Facebook Pixel Code Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan? Ini Tanda-Tandanya

Umur Berapa Bayi Bisa Jalan dan Bagaimana Melatihnya?

Umur Berapa Bayi Bisa Jalan dan Bagaimana Melatihnya?

Tidak terasa si Kecil sekarang sudah semakin besar ya, Bun. Jika sebelumnya ia sudah mahir berguling, tengkurap, dan merangkak, pasti Bunda sekarang bertanya-tanya, di umur berapa bayi bisa berjalan? 

Seperti tengkurap dan merangkak, berjalan adalah salah satu tonggak pencapaian bayi yang paling ditunggu-tunggu para Bunda. Namun untuk bisa berjalan sendiri, si Kecil harus melalui berbagai tahapan dulu sampai ia siap melakukan langkah pertamanya. 

Yuk, kita cari tahu bersama-sama usia berapa bayi bisa berjalan dan bagaimana cara melatih si Kecil mencapai tahap pertumbuhan ini!

Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan?

Berjalan merupakan kemampuan motorik kasar yang membutuhkan kekuatan otot tubuh untuk menahan badannya tetap tegak, serta kekuatan lengan dan kaki untuk menopang berat badannya dalam keadaan berdiri. Selain otot yang kuat, kemampuan koordinasi antara mata dan anggota gerak tubuh juga diperlukan agar bayi bisa berjalan. 

Nah, di satu tahun pertama usianya bayi akan banyak mengembangkan kemampuan motorik, koordinasi anggota gerak, dan kekuatan otot-otot tubuhnya untuk mempersiapkan dirinya supaya bisa berjalan. 

Mulanya, bayi akan lebih dulu belajar untuk berguling dan tengkurap di kisaran usia 3 bulan. Setelah bisa tengkurap, bayi akan mulai belajar untuk duduk di sekitar usia 4-9 bulan. Ketika memasuki usia 6-9 bulan, diharapkan sudah mulai belajar untuk merangkak.

Bayi akan siap berjalan ketika ia sudah bisa berdiri dan merambat. Bayi umumnya belajar untuk berdiri dan mulai merambat di antara umur 9-12 bulan.

Selanjutnya, di sekitar usia 10 bulan anak mulai belajar berdiri lepas (tanpa berpegangan). Kemampuan berjalan yang baik pada bayi dimulai dari usia 11-15 bulan, dan paling akhir tercapai ketika umur menginjak 18 bulan atau 1,5 tahun.

Jadi, bayi sebaiknya mulai belajar jalan pada umur 11-15 bulan ketika motoriknya sudah siap atau ketika telah bisa duduk tegak, merangkak, hingga berdiri tanpa dibantu.

Umumnya, sebagian besar bayi akan mulai berjalan di umur 9-15 bulan dengan bertumpu atau ditatih orang tuanya. Ada pula bayi yang baru mulai belajar berjalan di umur 15-18 bulan. 

Perbedaan ini wajar dan tidak perlu dikhawatirkan, kok, Bun. Perlu diingat, bahwa masing-masing anak memiliki cara dan kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Jadi, Bunda dan Ayah tak perlu terlalu khawatir.

Bunda juga bisa terus pantau tumbuh kembang bayi saat memasuki umur bisa berjalan untuk tahu hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya ini lewat fitur Catatan Perkembangan Anak. Yuk, coba sekarang!

Baca Juga: Ketahui Umur Berapa Bayi Bisa Melihat dan Cara Tepat Stimulasinya

Tahapan Bayi Belajar Berjalan

Sebelum mengetahui umur berapa bayi bisa jalan, penting mengetahui seperti tahapan yang harus dilalui bayi sebelum ia akhirnya siap belajar jalan. Berikut penjelasannya.

  • Tahap Pertama (Usia 0-2 Bulan): Kaki bayi belum cukup kuat untuk menopang berat badannya sendiri, tapi si Kecil bisa refleks berjinjit seperti sedang jalan ketika digendong dalam posisi berdiri.

  • Tahap Kedua (Usia 3-6 Bulan): Bayi mulai menunjukkan tanda-tanda ingin berjalan dengan cara melonjak-lonjak bila diangkat dalam posisi berdiri dan kakinya disentuhkan pada permukaan keras.

  • Tahap Ketiga (Usia 7-11 Bulan): Memasuki usia 9 bulan, bayi biasanya akan belajar menarik tubuhnya ke atas untuk berdiri sambil berpegangan pada dinding atau perabot rumah.

  • Tahap Keempat (Usia 12-18 Bulan): Setelah bisa berdiri, bayi akan mulai merambat. Merambat menjadi cara pertama bayi berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggeser kakinya sambil berpegangan pada ujung perabot. Terkadang, si Kecil mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan pada perabot, lho, Bun. Hebat, ya?

Menariknya lagi, di fase belajar jalan ini bayi juga sudah mulai bisa membungkuk serta berjongkok. Misalnya, ia bisa menunduk atau jongkok saat mau mengambil mainan di lantai, lalu kembali ke posisi berdiri saat Bunda gandeng. Kemudian, ia mulai melangkahkan kakinya kembali untuk berjalan dalam gandengan orang tua.

Di awal fase belajar jalan, posisi kakinya saat melangkah memang belum sempurna. Namun, ia hanya tinggal melatih kemampuannya untuk menyeimbangkan badan juga meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memulai langkah pertama.

Seperti Apa Tanda-Tanda Bayi Siap Jalan?

Di awal fase belajar jalan, posisi kakinya saat melangkah memang belum sempurna. Namun, ia hanya tinggal melatih kemampuannya untuk menyeimbangkan badan juga meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memulai langkah pertama.

Nah untuk memastikan apakah si Kecil sudah siap belajar jalan, penting mengetahui seperti apa tanda-tanda bayi berjalan. Berikut adalah tanda-tanda anak siap berjalan agar Bunda dapat menuntun setiap tahap belajar berjalannya dengan tepat.

1. Belajar Berdiri

Pertama-tama, si Kecil akan mulai belajar berdiri terlebih dahulu. Ketika tangannya dipegang, bayi mulai ingin berdiri dengan kedua kakinya. Karena masih menyesuaikan dan belum seimbang, bayi biasanya hanya bertahan berdiri beberapa detik. 

Si Kecil juga akan mencoba berdiri ketika menemukan benda yang dapat digunakan menjadi pegangan. Selain mencoba berdiri, bayi juga akan berlatih untuk menekuk lutut.

2. Belajar Merambat

Ketika memasuki usia 12 bulan, buah hati akan mulai belajar melangkah satu demi satu. Namun, pada proses berjalan ini tangannya masih harus berpegangan pada benda di sekitarnya, seperti perabot rumah, atau dituntun orang lain. 

Untuk itu, Bunda perlu lebih telaten dalam mendampingi si Kecil. Jika Bunda memegang dan melepaskan bayi di dekat sofa atau meja, ia akan refleks berpegangan erat pada perabotan tersebut.

Nah, di fase ini pula, sebaiknya Bunda mesti cermat menata perabot dan benda-benda lain di rumah agar tidak sampai membahayakan si Kecil saat ia hendak menarik sesuatu, ataupun melangkahkan kakinya. 

Di tahap ini juga, anak sudah bisa berdiri tanpa pegangan orang dewasa selama beberapa saat. Bunda perlu membantu si Kecil dengan memegang kedua tangan dan menuntunnya mengambil langkah satu per satu.

3. Melangkah Tanpa Pegangan

Beberapa minggu setelah mulai belajar melangkah dengan pegangan atau dituntun, umumnya si Kecil mungkin sudah mulai berani melangkah sendiri tanpa bantuan. 

Pada tahap ini, sebaiknya Bunda juga mulai membebaskan ia untuk mengeksplorasi kemampuannya. Biarkan ia berjalan sendiri dan ikuti pelan di sisinya. Bantu beri dukungan secara moril kepada si Kecil agar ia semakin percaya diri.

Bunda juga bisa terus pantau tumbuh kembang bayi saat memasuki umur bisa berjalan untuk tahu hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya ini lewat fitur Catatan Perkembangan Anak. Yuk, coba sekarang!

Bagaimana Cara Melatih Bayi Berjalan?

Proses belajar berjalan adalah momen luar biasa, baik bagi si Kecil sendiri maupun orang tua yang menjadi saksi langkah pertamanya. Untuk itu, peran Bunda dan Ayah sangat besar dalam membantunya berjalan selangkah demi selangkah. 

Adapun beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk melatih bayi agar bisa cepat berjalan, antara lain:

1. Ajak Bayi Berdiri Tegak

Salah satu cara melatih bayi berjalan adalah dengan membantunya berdiri tegak. Coba ulurkan tangan Bunda untuk membantunya berdiri, kemudian pelan-pelan lepas gandengan tangannya. 

Biarkan ia berusaha sendiri sampai bisa menjejakkan kedua telapak kakinya dengan mantap tanpa bantuan selama beberapa detik. 

Bila anak jatuh terduduk, tidak masalah, kok, Bun. Tetap beri semangat dan puji kesuksesannya agar ia mau belajar bangkit sendiri. Bunda bisa mengatakan, “Yuk, dik, berdiri lagi, satu, dua, tiga!” atau Bunda bisa menyerukan semangat, seperti “Yuk bangun yuk, berdiri sama Bunda!” 

Bila tahap ini sudah dilewati dan anak mau mencoba melangkah sendiri, maka ia siap untuk berjalan dengan berpegangan pada kedua tangan Bunda.

2. Letakkan Mainan dalam Jangkauannya

Bunda juga bisa meletakkan mainan atau benda favoritnya dalam beberapa langkah di depannya atau di posisi yang lebih tinggi untuk “memancingnya” agar mau berjalan mengambilnya. Coba goyang-goyangkan mainan agar si Kecil tertarik untuk mengambilnya. 

Ingat, jangan membuat jarak yang terlalu jauh ataupun terlalu dekat dari gapaiannya, ya, Bun.

3. Siapkan Area untuk Bayi Menjelajah

Pertama kali mengajarkan si Kecil berjalan, wajar jika Bunda sering khawatir si Kecil akan terjatuh atau tersandung. Nah, supaya ia bisa belajar berjalan dengan nyaman serta orang tua juga terbebas dari rasa cemas, cobalah siapkan area di rumah yang aman untuk si Kecil bergerak.  

Misalnya, pasang karpet busa yang tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu lunak supaya ia bisa nyaman berjalan dan tidak cedera ketika terjatuh. Singkirkan juga barang-barang yang berpotensi mengganggu ruang gerak anak, seperti meja, kursi, barang pecah belah, dan kabel-kabel listrik.

Bila perlu, batasi akses gerak bayi dengan menutup pintu atau memberikan gerbang khusus bayi di bibir tangga (jika ada). Tinggi gerbang tersebut harus melebihi tinggi badan anak agar tak bisa ia langkahi. 

Lindungi setiap ujung perabotan dengan karet pelindung (rounder) yang bisa Bunda beli di toko-toko furnitur agar tidak membahayakan si Kecil ketika ia mencoba merambat.

4. Berikan Mainan yang Bisa Bantu Berjalan

Anak di usia ini sedang senang-senangnya mendorong benda, Bun. Nah, Bunda bisa menyediakan mainan yang bisa membantu buah hati berjalan. 

Pilih mainan yang bisa didorong, tetapi cukup kuat untuk dijadikan pegangan, seperti bangku, kursi, atau mainan yang dapat didorong misalnya truk, mobil, atau gerobak yang dapat ditarik dengan tali. 

Ajak ia menarik dan mendorong mainan dari satu tempat ke tempat lain. Jangan lupa menyemangatinya agar ia merasa senang ya, Bun. Selain itu, selalu awasi bayi saat bermain kalau-kalau ia mungkin akan terjatuh atau tersandung.

Bunda juga bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya bermain kuda-kudaan, bersepeda, dan bermain sambil berdiri.

Mendampingi buah hati dalam tahapan berjalan menjadi satu proses yang mendebarkan. Bunda tentu perlu kesabaran ekstra dan memberikan kepercayaan kepada si Kecil untuk mencoba hal baru. Kini, Bunda udah siap untuk menemani anak belajar berjalan, kan?

Setelah lancar melangkah sendiri, anak akan semakin aktif bergerak. Ia pun akan mulai tertarik untuk naik-turun tangga. Setelahnya, ia akan mulai belajar memanjat perabot rumah, seperti sofa atau kursi, hingga belajar menendang bola.

Nantinya memasuki usia di atas 2 tahun, anak umumnya sudah dapat berlari dan melompat. Meski sudah lancar dan mantap berjalan, bayi masih harus berusaha menjaga keseimbangannya, seperti berdiri dengan satu kaki.

5. Hindari Baby Walker

Walaupun tampaknya aman dan efektif membantu bayi belajar jalan sendiri, penggunaan baby walker justru dapat membawa lebih banyak dampak negatif bagi si Kecil, lho, seperti jatuh dan cedera kepala.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menjelaskan bahwa penggunaan baby walker berisiko memperlambat perkembangan motorik dan menghambat perkembangan tulang belakang sehingga dapat memengaruhi keseimbangan dan postur bayi saat berdiri. 

Sebab, bila menggunakan baby walker, bayi justru akan lebih sering berdiri atau berjinjit dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otot tegang dan mengajarkan bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menambahkan, penggunaan baby walker justru dapat mengurangi keinginan anak untuk berjalan, Bun karena ia merasa ada “alternatif” yang bisa membuatnya lebih mudah tanpa perlu menggunakan tenaga.

Selain itu, penggunaan baby walker lama-lama juga dapat mengganggu kerja otot tungkai atas (paha) dan pinggul si Kecil. Padahal, tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk ia bisa berjalan dengan seimbang.

6. Biarkan Si Kecil Bertelanjang Kaki

Bun, kaki bayi perlu bersentuhan langsung dengan bidang datar atau jalanan yang aman untuk mereka sebagai salah satu cara melatih bayi berjalan.

Selain itu, Bunda dan Ayah mungkin dapat mengajak si Kecil ke halaman atau taman agar kakinya bersentuhan langsung dengan tanah. Namun, pastikan tidak ada batu atau kerikil yang dapat melukai kaki si Kecil, ya.

Jangan lupa untuk mencuci kaki anak dengan air bersih dan sabun setelah beraktivitas di luar ruangan.

Baca Juga: Umur Berapa Bayi Tumbuh Gigi dan Tanda-Tandanya

Tanda Bayi Terlambat Berjalan (Delayed Walking) yang Perlu Diwaspadai

Penting untuk Bunda ketahui bahwa setiap bayi akan bertumbuh kembang dalam kecepatan dan caranya sendiri-sendiri. 

Akan tetapi, jika si Kecil belum bisa melakukan langkah pertamanya seperti anak-anak sepantaran usianya, bisa jadi ini pertanda anak mengalami terlambat berjalan atau delayed walking. 

Lalu, kapan bayi dikatakan terlambat berjalan? Umumnya, seorang anak bisa dikatakan mengalami delayed walking apabila umurnya sudah lebih dari 18 bulan tapi belum bisa melangkahkan kakinya. 

Di luar itu, menurut IDAI, bayi mungkin dicurigai mengalami keterlambatan berjalan apabila menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: 

  • Ketika tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh.

  • Tubuh kaku dengan bahu dan kepala dilempar ke belakang pada saat akan diposisikan duduk.

  • Batang tubuh dan kedua tungkai lemas. 

  • Kedua kaki diangkat saat anak akan diberdirikan (anak tidak mau menapakkan kaki di lantai).

  • Duduk menumpu pada tulang ekor.

  • Duduk dengan tungkai posisi “W’’.

  • Anak berdiri pada saat ditarik ke arah duduk dari posisi berbaring.

  • Pada saat anak diminta posisi berdiri, lututnya cenderung menekuk atau melengkung ke belakang.

Penyebab anak mungkin mengalami terlambat berjalan karena kurang dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Misalnya, jarang diajak beraktivitas fisik dan anak terlalu sering digendong. Akibatnya, otot-otot anak belum kuat untuk bisa berjalan sendiri dengan baik.

Namun jika stimulasi dari keluarga sudah tepat dan sesuai, IDAI mengemukakan penyebab anak terlambat berjalan bisa jadi karena kondisi medis yang mendasari. Contohnya, masalah asupan nutrisi, down syndrome, cerebral palsy, atau masalah pada saraf tepi (sambungan otot-saraf), otot dan rangka, dan gangguan pada fungsi jantung dan parunya.

Kondisi seperti hipotonia (tonus otot yang menurun) dan hipertonia (tonus otot yang tinggi) juga dapat menyebabkan anak kesulitan berjalan, karena masalah pada otot tubuh membuat si Kecil kurang bisa mengontrol keseimbangan tubuhnya.

Oleh sebab itu, jika Bunda dan Ayah khawatir dengan perkembangan bayi yang belum bisa berjalan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penyebabnya.

Semoga artikel ini membantu, ya!

 

Referensi:

  1. IDAI | Tips Melatih Anak Berdiri dan Berjalan. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan
  2. IDAI | Penggunaan BABY WALKER. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker
  3. Learning to walk. (2022, August 18). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/learning-to-walk#:~:text=adventure%3A%20first%20steps.-,Babies%20usually%20start%20walking%20sometime%20between%20about%2010%20and%2018,ages%209%20and%2012%20months
  4. When babies walk, and how they learn to take those first steps. (2021). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/baby-development/baby-milestone-walking_6507
  5. Your child doesn’t walk yet. (2021). BabyCenter. https://www.babycenter.com/toddler/development/your-child-doesnt-walk-yet_12579
  6. Jablonski, N. (2019, September 12). Baby on the Move! How to Tell When Your Baby Is About to Start Walking. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/signs-baby-will-walk-soon#how-to-encourage-walking
  7. Umur Berapa Bayi Belajar Berjalan? Begini Penjelasan Dokter Anak – Info Sehat FKUI. (2023, March 13). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/umur-berapa-bayi-belajar-berjalan-begini-penjelasan-dokter-anak/#:~:text=Selanjutnya%2C%20pada%20sekitar%20usia%2010,bulan%20atau%201%2C5%20tahun
  8. Verywell. (2021). How to Teach a Baby to Walk. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/when-will-my-toddler-start-walking-289857

 

Artikel Terpopuler