Facebook Pixel Code Penyebab Weight Faltering, Ciri, dan Cara Mengatasinya

Weight Faltering, Penyebab BB Bayi Tidak Naik Sesuai Standar

Weight Faltering, Penyebab BB Bayi Tidak Naik Sesuai Standar

Pernah mendengar istilah weight faltering? Istilah ini mungkin kurang familiar di telinga, tapi Bunda harus waspada karena erat kaitannya dengan stunting. Berikut ulasan lengkapnya!

Apa Itu Weight Faltering pada Bayi?

Weight faltering adalah kenaikan berat badan bayi yang tidak cukup atau tidak sesuai standar idealnya.

Kondisi ini termasuk permasalahan gizi yang dikenal juga dengan istilah gagal tumbuh, growth faltering, poor weight gain, stunting, atau failure to thrive. 

Bayi yang sehat akan mengalami kenaikan berat dan tinggi badan sesuai standar Antropometri Anak dari Kementerian Kesehatan RI. 

Kenaikan berat badan pada bayi yang mengalami growth faltering jauh di bawah rata-rata anak lain yang seusia dan berjenis kelamin sama. 

Penyebab Weight Faltering pada Bayi

Gagal tumbuh ditandai dengan pertambahan berat badan bayi yang tidak cukup dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya. 

Penyebab utama weight faltering adalah asupan gizi bayi yang kurang, baik dari jumlah ASI yang didapat bayi dan kualitas kandungan ASI-nya itu sendiri.

Pada beberapa kasus, growth faltering bisa terjadi karena kebutuhan kalori bayi yang meningkat tapi tidak diimbangi dengan asupan yang tepat.

Penyebab lainnya adalah peningkatan energi atau cadangan kalori bayi yang berkurang drastis. Misalnya karena infeksi atau kondisi medis tertentu.

Masalah kesehatan yang dimiliki bayi dapat mengganggu asupan makanan normal, penyerapan gizinya, atau berdampak pada pencernaan bayi.

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan berat badan bayi tidak naik sesuai minimal standar usianya:

  • Kelainan kromosom, seperti down syndrome dan sindrom Turner.
  • Kerusakan pada otak atau sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan kesulitan makan pada bayi.
  • Cacat pada sistem organ utama.
  • Anemia atau kelainan darah lainnya.
  • Masalah pada sistem endokrin, seperti defisiensi hormon tiroid, defisiensi hormon pertumbuhan, atau defisiensi hormon lainnya.
  • Gangguan sistem pencernaan yang mengakibatkan masalah penyerapan nutrisi.
  • Masalah jantung atau paru-paru, yang dapat memengaruhi pergerakan oksigen dan. nutrisi ke seluruh tubuh.
  • Infeksi jangka panjang.
  • Gangguan metabolisme.
  • Komplikasi kehamilan dan berat badan lahir rendah.
  • Flu perut yang terjadi dalam jangka panjang.

Weight faltering dapat terjadi di usia berapa pun, tapi paling sering ditemukan pada bayi berusia 4-6 bulan. 

Sebanyak 80% bayi yang dikatakan gagal tumbuh disebabkan asupan makanan tidak mencukupi. Baik itu karena pasokan ASI yang tidak memadai atau masalah dalam teknik menyusui.

Baca Juga: Pantau Berat Badan, Cara Pertama Deteksi Anak Kurang Gizi

Ciri-Ciri Weight Faltering pada Bayi

Bayi yang mengalami gagal tumbuh mempunyai ukuran lingkar kepala serta berat dan panjang badan tidak sesuai standar grafik pertumbuhan di usianya.

Lebih tepatnya, bayi dikatakan weight faltering jika berat atau panjang badannya di bawah persentil ke-3 dalam grafik pertumbuhan WHO atau 20% di bawah berat badan ideal untuk tinggi badannya.

Di samping itu, growth faltering juga ditunjukkan dengan beberapa gejala berikut:

  • Mengalami keterlambatan perkembangan mencapai milestone, seperti terlambat tengkurap, terlambat duduk, hingga terlambat berdiri dan berjalan.
  • Keterampilan mental dan sosial yang lambat dibanding anak seusianya
  • Lambat mengalami pubertas (jika terjadi hingga remaja).

Pertumbuhan bayi mungkin melambat atau berhenti setelah kurva pertumbuhan ditetapkan sebelumnya.

Kondisi ini umumnya baru dapat diketahui setelah melakukan pemeriksaan berat badan rutin di Posyandu atau Puskesmas.

Apa Dampak Weight Faltering pada Bayi?

Gagal tumbuh pada bayi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak buruk pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut adalah beberapa dampak buruknya:

  • Gangguan pada respon imunitas tubuh bayi, sehingga tidak dapat merespons secara efektif terhadap infeksi atau penyakit.
  • Ketika sakit, bayi mungkin lebih rentan dirawat inap dalam durasi yang lebih panjang.
  • Postur tubuh pendek (stunting) karena bayi mengalami kekurangan gizi kronis.
  • Penurunan fungsi kognitif karena otak tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi yang mencukupi dalam jangka waktu panjang.
  • Memengaruhi kemampuan belajar serta fungsi mental bayi yang dapat berpengaruh pada perkembangan anak sampai usia balita nanti.

Baca Juga: 6 Cara Menaikkan Berat Badan Bayi Secara Sehat

Cara Mengatasi dan Mencegah Gagal Tumbuh pada Bayi

Pengobatan gagal tumbuh pada bayi tergantung pada penyebab keterlambatan tumbuh kembangnya.

Lebih jelasnya, berikut berbagai cara untuk mengatasi growth faltering sekaligus mencegah stunting:

1. Rutin Kontrol Tumbuh Kembang

Cara paling sederhana untuk mencegah BB bayi stagnan atau tidak bisa naik sesuai harapan adalah rutin kontrol tumbuh kembang secara berkala di Posyandu atau Puskesmas.

Tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi setiap bulan dan mendeteksi gangguan tumbuh kembang secara dini supaya bisa ditindaklanjuti dengan tepat.

Melalui pendekatan ini diharapkan perkembangan berat badan anak dapat dipantau secara akurat seiring waktu.

2. Optimalkan Pemberian ASI

Penyebab utama gagal tumbuh adalah kurangnya asupan yang tepat untuk si kecil. 

Untuk mengatasinya, Bunda dapat menggiatkan kembali pemberian ASI eksklusif hingga minimal 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

Pemberian human milk fortifier dapat disarankan untuk meningkatkan kandungan zat gizi pada ASI.

Bunda juga bisa langsung hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju jika punya pertanyaan terkait cara menyusui hingga pemenuhan nutrisi dan pemantauan tumbuh kembang si Kecil, lho!

Baca Juga: Tips Menyusui Eksklusif agar si Kecil Tumbuh Optimal

3. Perbaiki Cara Menyusui

Bayi berusia di bawah 8 minggu seringnya masih kesulitan menyusu dan menelan. Masalah ini dapat mengganggu asupan gizi dan penyerapan nutrisi si Kecil jika tidak tertangani.

Jika produksi ASI kurang, teknik menyusui Bunda kurang tepat, atau bayi tidak bisa melekat dengan benar pada puting, konsultasikan lebih lanjut pada konsultan laktasi di Puskemas, ya.

Untuk mendapatkan informasi lengkap seputar cara menyusui, Bunda bisa unduh e-book Panduan Menyusui. Di sini ada panduan lengkap menyusui serta beragam resep sehat untuk Bunda agar lancar mengASIhi.

3. Lengkapi dengan MPASI Tinggi Protein

Apabila usia bayi sudah mencapai 6 bulan, berikan MPASI dengan protein hewani. 

Pada kasus lain, gagal tumbuh yang terjadi pada bayi prematur akan membutuhkan asupan protein dan mineral yang jauh lebih banyak, dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Namun, tetap pastikan MPASI si Kecil bergizi seimbang, termasuk mengandung karbohidrat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang diperlukan untuk ia bertumbuh optimal.

4. Mengikuti Pengobatan yang Dianjurkan Dokter

Jika berat badan si Kecil stagnan karena masalah kesehatan, bayi perlu menjalani pengobatan yang sesuai. Misalnya, mengikuti terapi atau minum obat yang diresepkan dokter. 

Pada kasus tertentu, anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit pada awalnya untuk fokus pada penerapan rencana perawatan medis, perilaku, dan psikososial yang komprehensif.

Selama Bunda memberikan asupan makanan yang cukup untuk si kecil, ia dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. 

Semoga artikel ini membantu dan si Kecil bisa tumbuh maksimal sesuai usianya, ya!

Referensi:

  1. National Guideline Alliance (UK). Faltering Growth – recognition and management. London: National Institute for Health and Care Excellence (NICE); 2017 Sep. (NICE Guideline, No. 75.) Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK458459/

  2. Smith AE, Shah M, Badireddy M. Failure to Thrive. [Updated 2023 Nov 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459287/

  3. Sithamparapillai K, Samaranayake D, Wickramasinghe VP. Timing and pattern of growth faltering in children up-to 18 months of age and the associated feeding practices in an urban setting of Sri Lanka. BMC Pediatr. 2022 Apr 11;22(1):190. doi: 10.1186/s12887-022-03265-7. PMID: 35410168; PMCID: PMC8996519.

  4. Rokom (2023) Waspada, 4 masalah gizi Ini Berisiko Anak Jadi stunting, Sehat Negeriku. Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230127/1442287/waspada-4-masalah-gizi-ini-berisiko-anak-jadi-stunting/ 

  5. Failure to thrive (no date) Causes, Diagnosis and Treatment. Available at: https://www.nationwidechildrens.org/conditions/failure-to-thrive 

  6. Failure to thrive (2019) Johns Hopkins Medicine. Available at: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/failure-to-thrive  

  7. Stunting vs wasting Pada Anak (no date) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1673/stunting-vs-wasting-pada-anak  

  8. Cara Menangani stunting – Bagaimana Prosedurnya? (no date) Selamat Datang di Website Ayo Sehat - Kementerian Kesehatan RI. Available at: https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-menangani-stunting--bagaimana-prosedurnya  

  9. Children and sleep (2023) Sleep Foundation. Available at: https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep

  10. Peraturan menteri Kesehatan republik Indonesia nomor ... - kemkes.go.id. (n.d.). https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660187306_961415.pdf 

  11. HOMAN, G. J. (2016). Failure to Thrive: A Practical Guide. American Family Physician, 94(4), 295–299. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2016/0815/p295.html

  12. Growth Faltering in Newborns and Infants. (2020). Aap.org. https://www.aap.org/en/patient-care/newborn-and-infant-nutrition/growth-faltering-in-newborns-and-infants/

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline