Memenuhi kebutuhan gizi si Kecil merupakan tanggung jawab yang mulia bagi setiap orang tua. Dengan asupan nutrisi yang optimal, si Kecil dapat bertumbuh kembang dengan maksimal. Nah seiring dengan semakin bervariasinya pilihan jenis makanan anak menjelang usia 1 tahun nanti, kira-kira apakah si Kecil boleh mulai minum susu di usia yang masih 11 bulan?
Pasalnya, di dalam susu terdapat berbagai jenis nutrisi seperti protein, mineral ( kalsium, zinc, fosfor), zat besi, asam lemak esensial omega-3 & 6, hingga bermacam vitamin yang dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil memasuki tahun pertama usianya.
Untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Bunda, simak selengkapnya di sini, yuk!
Bolehkah Bayi 11 Bulan Minum Susu untuk Anak 1 Tahun?
Pada dasarnya, WHO bersama dengan IDAI merekomendasikan semua anak disusui ASI secara eksklusif dari lahir sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan sampai umur 2 tahun dengan didampingi MPASI.
ASI adalah nutrisi terbaik untuk anak yang keunggulan dan keistimewaannya sudah tidak diragukan lagi. Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang.
Selain itu, ASI juga memberikan perlindungan yang unik karena antibodi yang terkandung di dalam membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh si Kecil yang belum sepenuhnya terbentuk pada awal kehidupan.
Namun setelah berusia di atas usia 6 bulan, jumlah energi yang terkandung di dalam ASI sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan si Kecil. Oleh karena itu, orang tua harus mulai memberikan makanan pendamping ASI yang mengandung karbohidrat, protein hewani, dan lemak sehat sebagai sumber energi.
Selain itu, si Kecil juga membutuhkan tambahan asupan zat besi, seng (zinc), dan vitamin A karena kandungan zat tersebut pada ASI sudah tidak lagi bisa mengejar kebutuhannya.
Lalu yang jadi pertanyaan, apakah si Kecil yang berusia 11 bulan boleh diberikan susu untuk anak 1 tahun? Mengingat, susu merupakan sumber asupan yang kaya akan sejumlah zat gizi tersebut.
Anak yang berusia 11 bulan masih harus mendapatkan nutrisi utamanya dari ASI dan MPASI yang memadai sampai usia 1 tahun nanti. Susu selain ASI belum direkomendasikan untuk dikonsumsi anak di bawah usia 1 tahun tanpa konsultasi dan persetujuan dokter.
Sebelum anak berusia 12 bulan, susu selain ASI dapat membuatnya berisiko mengalami pendarahan usus. Susu selain ASI juga kemungkinan mengandung terlalu banyak protein dan mineral daripada batas wajar yang dibutuhkan anak di usia 11 bulan sehingga dapat berisiko mengganggu kerja ginjalnya.
Susu selain ASI juga mungkin dapat ditambahkan gula, yang belum dibutuhkan anak pada usia ini.
Usia Berapa Anak Sudah Boleh Diberikan Susu?
Anak sudah boleh mulai dikenalkan pada susu selain ASI ketika usianya sudah mencapai usia 12 bulan atau 1 tahun.
Meski begitu, mungkin ada beberapa kasus tertentu yang membuat si Kecil mulai diperkenalkan lebih dini pada susu selain ASI. Sangat wajar jika Bunda mempertimbangkan mencari alternatif asupan gizi lainnya karena satu dan lain hal. Setiap anak pun memiliki kebutuhan yang berbeda.
Jika Bunda sedang mempertimbangkan beralih ke susu untuk anak usia 1 tahun, sangat disarankan untuk mendiskusikan keputusan ini dengan dokter anak atau ahli gizi sebelum memulainya, agar si kebutuhan nutrisi si Kecil tetap terpenuhi dengan optimal tanpa risiko masalah kesehatan tertentu.
Yang paling penting adalah supaya setiap keputusan yang Bunda buat selalu berdasarkan saran profesional, ya!
Baca Juga: Resep MPASI 11 Bulan: Panduan, Tekstur, dan Nutrisinya
Nutrisi Penting untuk Anak Jelang Usia 1 Tahun
Pada usia 11 bulan, ASI dan MPASI masih lebih dari cukup menyediakan berbagai nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan si Kecil sampai setidaknya usia 1 tahun nanti.
Oleh karena itu, penting bagi Bunda membantu optimalkan tumbuh kembang anak menjelang 1 tahun dengan terus memberikan nutrisi yang tepat melalui MPASI yang bergizi seimbang untuk melengkapi kebutuhan gizinya.
Berikut ini nutrisi yang perlu Bunda optimalkan menjelang si Kecil memasuki usia 1 tahun:
1. Zat Besi
Zat besi adalah salah satu kebutuhan gizi yang sangat penting untuk anak usia dini. Zat besi berperan dalam memproduksi sel darah merah yang sehat dalam tubuh. Sel darah merah ini bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk organ dan jaringan.
Anak yang kekurangan zat besi dapat memiliki dampak serius, termasuk mempengaruhi pertumbuhan dan menyebabkan kondisi yang disebut anemia defisiensi besi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan anak mudah lelah dan lemas, serta mengganggu kemampuan tubuhnya, terutama saat beraktivitas.
Selain itu, kekurangan asupan zat besi juga dapat memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif anak. Si Kecil mungkin akan memiliki rentang perhatian yang lebih pendek. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi prestasi akademik anak, karena kesulitan dalam fokus dan konsentrasi saat belajar.
Baca Juga: 9 Ciri-Ciri Anak Kekurangan Zat Besi dan Cara Penuhi Kebutuhannya
2. DHA
Selama masa pertumbuhan, anak membutuhkan DHA (docosahexaenoic acid) untuk perkembangan fungsi kognitifnya. DHA merupakan jenis asam lemak omega-3 yang sangat dibutuhkan untuk membentuk struktur otak dan memastikan perkembangan sel-sel saraf yang optimal.
Berdasarkan hasil penelitian, asupan DHA telah terbukti dapat memfasilitasi sel-sel saraf otak dalam mengirim dan menerima sinyal rangsangan dari seluruh tubuh.
Ini berarti si Kecil akan lebih mudah dalam menyerap dan menyimpan informasi serta stimulasi yang diterimanya setiap hari. Dengan memastikan asupan yang cukup dari DHA, Bunda dapat mendukung perkembangan otak yang optimal pada si Kecil.
3. Omega 3&6
Omega-3 dan omega-6 adalah nutrisi penting yang dibutuhkan oleh si Kecil menjelang usia 1 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa asupan yang memadai dari omega-3 dan omega-6 dapat memiliki dampak positif pada perkembangan anak.
Omega-3 berperan penting dalam perkembangan koordinasi tangan dan mata pada anak. Selain itu, asupan yang cukup dari omega-3 juga dikaitkan dengan peningkatan rentang konsentrasi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sementara itu, omega-6 juga penting untuk menjaga kesehatan sel-sel tubuh dan mempengaruhi fungsi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Keseimbangan antara asupan omega-3 dan omega-6 sangat penting untuk menjaga fungsi tubuh si Kecil secara keseluruhan.
4. Vitamin C
Vitamin C berperan penting dalam berbagai fungsi vital dalam tubuh manusia, termasuk pada anak.
Salah satu manfaat utama vitamin C adalah mendukung daya tahan tubuh. Vitamin C berperan dalam meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu melindungi anak dari infeksi dan penyakit.
Selain itu, asupan vitamin C yang cukup dapat mendukung perkembangan yang optimal pada tulang dan gigi si Kecil, serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Vitamin C juga bermanfaat dalam peningkatan penyerapan zat besi. Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh dengan membantu mengubah zat besi non-heme (yang berasal dari sumber nabati) menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi penyerapan zat besi hingga dua kali lipat.
Perlu Bunda ketahui bahwa nutrisi seperti vitamin C, omega-3, omega-6, dan zat besi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh dan harus diperoleh melalui asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Dengan persiapan gizi yang optimal sejak dini, konsumsi susu dapat menjadi asupan pelengkap yang tepat untuk melanjutkan nutrisi si Kecil setelah 1 tahun nanti.
Oh ya, Bunda bisa unduh Panduan MPASI secara gratis untuk mendapatkan resep MPASI lengkap yang enak, bergizi, dan pastinya mudah dibuat.
Semoga artikel ini membantu!
Referensi:
- Iron (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2021). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/iron.html
- IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak
- Iron needs of babies and children. (2007). 12(4), 333–334. https://doi.org/10.1093/pch/12.4.333
- CDC. (2022, May 25). Cow’s Milk and Milk Alternatives . Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/foods-and-drinks/cows-milk-and-milk-alternatives.html
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/149/cegah-stunting-dengan-makanan-bergizi-seimbang-pada-1000-hari-kehidupan-pertama-anak
- IDAI | Pemberian Susu Formula pada Bayi Baru Lahir. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-susu-formula-pada-bayi-baru-lahir
- Kuratko, C. N., Erin Cernkovich Barrett, Nelson, E., & Salem, N. (2013). The Relationship of Docosahexaenoic Acid (DHA) with Learning and Behavior in Healthy Children: A Review. 5(7), 2777–2810. https://doi.org/10.3390/nu5072777
- R. Morgan Griffin. (2008, November 24). Who Needs Omega-3s? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/diet/features/who-needs-omega-3s
- R. Morgan Griffin. (2008, November 24). The Facts on Omega-3 Fatty Acids. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/healthy-aging/omega-3-fatty-acids-fact-sheet
- Ansley. (2020, April 16). Vitamin C for Babies: Safety, Efficacy, and Dosage. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-c-for-babies#vitamin-c