Seribu hari pertama kehidupan buah hati kesayangan Bunda merupakan masa emas anak yang dapat menentukan tumbuh kembang kesehatannya kelak. Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental buah hati akan berlangsung sangat pesat.
Periode emas 1000 hari pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting bagi pertumbuhan. Karena itu, Bunda disarankan untuk mengoptimalkannya dengan memberikan nutrisi lengkap dan stimulasi tepat. Berikut beberapa hal yang harus Bunda perhatikan selama periode emas anak.
Tinggi Badan Bertumbuh Pesat
Bunda akan sering dibuat terkesima dengan pertumbuhan panjang atau tinggi badan buah hati sejak lahir hingga usianya mencapai 2 tahun. Tinggi badan anak pada periode ini amat cepat. Tak jarang karena pertumbuhan yang demikian cepat, baju-baju si kecil menjadi cepat kesempitan alias tidak muat lagi.
Penelitian menjelaskan bahwa pada usia 2 tahun, tinggi badan anak bisa bertambah hingga hampir 75% dari panjang badan awalnya ketika lahir. Artinya jika anak Bunda lahir dengan panjang badan 50 cm, pada usia 2 tahun tinggi buah hati dapat mencapai 80 cm.
Tinggi badan ini pulalah yang dapat menjadi penanda paling mudah dilihat Bunda untuk mengetahui tumbuh kembang buah hati optimal atau tidak. Jika tinggi anak tidak bertambah secara wajar, artinya kemungkinan ia mengalami kekurangan gizi. Apabila terjadi, Bunda sebaiknya segera memperbaiki asupan makanannya.
Baca juga: Yuk Simak Perkembangan Anak 4 Tahun Disini
Masa Emas Anak dalam Perkembangan Otak
Perkembangan otak pada periode emas anak sangat cepat dibandingkan periode selanjutnya. Jika dioptimalkan dengan baik, kemampuan kognitif akan berkembang optimal dan menunjukkan kecerdasan luar biasa. Hal ini karena tumbuh kembang otak akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan buah hati secara keseluruhan.
Otak merupakan pusat kehidupan manusia. Pada masa emas anak, Bunda direkomendasikan untuk mendukung perkembangan otak buah hati dengan menyediakan nutrisi yang optimal dan memberikan stimulasi yang tepat. Jika otak berkembang baik, keseluruhan tubuh manusia tersebut juga akan bertumbuh baik.
Pertumbuhan otak anak sebenarnya sudah mulai terbentuk sejak trimester ketiga ia berada dalam kandungan. Kemudian saat buah hati Bunda lahir, kemampuan visual dan pendengaran anak mulai terasah. Inilah saat otak anak mulai membentuk saraf-saraf untuk menunjang pendengaran dan penglihatannya.
Memasuki usia 1 tahun, saraf otak yang berhubungan dengan bahasa berkembang pesat. Karena itulah, ketika memasuki usia hampir 1 tahun, buah hati Bunda akan lebih sering mengoceh dan mengeluarkan suara-suara tiruan dari di sekitarnya.
Apa saja sih, yang harus Bunda lakukan untuk bisa mengoptimalkan tumbuh kembang otak anak selama periode emas kehidupannya? Coba cek tips-tips di bawah ini, Bun.
1. Pastikan Asupan Nutrisi Otak Terpenuhi
Perkembangan otak membutuhkan protein, AA, DHA, Omega 3, Omega 6, zat besi, seng, yodium, kolin, folat, dan vitamin A, B6, dan B12. Karena itu, penting memberikan makanan penuh gizi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada periode emas ini, kemampuan tubuh anak menyerap nutrisi makanan pun sangat tinggi. Setidaknya, 50-75% nutrisi dan energi dari makanan yang dikonsumsi bisa diserap buah hati.
ASI eksklusif merupakan cara terbaik yang bisa Bunda lakukan untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi buah hati selama 6 bulan pertama kehidupannya. Syaratnya, Bunda harus mengonsumsi makanan-makanan kaya gizi. Jika perlu, bantu lengkapi kebutuhan nutrisi Bunda dengan susu presinutri SGM Bunda dengan Complinutri agar kualitas ASI semakin baik.
Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Kekurangan zat besi merupakan salah satu kasus yang cukup sering dialami anak-anak. Pada ibu hamil, kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia.
Otak sangat membutuhkan zat besi untuk mendukung kecepatan pemrosesan di otak, membantu mengontrol emosi, hingga menajamkan memori. Karena itu, pada masa menyusui, Bunda dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan kaya zat besi. Berikut beberapa jenis makanan yang bisa Bunda pilih sebagai sumber zat besi.
Dalam setiap 100 gram daging sapi, setidaknya terdapat 2,8 mg zat besi. Sementara itu, dalam setiap 100 gram daging putih, seperti daging ayam, terdapat, 1,5 mg zat besi.
Khususnya kacang merah dan kacang polong merupakan sumber zat besi tinggi untuk kebutuhan nutrisi ini bagi buah hati Bunda. Hanya saja, zat besi dalam sumber protein nabati ini agak susah diserap tubuh. Meski demikian, menjadikannya tambahan untuk memenuhi kebutuhan zat besi anak Bunda tentunya bukan pilihan yang salah.
Hati sapi atau ayam mengandung kandungan zat besi amat tinggi. Hati ayam mengandung 15,8 gram zat besi dalam setiap 100 gramnya. Dikarenakan kandungan zat besi yang cukup tinggi, bayi usia di bawah 1 tahun sebaiknya tidak perlu terlalu sering mengonsumsi hati, Bun. Pastikan Bunda memberikan asupan hati ayam dengan jumlah tepat sesuai usia si Kecil.
Berbagai sayuran hijau juga mengandung zat besi yang dibutuhkan tubuh buah hati Bunda, loh. Berikanlah bayam, selada, ataupun brokoli buat MPASI anak Bunda untuk mencukupi kebutuhannya akan zat besi.
2. Stimulasi
Sebuah studi menunjukkan, anak-anak yang menerima stimulasi selama periode emasnya akan tumbuh dewasa lebih cerdas dibandingkan yang tidak mendapatkan stimulasi tepat. Stimulasi yang baik juga mampu membuat anak lebih bahagia sehingga kesehatan mentalnya lebih terjaga.
Stimulasi yang bisa Bunda berikan kepada buah hati pun beraneka ragam. Untuk usia 0-2 tahun, berbagai stimulasi sederhana nyatanya dapat memengaruhi perkembangan otaknya. Apa saja itu?
Sejak lahir, sering-seringlah mengajak buah hati mengobrol. Ajaklah ia bicara selayaknya ia mengerti. Mungkin ia tidak akan mengerti setiap kata yang Bunda keluarkan, namun ini akan merangsang bagian bahasa di otaknya untuk mengenali kata.
Bacakan cerita-cerita penuh pesan moral kepada buah hati sejak masa emas anak berlangsung. Ketika ia hendak tidur, sembari menyusui, Bunda bisa menceritakan dongeng-dongeng untuk anak. Mendengar cerita dari Bunda bisa memicu otaknya untuk lebih kreatif. Pada akhirnya, akan mampu menumbuhkembangkan kreativitas anak secara lebih optimal.
Musik adalah bahasa universal, tidak terkecuali untuk anak. Memperdengarkan musik kepada buah hati juga mampu membuat emosinya lebih terkontrol. Otaknya pun akan lebih mudah terangsang untuk perkembangan optimal. Pilihlah musik yang lembut untuk diperdengarkan kepada anak Bunda karena pendengarannya masih amat sensitif pada 1000 hari pertama kehidupannya.
Perlindungan Optimal
Pastikan buah hati Bunda selalu terlindungi dengan optimal. Sebisa mungkin Bunda mesti menghindarkan buah hati dari beragam kekerasan, pelecehan, dan penelantaran. Walaupun masih kecil, perlakuan kekerasan hingga penelantaran bisa menimbulkan trauma yang memicu respons munculnya depresi.
Selain menjaga kesehatan mentalnya, Bunda juga mesti melindungi buah hati dari berbagai penyakit yang bisa menyerang. Imunisasi dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat menyerang buah hati.
Berikut adalah beberapa imunisasi, sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia, yang mesti Bunda berikan kepada buah hati sebelum usianya menginjak usia 2 tahun.
Hib merupakan singkatan dari Haemophilus influenzae type B. Imunisasi ini memang jarang disarankan karena biasanya virus tersebut menyerang anak di daerah dingin. Namun, tidak ada salahnya Bunda melindungi buah hati dengan imunisasi ini.
Imunisasi PCV berisi vaksin pneumokokus berfungsi melindungi tubuh dari kemungkinan terkena infeksi pneumokokus. Infeksi ini berisiko menghadirkan penyakit keracunan darah hingga radang otak atau meningitis yang berujung kematian. Imunisasi ini mulai bisa diberikan kepada anak ketika berusia 9 bulan.
Vaksin influenza mulai bisa diberikan kepada anak umur 6-23 bulan. Sebaiknya Bunda terus mengulang imunisasi jenis ini setiap tahun. Ini mengingat banyaknya jenis flu yang bisa saja menyerang buah hati.
MMR merupakan singkatan dari Mumps, Measles, Rubella. Vaksin ini bisa diberikan kepada anak usia 15-18 bulan. Sebaiknya pemberiannya diberi jangka waktu 6 bulan dengan waktu pemberian imunisasi campak atau PCV pada anak.
Imunisasi ini diharapkan bisa menghindarkan si buah hati dari serangan infeksi tifus yang bisa menyerang ususnya.
Terakhir, perlindungan kepada buah hati yang mesti diperhatikan adalah menghindari dari paparan polusi udara berlebihan. Terpaparnya anak terhadap polusi udara bisa membuat kerusakan jaringan saraf dan otak. Karena itu, buah hati Bunda sebaiknya tidak terlalu sering diajak berjalan-jalan di daerah berpolusi. Alangkah lebih baik membawanya ke tempat-tempat hijau, seperti pantai atau gunung, untuk mendapatkan udara segar yang minimal paparan polusi udara.
Periode emas buah hati tidak boleh dilewatkan dengan sia-sia, Bun. Mengetahui hal-hal penting tersebut, Bunda pun bisa melakukan treatment tepat kepada si Kecil hingga masa tumbuh kembangnya optimal dan menjadi Anak Generasi Maju.