Masa emas anak atau yang juga disebut the golden age adalah fase kehidupan yang dimulai sejak bayi masih dalam kandungan sampai dengan usia 2 tahun. Masa keemasan ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena perkembangan sel-sel otak terjadi sangat cepat sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Karena itu, sebaiknya Bunda selalu memperhatikan asupan nutrisi dan stimulasi yang diberikan untuk si Kecil pada masa ini. Kurang optimalnya asupan nutrisi dan stimulasi pada periode emas dapat berisiko menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang yang sulit untuk diperbaiki.
Apa saja, sih, yang bisa Bunda lakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang 1000 hari pertama bayi? Coba cek berbagai tipsnya di bawah ini, yuk.
Mengapa Golden Age itu Penting?
Masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan masa paling kritis untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan kognitif anak. Selama masa keemasan ini, otak anak akan terbentuk hampir sempurna, yaitu mencapai 80% dari kapasitas maksimalnya, sehingga akan menentukan kecerdasan si Kecil di masa depan.
Gangguan yang terjadi selama periode ini akan berdampak pada kelangsungan tumbuh kembang anak yang bersifat permanen, seperti stunting yang sulit untuk diperbaiki setelah berusia 2 tahun
Maka itu, peran Bunda sebagai orang tua menjadi semakin penting untuk memahami cara mengoptimalkan masa emas anak. Sebab, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Nah, kunci utama dalam mengoptimalkan 1000 hari kehidupan anak sebenarnya harus dimulai sejak masa kehamilan. Sebab, gangguan tumbuh kembang sepert stunting sudah dapat terjadi sejak dalam kandungan meski gejalanya baru umum terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Akan tetapi, belum terlambat untuk mulai mengoptimalkannya sekarang ketika si Kecil baru terlahir ke dunia. Apa pun upaya yang Bunda selama masih dalam periode emas ini (0-2 tahun) dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kesehatan, perkembangan, dan masa depan anak, bahkan mencegah stunting.
Bagaimana Sebaiknya Mengoptimalkan Masa Keemasan Anak?
Setelah anak lahir hingga berusia 2 tahun, lanjutkan upaya Bunda memenuhi segala kebutuhan si Kecil di periode emasnya dengan cara berikut ini:
1. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini
Pasca melahirkan, pastikan Bunda segera melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi mencari sendiri puting susu Bunda untuk mulai menyusu, tidak disodorkan oleh Bunda atau perawat ke puting susu.
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama periode menyusui. Dengan demikian, kebutuhan gizi bayi dapat terjamin terpenuhi hingga usia 2 tahun dan mencegah risiko kurang gizi.
Bayi yang diberi kesempatan melakukan IMD akan mendapatkan kolostrum, yaitu cairan ASI yang pertama kali keluar sejak hari pertama sampai dengan hari kelima setelah persalinan.
Kolostrum ini berwarna kuning pekat dengan konsistensi yang kental dan lengket. Kandungannya sangat kaya akan protein serta vitamin larut lemak dan mineral penting.
Kolostrum juga kaya akan immunoglobulin A (Ig A) yang berfungsi melapisi saluran cerna bayi agar kuman tidak dapat masuk ke dalam aliran darah, dan akan melindungi bayi sampai sistem imunnya berfungsi dengan baik.
Baca juga:
2. Menyusui ASI Eksklusif Minimal 6 Bulan
Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa menyusui eksklusif selama minimal 6 bulan pertama usia bayi dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang.
Nilai nutrisi ASI tergolong lengkap dan unik yang tidak dapat ditiru karena mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan air dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan bayi.
Khususnya, jenis asam lemak yang terdapat di ASI terbukti memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan otak di awal kehidupan bayi yang menyebabkan kemampuan melihat dan fungsi kognitif si Kecil berkembang lebih awal.
Berdasarkan kajian ilmiah, menyusui eksklusif bahkan dapat berpengaruh terhadap perkembangan intelektual anak. Anak yang disusui mempunyai tingkat intelegensi (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang lebih matang untuk membantunya lebih siap belajar dan bersosialisasi seiring usianya bertambah nanti.
Menyusui eksklusif selama minimal 6 bulan juga terbukti sangat mengurangi risiko bayi terpapar berbagai penyakit infeksi seperti diare, ISPA, dan infeksi telinga, hingga penyakit kronis lain di kemudian hari.
Ini karena ASI mengandung zat kekebalan (antibodi) dari tubuh Bunda yang kemudian ditransfer ke bayi untuk membantu mengatur respons imun tubuhnya melawan infeksi.
Saluran cerna bayi yang mendapat ASI mengandung banyak bakteri baik yang dapat meningkatkan sistem imun dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Karena sistem imun bayi belum sepenuhnya matang, kandungan ASI pertama akan melengkapi kekurangan tersebut
3. Berikan MPASI Gizi Lengkap Sejak Usia 6 Bulan
Setelah usia si Kecil lewat dari 6 bulan, tetap penting meneruskan menyusui ASI hingga usia 23 bulan dengan didampingi oleh pemberian MPASI bergizi lengkap untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang kian bertambah.
MPASI pertama bayi harus yang bergizi lengkap, artinya menu makanan mengandung gizi yang lebih bervariasi. Jadi tidak hanya mencakup karbohidrat, protein, dan serat, tapi ada juga kandungan lemak sehat serta vitamin dan mineral penting lain dalam jumlah yang cukup sesuai usianya.
Sebab, kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena masa emas anak merupakan masa pertumbuhan dengan laju metabolisme tinggi sampai ia berusia 2 tahun.
Vitamin dan mineral yang harus dioptimalkan dalam periode pemberian MPASI terutama adalah zat besi, seng (zinc), dan vitamin A. Sebab, meski ketiga kandungan ini terdapat dalam ASI, jumlahnya sudah tidak dapat mengejar kebutuhan harian bayi sehingga harus ditambah dari makanan.
Masa peralihan ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan merupakan masa rawan pertumbuhan anak karena bila tidak diberi makanan yang tepat, baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat terjadi malnutrisi.
4. Berikan Stimulasi yang Tepat
Selain nutrisi, untuk menstimulasi perkembangan otak anak juga diperlukan stimulasi yang tepat sesuai usia si Kecil. Perkembangan sel saraf otak bayi tidak akan maksimal jika tidak mendapat rangsangan yang cukup pada masa emasnya.
Berikan stimulasi dengan cara mengajak si Kecil bermain atau melakukan aktivitas fisik yang bervariasi dan menyenangkan untuk membantunya belajar mencapai milestone baru. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur, terhadap keempat ranah perkembangan si Kecil.
Misalkan, untuk bayi usia 0-3 bulan, Bunda dapat tengkurapkan si Kecil (tummy time) untuk melatihnya belajar berguling dan tengkurap sendiri. Di saat yang bersamaan Bunda juga bisa sering-sering mengajak si Kecil ngobrol, karena menginjak usia 4 bulan ia akan sering berceloteh “pa-pa” atau “ma-ma”.
Baca juga: Ciri-Ciri Bayi Overstimulasi dan Cara Mengatasinya
5. Kondisikan si Kecil di Lingkungan yang Aman dan Bahagia
Agar si Kecil tumbuh dan berkembang dengan baik, Mama perlu memastikan ia menerima kasih sayang yang cukup dan merasa aman serta nyaman.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan di rumah yang hangat dan penuh kasih sayang memiliki ukuran hippocampus (bagian kecil di otak yang berperan penting dalam mengingat informasi baru dan menghubungkan emosi ke dalam ingatan tersebut) yang hampir 10% lebih besar daripada anak-anak yang dibesarkan tanpa cinta dan kasih sayang.
Hippocampus juga merupakan bagian otak yang bertanggung jawab pada kemampuan anak belajar, menyimpan informasi, dan mengingat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengasuh si Kecil dengan penuh cinta kasih agar otaknya anak dapat berkembang secara optimal selama masa keemasan.
6. Pastikan Imunisasi Lengkap
Mengoptimalkan masa keemasan anak juga tidak jauh-jauh dari menjaga kekebalan tubuhnya agar tetap kuat. Karena dengan tubuh yang sehat, si Kecil bisa lebih siap belajar menyerap informasi baru yang ia terima dari stimulasi sehari-hari.
Pada dasarnya, bayi sudah punya kekebalan tubuh alami yang ia peroleh sejak berada di dalam kandungan. Namun, kekebalan tersebut berangsur-angsur menurun sehingga perlu diperkuat lewat pemberian vaksin.
Nah, jadwal imunisasi dibuat berurutan dan harus didapatkan sesuai jadwal agar si Kecil bisa mendapatkan proteksi yang optimal ketika tubuhnya sangat membutuhkan, yaitu saat kekebalan tubuhnya menurun terhadap suatu penyakit.
Mempersiapkan masa emas anak merupakan hal krusial untuk masa depan si Kecil. Yuk, Bun, terus pantau tumbuh kembang si Kecil sesuai tahapan usianya lewat Diary Generasi Maju. Di sini Bunda bisa dapatkan akses gratis ke berbagai info, panduan, dan fitur edukatif yang berguna untuk maksimalkan tumbuh kembang si Kecil, lho!
Referensi:
- IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
- IDAI | Makanan Pendamping ASI (MPASI). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi
- Mengejar Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak – PASCASARJANA. (2018, December 18). Unj.ac.id. https://pps.unj.ac.id/mengejar-periode-emas-1000-hari-pertama-kehidupan-anak/
- IDAI | Mengapa Ibu harus menyusui ? (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengapa-ibu-harus-menyusui-2
- Rosita. (2021, March 18). Pentingnya Melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Unair.ac.id. https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/2536-pentingnya-melakukan-inisiasi-menyusui-dini
- DINKES - Inisiasi Menyusu Dini (IMD). (2023). Kulonprogokab.go.id. https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/12/inisiasi-menyusu-dini-imd
- Mengejar Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak – PASCASARJANA. (2018, December 18). Unj.ac.id. https://pps.unj.ac.id/mengejar-periode-emas-1000-hari-pertama-kehidupan-anak/#:~:text=Kemudian%2C%20anak%20yang%20mengalami%20kekurangan,yang%20menurunkan%20produktivitas%20masa%20dewasa