Stunting pada si Kecil bisa saja terjadi karena penyerapan nutrisinya tidak optimal, seperti kekurangan zat besi dan vitamin C. Kondisi ini tentu saja menjadi salah satu hal yang membuat kita merasa was-was, ya, Bunda. Untuk mencegahnya, tentu ada banyak hal yang perlu dipahami lebih dulu.
Bunda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah stunting, Suatu kondisi kesehatan bisa diartikan sebagai terjadinya masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada si Kecil.
Sementara itu, zat besi (iron) dan vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat.
Penyerapan nutrisi optimal sangat penting bagi si Kecil karena mereka sedang mengalami periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Selama masa ini, tubuh si Kecil membutuhkan nutrisi yang cukup dan berkualitas untuk mendukung pertumbuhannya. Baik pertumbuhan tulang, perkembangan otak, pembentukan organ, termasuk untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya agar tidak gampang sakit.
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang perlu Bunda pahami untuk meningkatkan penyerapan nutrisi si Kecil, termasuk mengetahui apa yang perlu dilakukan agar penyerapan nutrisi bayi bisa optimal.
Baca Juga: 6 Pilihan Makanan untuk Mendukung Kecerdasan Otak Bayi
Penyebab Penyerapan Nutrisi Bayi Tidak Optimal
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi bayi tidak optimal, di antaranya disebabkan oleh:
1. Defisiensi Zat Besi dan Vitamin C
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kombinasi dari zat besi (iron) dan vitamin C bermanfaat untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat.
Artinya, jika bayi mengalami defisiensi dua nutrisi penting ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan di kemudian hari.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang bisa muncul apabila si Kecil kekurangan zat besi:
-
Anemia: Bayi yang mengalami kekurangan zat besi (defisiensi besi) dapat mengalami anemia. Kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen dengan efektif. Bayi dengan defisiensi besi lebih mudah mengalami kelelahan, lemah, pucat, nafsu makan yang berkurang, penurunan daya tahan terhadap infeksi, serta pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat.
-
Gangguan pertumbuhan dan kembang: Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi perkembangan motorik, kognitif, dan bahasa si Kecil. Bayi dengan defisiensi besi mungkin mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental.
-
Gangguan sistem kekebalan tubuh: Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh si Kecil, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Si Kecil dengan defisiensi besi mungkin sering mengalami infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, atau infeksi lainnya.
-
Gangguan kognitif dan perkembangan otak: Zat besi memiliki peran penting dalam fungsi otak dan kognitif. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar nantinya.
-
Gangguan perilaku dan mood: Kekurangan zat besi pada si Kecil dapat berkontribusi pada perubahan mood, seperti mudah marah, mudah lelah, dan suasana hati yang terganggu. Si Kecil juga mungkin mengalami kelesuan, kegelisahan, dan gangguan tidur.
-
Masalah gastrointestinal: Kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal, seperti peningkatan risiko gangguan pencernaan, sembelit, atau diare.
Sama seperti zat besi, vitamin C juga memiliki peran besar yang tidak bisa diabaikan bagi tumbuh kembang si Kecil.
Kekurangan Vitamin C, maka si Kecil akan berisiko mengalami beberapa masalah kesehatan. Di antaranya adalah:
-
Masalah pertumbuhan dan perkembangan: Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, protein yang membantu dalam pembentukan jaringan tubuh, termasuk tulang, gigi, kulit, dan pembuluh darah. Kekurangan vitamin C dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, serta mempengaruhi kesehatan tulang dan gigi.
2. Kesehatan Saluran Pencernaan
Kondisi kesehatan saluran pencernaan si Kecil memainkan peran penting dalam penyerapan nutrisi. Gangguan seperti gangguan pencernaan, penyakit inflamasi usus, gangguan penyerapan, atau infeksi saluran pencernaan dapat menghambat penyerapan nutrisi yang optimal.
3. Interaksi Kombinasi Makanan
Beberapa nutrisi mempengaruhi penyerapan nutrisi lainnya. Misalnya, penyerapan zat besi dapat dipengaruhi oleh asam askorbat (vitamin C) yang meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari sumber nabati. Sementara itu, kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi. Interaksi antara nutrisi dalam makanan dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi secara keseluruhan.
Baca Juga: Manfaat Vitamin C untuk Bayi dan Sumber Makanannya
4. Keadaan Nutrisi dan Status Gizi
Keadaan nutrisi dan status gizi si Kecil dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi. Misalnya, si Kecil dengan kekurangan zat besi mungkin memiliki penyerapan zat besi yang lebih efisien untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. Sebaliknya, si Kecil dengan defisiensi vitamin D dapat mengalami penurunan penyerapan kalsium. Jadi pastikan zat gizi si Kecil terpenuhi dengan baik, ya, Bunda.
5. Tahap Perkembangan Usia
Penyerapan nutrisi juga dapat dipengaruhi oleh usia dan tahap perkembangan bayi. Misalnya, pada usia bayi, sistem pencernaan belum sepenuhnya matang, sehingga kemampuan penyerapan nutrisi mungkin berbeda dengan si Kecil yang lebih besar.
6. Kondisi Kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan lain, seperti gangguan metabolik, gangguan endokrin, penyakit inflamasi, atau gangguan penyerapan, dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi si Kecil.
7. Faktor Lingkungan dan Pemberian Obat-obatan
Faktor lingkungan dan makanan juga dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi si Kecil. Misalnya, pola makan yang tidak seimbang, paparan racun atau zat kimia tertentu, atau penggunaan obat-obatan tertentu (terutama antibiotik) dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi. Pastikan Bunda menggunakan obat-obatan yang dibutuhkan si Kecil sesuai dengan rekomendasi Dokter Spesialis Anak dan dibawah pengawasannya, ya!
Penting bagi Bunda untuk memperhatikan faktor-faktor ini dan memastikan si Kecil mendapatkan sumber makanan yang seimbang. Dengan begitu tumbuh kembang si Kecil pun bisa lebih optimal.
Bunda bisa juga bisa selalu memantau tumbuh kembang si Kecil lewat Diary Tumbuh Kembang. Di sini, Bunda bisa menemukan beragam informasi terbaru seputar perkembangan si Kecil serta beragam fitur, seperti Panduan MPASi dan Grafik Pertumbuhan Anak. Gratis, Bun!.
Referensi:
- Cleveland Clinic. (2023). Malabsorption. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22722-malabsorption
- Baby centre. (2022). Five best foods for babies. https://www.babycentre.co.uk/a25010529/five-best-foods-for-babies
- Science Direct. (2020). Nutrient Absorption. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/nutrient-absorption
- Mayo Clinic. (2022). Iron deficiency in children: Prevention tips for parents. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634
- Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011). Asuhan Nutrisi Pediatrik. https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Rekomendasi-IDAI-Asuhan-Nutrisi-Pediatrik.pdf