda juga bisa menggunakan mode defrost dari microwave.
Untuk mencegah pemanasan yang tidak merata, sebaiknya jangan panaskan MPASI dalam wadah plastik. Agar panasnya merata, pindahkan makanan dari wadah plastik tempat penyimpanannya ke dalam piring atau wadah microwave-safe yang sesuai. Kemudian, tutup permukaan wadah nya sebelum dimasukkan ke dalam microwave.
Supaya tidak terlalu panas untuk si Kecil, cukup hangatkan selama 15 detik detik saja. Jika Bunda merasa makanan belum hangat secara merata, aduk makanan dan masukkan kembali ke dalam microwave untuk dihangatkan dengan waktu sedikit lebih lama.
Akan tetapi, memanaskan dengan microwave tidak direkomendasikan untuk MPASI yang mengandung daging, telur, atau makanan tinggi lemak lainnya. Alasannya adalah karena jenis makanan ini memiliki kandungan lemak yang tinggi, dan karena gelombang mikro memanaskan lemak lebih cepat daripada zat lain, proses pemanasannya dapat menyebabkan percikan minyak dan kepanasan (overheating).
Untuk MPASI daging, telur, dan yang mengandung lemak, lebih baik dipanaskan dengan kompor.
Baca Juga: 6 Cara Mudah Mengolah Ikan untuk Anak, Lezat dan Bernutrisi
4. Cicipi Makanan Sebelum Disajikan
Setelah dihangatkan, langkah selanjutnya adalah mencicipi makanan tersebut sebelum diberikan pada si Kecil. Tujuannya untuk memastikan suhu makanannya tidak terlalu panas untuk si Kecil dan rasanya masih aman.
Makanan yang disajikan untuk bayi harus terasa suam-suam kuku, yang berarti tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
5. Pindahkan Makanan dalam Porsi Terpisah
Selalu disarankan untuk memindahkan jumlah makanan yang diinginkan dari wadah ke piring terpisah sebelum memberikan makanan kepada bayi.
Memberi makan bayi secara langsung dari wadah dapat menyebabkan kontaminasi bakteri ke dalam makanan.
Untuk menghindari hal ini, setelah memasak MPASI untuk si Kecil, Bunda bisa membagi makanan dalam beberapa wadah terpisah sesuai dengan porsinya. Kemudian saat ingin menghangatkan makanan, Bunda bisa mengambil satu wadah untuk sekali makan.
6. Hindari Menghangatkan Makanan Sisa
Penting untuk diingat bahwa makanan yang telah dicairkan dan dipanaskan sebaiknya tidak dibekukan lagi. Makanan sisa sebaiknya dibuang jika tidak dihabiskan oleh si Kecil. Ini dilakukan untuk mencegah keracunan makanan.
Bakteri berbahaya yang berasal dari mulut bayi dapat masuk ke dalam makanan. Bahkan, setelah makanan tersebut didinginkan kemudian dipanaskan kembali, bakteri tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak.
Jadi, buang juga makanan yang telah didiamkan pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.
Baca Juga: Mengapa si Kecil Butuh MPASI yang Bernutrisi?
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai cara menghangatkan sekaligus menyimpan MPASI yang benar. Jadi, jangan sampai salah caranya, ya, Bun, agar si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal dari makanannya.
Ingat, selain memastikan MPASI disimpan dengan benar, Bunda juga perlu pandai dalam merancang dan mengolah menu MPASI, serta menjaga kebersihan peralatan MPASI. Sebelum memberikan MPASI yang telah disimpan kepada Si Kecil, selalu periksa warna, bentuk, dan aroma MPASI. Jika tercium bau tidak sedap, berlendir, atau tampak berjamur, segera buang MPASI tersebut karena sudah tidak layak dikonsumsi.
Jika ingin mencari inspirasi menu MPASI yang enak, bergizi, dan mudah dibuat untuk si Kecil, Bunda bisa unduh Panduan MPASI sekarang juga, gratis Bun!
Referensi:
- Center. (2022). Once Baby Arrives - Food Safety for Moms to Be. U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/food/people-risk-foodborne-illness/once-baby-arrives-food-safety-moms-be
- Safe Food for Babies and Children - Heating Solid Food Safely. (2016, August 26). NDSU Agriculture. https://www.ndsu.edu/agriculture/extension/publications/safe-food-babies-and-children-heating-solid-food-safely
- Storing homemade baby foods: Helpful hints | Healthy Kids. (2023). Healthykids.org.nz. https://www.healthykids.org.nz/eat/articles/storing-homemade-baby-foods-helpful-hints
- Hunter, J. G. (2018). Making Your Own Baby Food. Home & Garden Information Center | Clemson University, South Carolina. https://hgic.clemson.edu/factsheet/making-your-own-baby-food/
- How to prepare baby food safely. (2021). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a1005425/how-to-prepare-baby-food-safely
- Verywell. (2023). How to Choose the Right Temperature for Baby Food. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/do-i-have-to-warm-my-babys-food-290123